Kaca Mata Mahasiswa Terhadap Kenaikan Drastis Harga Tiket Masuk Candi Borobudur
Info Terkini | 2022-06-16 18:21:58Candi Borobudur merupakan peninggalan dari Wangsa Syailendra yang rampung dibangun pada tahun 825 masa Raja Samaratungga. Candi ini merupakan peninggalan sejarah yang sangat megah dan memiliki kisah tersendiri didalamnya terutama bagi umat Buddha yang setiap tahunya merayakan hari raya Tri Suci Waisak disini. Candi Borobudur memiliki keunikan tersendiri pada struktur bangunannya yang terdiri dari tiga bagian yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
Keunikan dari Candi Borobudur tersebut membuat banyak orang tertarik untuk mengunjungi salah satu candi termegah di Indonesia ini. Tak hanya warga lokal saja yang berkunjung, akan tetapi tak sedikit turis yang datang ke Indonesia untuk Candi Borobudur. Banyaknya pengunjung menimbulkan permasalahan baru, dimana banyak oknum tidak bertanggung jawab yang tidak ikut melestarikan warisan sejarah ini. Akibatnya, sekarang banyak Stupa dan Arca Buddha yang rusak karena ulah tangan-tangan usil.
Adanya kerusakan itu membuat pemerintah berniat menaikkan harga tiket masuk wisata Candi Borobudur menjadi Rp 750.000 untuk lokal dan US$ 100 untuk turis asing. Tujuannya adalah pengunjung yang datang diharapkan hanya orang-orang yang memiliki kepentingan khusus seperti belajar tentang sejarah Candi Borobudur agar dapat menjaga warisan sejarah dan budaya nusantara. Selain itu, jumlah wisatawan yang diizinkan masuk ke kuil dibatasi hingga 1.200 orang setiap hari serta semua wisatawan akan diminta untuk menyewa pemandu wisata yang disediakan oleh penduduk lokal di kawasan Borobudur.
Namun, kenaikan tarif masuk candi di Jawa Tengah ini dinilai berlebihan dan tidak wajar untuk sebuah objek wisata. Presiden Indonesia, Joko Widodo, resmi menyampaikan adanya penundaan kenaikan harga tiket Candi Borobudur. Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, juga memilih untuk menunda kenaikan harga tiket. Beliau menyampaikan bahwa penetapan harga tiket masuk itu karena adanya sistem kuota harian bagi individu yang diizinkan mendaki ke puncak Candi Borobudur.
Sebagai penulis sekaligus mahasiswa Universitas Airlangga, saya bersemangat untuk melestarikan candi bersejarah ini. Namun, menaikkan harga sebanyak itu bukanlah pilihan yang layak. Cara terbaik menurut saya adalah mengembangkan kebijakan komprehensif yang menggabungkan pengelolaan warisan budaya, layanan berkualitas tinggi, dan perlindungan ekonomi bagi UMKM di hotspot wisata. Kebijakan lainnya bisa diambil dengan membatasi pendatang, lalu tiap pengunjung dibagi berkelompok dengan pemandu dari warga sekitar di tiap kelompoknya. Jika kenaikan harga terpaksa harus diambil, mengontrol tingkat kenaikan harga tersebut merupakan Langkah yang tepat sehingga tidak terlalu melonjak tinggi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.