Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anisa Nur Aeni

Sejarah Kelahiran Aswaja

Agama | 2021-10-22 01:06:46

Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah (Aswaja) adalah salah satu aliran pemahaman teologis (Aqiedah) Islam. Selain Aswaja ada faham-faham teologi lain seperti Khawarij, Murji’ah, Qadariyah, Jabariyah dan Syi’ah. Pemahaman teologi Aswaja ini diyakini sebagian besar umat Islam sebagai pemahaman yang benar yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Kemudian secara turun-temurun faham Aswaja diajarkan kepada generasi berikutnya (Tabi’in-Tabi’it Tabi’in) dan selanjutnya diteruskan oleh generasi-generasi berikutnya sehingga sampai kepada kita. Hal ini – tentu – dapat dibuktikan melalui kajian-kajian literer keagamaan. Berkaitan dengan ini ribuan kitab dan buku telah ditulis oleh banyak ulama dan pakar/ahli. Menurut telaah sejarah, istilah Aswaja muncul sebagai reaksi terhadap faham kelompok Mu’tazilah, yang dikenal sebagai “kaum rasionalis Islam” yang ekstrim. Kelompok ini mengedepankan pemahaman teologi Islam yang bersifat rasionalis (‘aqli) dan liberalis. Faham Mu’tazilah ini antara lain dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran filsafati dari Yunani. Mereka berpegang teguh pada faham Qadariyah atau freez will, yaitu konsep pemikiran yang mengandung faham kebebasan dan berkuasanya manusia atas perbuatan-perbuatannya. Artinya, perbuatan manusia itu diwujudkan oleh manusia itu sendiri, bukan diciptakan Tuhan. Di samping reaksi terhadap faham Mu’tazilah, Aswaja juga berusaha mengatasi suatu faham ekstrim yang lain, yang berlawanan faham secara total dengan kaum Mu’tazilah, yaitu faham kaum Jabariyah.di mana mereka berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan atau kuasa dalam berkehendak dan berbuat. Kehendak (iradah) dan perbuatan manusia terikat dengan kehendak mutlak

Aswaja adalah postulat dari ungkapan Nabi Agung Muhammad Salallahu’alaihi wa sallam. “Man ana ‘alaihi wa ashabi” berarti, golongan aswaja adalah yang mengikuti ajaran Islam sebagaimana yang telah dianjarkan dan diamalkan Nabi agung Rasulullah beserta para sahabatnya beliau. Ahlusunnah wal jama’ah merupakan salah satu diantara banyak aliran dan sekte yang bermuculan dalam Islam. Diantara seluruh aliran yang ada, kiranya aswaja inilah yang memiliki banyak pengikut bahkan banyak diantara semua sekte. Jadi dapat dikatakan bahwasannya, aswaja memegang perananan yang cukup luas dalam perkembangan pemikiran Islam. Tentunya ada banyak hal yang mempengaruhi proses kelahirannya aswaja ini dari sejarah. Diantaranya yang cukup populer adalah tingginya suhu konstelasi politik yang terjadi yang terjadi pada masa setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Wafatnya Utsman bin Affan yaitu khalifah ke-3 menyulut berbagai macam reaksi. Utamanya, tentu karena ia wafat dalam keadaan terbunuh, tidak dalam peperangan. Hal ini memantik semangat di kalangan untuk menuntut Imam Ali, Pengganti Utsman untuk bertanggung jawab. Terlebih sang pembunuh ini masih memiliki hubungan darah dengan Ali itu sendiri , sehingga tidak segera mendapat hukuman setimpal. Muawwiyah bin Abu Sofyan, aisyah dan Abdullah bin Thallah, serta Amr bin Ash adalah beberapa diantara sekian banyak sohabat nabi yang sangat getol sekali menuntut keadilan kepada Ali. Bahkan hampir semuanya harus dihadapi Ali dalam sejumlah peperangan yang semuanya tentu dimenangkan oleh pihak Ali tersebut. Dan yangcukup mengejutkan adalah strategi Amr bin Ash dalam peperangan Shiffin di tepi sungai Euftar, pada akhgir tahun 39 Hijriah. Dengan mengangkat sebuah mushaf di atas tombak. Tindakan tersebut dilakukan setelah pasukan Amr dan Muawiyah terdesak. Tujuannya hendak mengembalikan segala perselisihan kepada hukum Allah. Dan Alipun setuju, meskipun banyak dari pengikutnya yang tidak puas. Akhirnya, tahkim di Daumatul Jandal , sebuah desa di tepi laut merah beberapa puluh kilo utara Makkah, menjadi akar dari perpecahayan pendukung Ali yang mana menjadi Syi’ah. Kian lengkaplah perseteruan yang terjadi antara kelompok ali, kelompok khawarij, kelompok muawiyah dan sisanya pengikut Aisyah dan Abdullah ibn Thalhah. Ternyata perseteruan ini membawa dampakj yang bisa dikatakan cukup besar dalam ajaran Islam. Hal ini terjadi tatkala banyak kalangan menunggangi teks untuk kepentingan politik belaka. Celakanya kepentingan ini begitu jelas terbaca oleh public terlebih masa Yazid bin Muawiyah. Yazid waktu itu mencoreng nama dinasti Umaiyah. Dengan sengajanya ia memerintahkan pembantaian Husein bin Ali beserta 70 anggota keluarganya di karbala, dekat dengan kota kufah, iraq. Yang lebih parahnya lagi kepala Husein ini dipenggal kemudian di arak menuju damaskus, pusat pemerintahan umaiyah. Bagaimanapun juga tentunya husein ini merupakan cucu dari Nabi Muhammad Saw, yang begitu dicintai umat Islam. Oleh karenanya kemarahan umat takdapat dibendung. Akhirnya dinasti Umaiyah mengancam stabilitas dinasti. Akhirnya lahir juga paham jabariyah. Dan ajaran jabariyah ini mnyatakan bahwasannya manusia tidak memiliki kekuasaan sama sekali. Manusia harus tunduk kepada takdir yang sudah Tuhan tentukan tanpa bisa berubah. Saat,melihat maraknya popularitas yang ada di kalangan umat Muslim akhirnya ada beberapa hadits yang dipopulerkan oleh para ulama yang mendorong umat muslim bersatu.Ada beberapa Hadits yang sudah tercatat ,dua diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dan ada satu yang diriwayatkan oleh Imam Tabrani.Diceritakan dalam Hadits ini bahwa umat Yahudi akan terpecah dalam 71 golongan,Nasrani menjadi 72 golongan,dan Islam ada 73 golongan.Ada salah satu Hadits yang menyebutkan “Semua golongan umat Islam itu masuk neraka kecuali satu.” Lalu ada yang bertanya “Siapa mereka itu,Rasul?tanya sahabat. “Ma ana ‘Alaihi wa Ashabi,”,jawab Rasul,Dan dalam Hadits riwayat Thabrani ,secara eksplisit dinyatakan bahwa golongan itu adalah Ahlussunah wa al-jama’ah. Perkataan Nabi tersebut lantas menjadi sorotan,Sejak saat itu kata aswaja atau Sunni menjadi populer di kalangan umat Muslim.Jika sudah demikian ,bisa dipastikan ,tak akan ada penganut aswaja yang berani mempersoalkan sebutan ,serta hadits yang digunakan justifikasi kendati banyak terdapat keracunan didalamnya.Karena jika diperhatikan lebih lanjut,hadits itu bertentangan dengan beberapa ayat tentang kemanusiaan Muhammad,bukan peramal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image