Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ramona Abdullah Yasin

Jika Asma Radhiyallahu Anha Melihat Muslimah Zaman Ini

Gaya Hidup | Wednesday, 15 Jun 2022, 14:35 WIB

Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anha adalah salah satu shahabiat Nabi yang pertama masuk Islam.

sumber gambar : dokpri

Ia berbaiat kepada Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam setelah sebelumnya 17 Sahabat mengucapkan syahadat. Mungkin ia tidak seterkenal saudarinya Aisyah ummul mu’minin Radhiyallahu ‘Anha, tapi sejarah mencatat banyak perjuangan yang telah ia berikan untuk Islam.

Salah satu perjuangan beliau yang tercatat dalam sejarah adalah ketika menasehati anak pertamanya Abdullah bin Zubair Radhiyallahu ‘Anhu yang saat itu menjadi khalifah.

Ketika itu Abdullah Radhiyallahu ‘Anhu yang sebagai Khalifah di jamannya ditinggal oleh kaumnya yang membangkang dan berpaling membaiat Marwah bin Hakam sebagai Khalifah baru mereka.

Tercatat kurang lebih jumlah mereka mencapai 10000 bahkan anak-anak dan keluarganya juga termasuk dari mereka, ia datang kepada ibunya dan mengeluhkan apa yang sedang dialami.

Asma Radhiyallahu ‘Anha dengan kebijaksanaanya menasehati sang anak “ Jika engkau yakin engkau berada dalam kebenaran maka bersabarlah di atasnya ,sesungguhnya para sahabatmu telah mati di atasnya(kebenaran), jangan biarkan anak-anak kecil dari Hijjaz mepermainkanmu”.

Nasehat yang menakjubkan, dan tidak keluar kecuali dari sosok yang luar biasa. Asma Radhiyallahu ‘Anha sangat tidak ingin penyakit cinta dunia dan takut mati singgah di hati anak-anaknya, apalagi pada dirinya.

Ketidak tertarikannya terhadap dunia terlihat juga dari sikap dermawannya. Ia dan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha terkenal dengan kedermawaan mereka, namun kedermawaan mereka berbeda.

Aisyah Radhiyallahu ‘Anha suka mengumpulkan hartanya yang setelah banyak lalu di sedehkakan, sedangkan Asma Radhiyallahu ‘Anha ketika memiliki harta ia sedekahkan semuanya tampa memikirkan apa yang akan ia makan pada esok harinya.

Ketika ia menderita sakit yang cukup parah, ia memerdekakan seluruh budaknya tanpa menyisakan satupun dari mereka, tak cukup sampai situ saja.

Ketika sang ayah Abu Bakar As-sidiq Radhiyallahu ‘Anhu menyedekahkan seluruh hartanya dan tidak meninggalkan sesuatupun untuk keluarganya ia tak sedih akan hal itu ,dan ketika kakeknya yang buta datang untuk menanyakan hal tersebut karena kahwatir akan kehidupan cucunya, Asma Radhiyallahu ‘Anha menenangkannya dan berkata bahwa Abu bakar Radhiyallahu ‘Anhu masih meninggalkan harta untuk mereka. Untuk menenangkan sang kakek, Asma Radhiyallahu ‘Anha pun mengambil batu lalu diletakkan di kantong yang dulu bapaknya meletakkan harta mereka didalamnya untuk ditunjukan pada sang kakek, kakeknya pun yakin bahwa Abu bakar Radhiyallahu ‘Anhu tak akan meninggalkan cucu-cucunya dalam kelaparan, menakjubkan kedermawan wanita yang bergelar Dzatu nithaqaini.

Asma Radhiyallahu ‘Anha termasuk sosok yang ikut andil dalam tersebarnya dakwah Islam. Ia telah meriwayatkan 58 hadist dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia juga termasuk sosok kritis ketika mengalami suatu permasalahan yang berkaitan dengan perkara agama hal itu mencermikan kecintaannya yang besar terhadap Ilmu.

Tidak hanya semangat dalam menuntut ilmu tapi ia juga berperan penting dalam tegaknya syariat Islam. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan ayahnya akan pergi berhijrah ia ikut mempersiapkan makanan yang akan mereka bawah saat hijrah, dan meberikan kedua selendangnya untuk dijadikan tempat makanan dan minuman mereka yang dengan itu ia mendapat julukan Dzatu Nithaqoini ( pemilik dua selendang) .

Sejarah juga mencatat bahwa ia pernah ikut serta dalam perang bersama suaminya Zubair bin Awwam Radhiyallahu ‘Anhu di Perang Maysruk, yang menunjukan keberaniannya dalam melawan musuh Islam.

Begitu banyak pelajaran yang bisa diambil dari sosok Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anha. Terutama untuk kita para muslimah yang berada pada jaman fitnah, yang dunia menjadikan banyak di antara kita melupakan kehidupan yang abadi.

Kedermawannya yang sampai sampai kita berfikir ia tak menyisakan kenginginannya untuk dunia, tidak muncul begitu saja. Kedermawanan itu muncul karena keyakinan atas nikmat yang abadi di akhirat yang di janjikan Allah Subhanahu Wata’ala untuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya.

Bukankah dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

إِنَّا جَعَلْنا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَها لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً () وَإِنَّا لَجاعِلُونَ مَا عَلَيْها صَعِيداً جُرُزاً

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya () Kami itu benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.” (Quran Surat: Al-Kahfi Ayat 7-8).

Dunia dan segala apa yang di dalamnya diciptakan Allah Subhanahu Wata’ala untuk menguji siapa di antara hambanya yang paling bertakwa. Namun kebanyakan di antara kita menjadikannya hanya sebagai tempat untuk bersenda gurau atau hanya sebagai tempat mengumpulkan harta, padahal pada hakikatnya tidak seperti itu.

Keyakinan atas hakekat dunia yang hanya sementara telah lama pergi dari hati sebagian besar muslimah saat ini, dan menjadikan semangat mereka dalam menuntun ilmu, mengamalkan,dan mendakwahkannyapun ikut pergi.

Entah apa yang akan dikatakan sosok Asma Radhiyallahu ‘Anha jika melihat Muslimah pada zaman ini yang lebih mencintai pola hidup orang kafir dan mencapahkan pola hidup yang dibuat oleh Sang Khalik yang Maha menghetahui apa yang baik untuknya.

تَركْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ، لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ، وَسُنَّةَ نَبِيِّه

“Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selagimana kamu berpegang dengannya iaitu kitab Allah (al-Qur’an) dan sunnah Nabi-Nya (Hadis Riwayat Imam Malik)

Hadist di atas memberikan kabar kepada kita bahwa orang yang senantiasa berpegang teguh di atas agama ialah orang yang akan diberikan petunjuk dan tidak akan tersesat. Hal ini tidak akan kita dapat ketika kita berpaling mengikuti pola hidup orang kafir yang kita anggap pola hidup yang terbaik.

Saudariku yang mungkin saat ini sedang di ambang kefuturan, jangan terperdaya dengan media-media kafir saat ini yang mengatakan bahwa syariat Islam sudah tidak relevan dengan zaman sekarang ini. Karena memisahkan kita dengan syariat Islam adalah tujuan mereka agar kita jatuh di perangkap mereka. Tetaplah teguh diatas keistiqomahan, karena jalan keselamatan hanya dengan membersamainya.

Referensi:

https://amaliah.id/node/8392, diakses pada pada 03 Maret 2022 Pukul 18:07

https://berita.pas.org.my/berpegang-dengan-al-quran-dan-sunnah-nabi-saw/, diakses pada pada 03 Maret 2022 Pukul 16:58

https://islami.co/tafsir-surat-al-kahfi-ayat-7-8-dunia-hanya-sementara/, diakses pada pada 03 Maret 2022 Pukul 16:11

https://salam.ui.ac.id/kisah-asma-binti-abu-bakar/, diakses pada pada 03 Maret 2022 Pukul 18:07

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam, diakses pada pada 03 Maret 2022 Pukul 18:07

nusantara/17/03/31/ono88k313-asma-binti-abu-bakar-ashshiddiq-mulia-cerdas-dan-pantang-menyerah diakses pada pada 03 Maret 2022 Pukul 18:02

Di Atas Puncak Sukabumi

Penjara Suci 15 Juni 2022 14:32 WIB

*Mahasiswi Prodi KPI Angkatan III STIBA Ar Raayah Sukabumi

Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Komunikasi Islam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image