Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anita Hoirunisa

Mengenal Lebih Jauh Tentang Aswaja

Agama | Thursday, 21 Oct 2021, 21:10 WIB

“Istilah ahlussunnah Wal jamaah telah populer di kenal di kalangan masyarakat, terutama di kalangan umat Islam. Bahkan sampai dibuat ajang oleh sebagian umat Islam sendiri untuk saling kafir mengkafirkan, maksudnya dibuat alat tuding menuding sehingga akhirnya umat Islam terpecah belah bercerai-berai bahkan saling bermusuhan, atau golonganku yang benar dan ini-itu golongan yang salah, dan sebagainya”. Istiah ahlussunnah waljamaah dimaksudkan adalah untuk menyatakan predikat bagi orang-orang yang mengikuti dan berpegang teguh pada apa yang dipegang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.” Yang mengikuti cara hidupnya, dengan itu berarti mereka memelihara dari hal-hal yang akan mengeluarkan dari jemaah Rasulullah yakni para sahabatnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Thabrani disebutkan, yang artinya : “Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tangannya akan berfirqoh umatku sebanyak 73 firqoh, maka hanya 1 firqoh yang akan masuk surga dan yang 72 akan masuk neraka. Mendengar pernyataan itu para sahabat bertanya : siapakah mereka itu ya Rasulullah? lalu beliau menjawab (Ahlul sunnah Wal jamaah)” Hadits riwayat Thabrani.

Hadits serupa ini artinya tersebut juga dalam kitab Al milal dan nihal juz 1 halaman 11 yang ditulis oleh syekh Rasyid syahrastani yang artinya : “Akanan berfirqoh umatku sebanyak 73 firqoh yang selamat hanyalah satu sedangkan selebihnya hancur binasa. Ditanyakan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam siapakah firqoh itu?, ditanya lagi siapakah ahlussunnah Wal jamaah itu?, Nabi Muhammad SAW menjawab : yaitu orang-orang yang senantiasa berpegang teguh pada apa yang kau pegang hari ini dan para sasahabatku.

Sebelum timbulnya mazhab mazhab teologi khawarij, murji'ah, qodariyah, jabariyah, dan muktazilah maka dalam dunia islam orang belum mengkhususkan suatu mazhab. Dengan istilah ahlussunnah Wal jamaah sebab semua umat Islam secara pasif otomatis saja adalah sebagai ahlus sunnah nabi, tapi khilaf lagi ahli Sunnah merupakan jalan yang ditempuh Rasulullah alaihi wasallam dan para sahabatnya. Mazhab-mazhab tidak ada akan tetapi tatkala timbul bermacam-macam mazhab ilmu kalam itu terutama aliran mu'tazilah yang amat meragukan kebenaran sunnah nabi dan ingin menafsirkan Alquran dengan filsafat filsafat saja, maka sebagai reaksinya timbulah di kalangan mayoritas umat Islam suatu gerakan tegas ingin membela sunnah nabi dalam menafsirkan Al Qur’an. Dan golongan inilah yang kemudian menambahkan dirinya ahlussunnah Wal jamaah, berarti pembela sunnah dan iman orang banyak.

Mula-mula ahli Sunnah dipimpin oleh tokoh yang lebih mementingkan dalil-dalil naqli al-quran dan al-hadits saja. Dari para dalil dalil aqli yang berdasarkan logika tokoh seperti ini yang amat terkenal ialah Ahmad bin hanbal, beliau sangat menentang filsafat mutakallimin dengan berkata “larilah kamu dari ilmu kalam seperti kamu lari dari terkaman sisinga”.Sebagai sumber kepercayaan hanya diakuinya apa yang tertulis dalam Alquran dan hadis saja, karena ketegasan dan kekerasan pendapatnya Ahmad bin hanbal pernah dipenjarakan di zaman khalifah mu'tazilah atau Al Makmun.

“Sehingga ahlussunnah di zaman ini mengenai kemunduran, meskipun rakyat awam banyak menganutnya. Barulah setelah lebih dari setengah abad ke mudian mazhab ahlussunnah Wal jamaah mendapatkan dasar-dasar dogmatik yang kuat dalam menghadapi filsafat teologi kaum mu'tazilah, yaitu setelah munculnya dua orang ulama besar yang pendapat-pendapatnya dapat diterima sebagai pendapat ahlus Sunnah juga yaitu Abdul Hasan Al Asy'ari tahun 260 sampai 324 Hijriyah dan Abu Mansur Al maturidi wafat pada 333 Hijriyah. Kedua ulama besar ini menyusun teori dogmatika nya dengan sangat penyesuaian antara Alquran dan hadis, dengan logika akal pendapat kedua ulama ini terutama Al Asy'ari amatlah berpengaruh dan diterima oleh mazhab ahlussunnah. Sesudahnya meskipun dibanding pendapat ahlus Sunnah sebelumnya pendapat Al Asy'ari ternyata banyak juga perbedaannya, akan tetapi setelah wafatnya imam Asy'ari aliran asy'ariah mengalami perubahan yang cepat berubah dari sebagai penghubung antara aliran lama dan aliran baru menjadi lebih condong kepada segi akal pikiran semata-mata dan memberinya tempat yang lebih luas daripada nash-nash itu sendiri, dari perkembangan dan perubahan itu mereka sampai berani mengatakan bahwa akal pikiran menjadi dasar naql atau Nash, karena dengan akal lah kita menetapkan adanya Tuhan. Oleh karena itu seringkali orang menyebut bahwa yang dimaksud dengan ahlus Sunnah Wal jamaah di dalam lapangan teologi Islam adalah paham kaum asy'ariyah dan maturidiyah..”

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image