Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dewi Trisnawati

Singa Merah KHOLIQ, Pahlawan Sejati Pejuang Hak Asasi Wanita

Agama | Wednesday, 15 Jun 2022, 14:15 WIB
Sumber Gambar: www.bangka.tribunnews.com

Sahabat muslimah apa sih kalian pikirkan tentang perempuan? Apakah masa depan perempuan itu berakhir pada dapur saja? Apakah perempuan hanyalah makhluk Allah Subhanahu Wata’ala yang lemah, dan tidak memiliki peran dalam suatu kemajuan bangsa?

Baiklah pemikiran-pemikiran seperti ini tidak berlaku bagi sosok muslimah kali ini yang akan kita bahas, beliau mewakili wanita sedunia dalam menjawab pertanyaan diatas.

Wanita yang saya maksud adalah Nusaibah binti Ka’ab Al-Anshariyah Radhiyallahu ‘Anha.

Nusaibah binti Ka’ab Radhiyallahu ‘Anha adalah putri tunggal dari Ka’ab bin Ammar dan ibunda Rabbab binti Abdullah bin Habib. Beliau berasal dari kalangan anshar, suku khajraj bani Mazin bin Najjar, yang terlahir di kota Madinah.

Beliau merupakan saudara perempuan Abdullah bin Ka’ab dan Abu Laila Abdurrahman bin Ka’ab.

Beliau dijuluki sebagai Ummu Umarah karena beliau seperti Singa Merah yang sangat pemberani, setiap peperangan beliau tidak pernah takut apabila sampai bersimbah darah dalam membela islam.

Ummu Umarah Radhiyallahu ‘Anha adalah shabiyah yang agung, bertanggung jawab, dan pemberani .

Tidak banyak yang di ketahui tentangnya sebelum beliau memeluk islam, dan mulai lah terdengar kisah heroiknya yang tak terlupakan tersebut setelah perang Uhud terjadi.

Ummu Umarah Radhiyallahu ‘Anha adalah salah satu muslimah yang memeluk islam pada masa awal diturunkan nya wahyu.

Beliau termasuk satu dari dua wanita yang bergabung dengan 70 orang laki-laki anshar pada baiat aqabah kedua yang merupakan sumpah setia kaum muslimin untuk membela Rasulullah dan islam.

Kisah heroik Ummu Umarah

Ketika pertempuran baru dimulai, Ummu umarah Radhiyallahu ‘Anha bergabung dalam tim logistik dan medis untuk mengobati pasukan yang terluka dan bergabung bersama dengan wanita lainnya menyiapkan air minum untuk para pejuang yang kehausan.

Selama pertempuran terjadi, kaum muslimin tampaknya akan memenangi peperangan, namun ternyata pasukan mengalami kekalahan, karena pasukan pemanah tidak mengikuti perintah dari Nabi agar tidak meninggalkan bukit.

Dibawah komando Khalid bin Walid dengan cepat mereka menyerang balik pasukan muslimin, pasukan muslimin tersebut kocar-kacir dan tidak bisa menyerang balik serangan dari musuh.

Dan pada saat ini Rasulullah tampak kewalahan dan nyawa beliau dalam bahaya.

Melihat Rasulullah dalam kondisi tersebut, Ummu Umarah Radhiyallahu ‘Anha tidak bisa tinggal diam dan langsung beraksi.

Tanpa pikir panjang dan ragu, dengan pedang dan busur di tangannya beliau segera begabung dengan kelompok kecil yang terdiri dari suaminya Ghazzayah bin Amr dan putranya Abdulullah, yang bertindak sebagai perisai manusia untuk melindungi Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam.

Umar bin Al-Khatab berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam pernah mengatakan kepadanya bahwa dalam Pertempuran Uhud, kemanapun dia berbelok, entah ke kanan atau ke kiri, dia melihat Ummu Umarah Radhiyallahu ‘Anha berjuang untuk melindungi Rasululah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam.

Saat Ummu Umarah Radhiyallahu ‘Anha melindungi Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam , beliau menderita luka-luka di sekujur tubuhnya. Sedikitnya ada sekitar 12 luka di tubuhnya, dengan luka di leher yang paling parah.

Pada masa kepimpinan Abu Bakar Al- Siddiq

Ummu Umarah Radhiyallahu ‘Anha hidup sampai pada masa kepemimpinan Abu Bakar Al- Siddiq, dan Umar bin Al-Khatab.

Dia dihormati oleh keduanya yang terus-menerus memuji perjuangan dan keberaniannya.

Dia hadir dalam berbagai kesempatan, termasuk Perjanjian Aqabah,

Hudaybiyah, serta pertempuran Khaybar , dan Hunayn.

Dalam berbagai peperangan itu, Ummu Umarah Radhiyallahu ‘Anha tidak hanya membantu mengurus logistik dan merawat orang-orang yang terluka, tetapi beliau juga memanggul senjata menyambut serangan musuh.

Beberapa tahun setelah perang Yamamah, Ummu Umarah Radhiyallahu ‘Anha tutup usia pada tahun 13 Hijriyah dan dimakamkan di Al Baqi di Mekah.

Pengaruh Ummu Umarah bagi wanita

Ummu Umarah Radhiyallahu ‘Anha di kenal sebagai pejuang hak asasi perempuan pertama di dunia. Pasalnya beliau pernah bertanya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam tentang alasan mengapa hanya laki-laki lah yang tercantum dalam al Quran.

Kemudian diturunkanlah Surat Al-Azhab ayat 35 yang menjelaskan tentang persamaan laki-laki dan wanita di hadapan Allah , dan iman serta ketakwaanlah yang membedakan kedudukan mereka di mata Allah Subhanahu Wata’ala.

Dari kisah perjalanan hidup Ummur Umar Radhiyallahu ‘Anha yang begitu mengesankan beliau telah membuktikan kepada dunia bahwa wanita mempunyai peran yang besar bagi kemajuan suatu generasi.

Banyak orang yang bilang, bahwa “setinggi-tinggi apapun wanita sekolah, ujung-ujung nya juga ngurusin dapur, bersih- bersih rumah juga merawat anak”, wanita muslimah yang hanya tinggal dirumah, terkesan sebagai wanita yang tidak berpendidikan dan pengangguran.

Astagfirullah, perlu kita ketahui bahwa perkataan seperti ini sungguhlah sangat menyesatkan.

Padahal dari rumah saja wanita bisa menyebarkan dakwah dan ilmu-ilmu mereka, tanpa harus keluar rumah dan terjun langsung ke lapangan.

Menggunakan pakaian syar’i atau menutup aurat sesuai dengan perintah allah, dan menjaga hijab terhadap laki-laki yang bukan mahrom kerap kali dianggap sebagai salah satu penghambat kemajuan budaya.

Dan ini semua telah terbantahkan dengan Ummu Umar Radhiyallahu ‘Anha seperti yang telah kita ketahui, beliau senantiasa mengaplikasikan keislamananya dengan amal yang nyata.

Kegigihan, keberanian, serta ketulusannya menjadikannya sosok yang patut kita teladani dan memotivasi kita sebagai wanita untuk tidak hanya diam saja, tidak berilmu, dan juga tidak berkarya.

Sebaliknya sebagai wanita kita harus kuat dan tangguh karena dari rahim kita para generasi-generasi penerus risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam akan terlahir, untuk menegakan panji-panji islam dalam sebuah roda kehidupan.

Semoga kita bisa mengamalkan dan mengaplikasikan apa yang kita dapat dari ibroh perjalanan kehidupan Ummu Umar Radhiyallahu ‘Anha, dan Allah senantiasa memberikan keistiqomahan bagi kita.

Referensi :

https://kalam.sindonews.com/read/219280/72/kisah-heroik-nusaibah-binti-kaab-sang-perisai-rasulullah-1604459499,diakses pada 05 Maret 2022. Pukul 16.08 WIB-

https://intisari.grid.id/read/032653707/kisah-heroik-nusaibah-binti-kaab-sang-perisai-rasulullah-yang-langsung-beraksi-dengan-pedang-dan-busur-di-tangan-saat-nyawa-nabi-muhammad-terancam-dalam-perang-?page=all

https://www.smpnusaibahlibs.sch.id/sudah-kenalkah-dengan-nusaibah-r-a/, diakses pada 05 Maret 2022. Pukul 16.10 WIB

https://republika.co.id/berita/lxdhg0/kisah-sahabat-nabi-nusaibah-binti-kaab-perisai-rasulullah, diakses pada 06 Maret 2022. Pukul 15.05 WIB

https://www.smpnusaibahlibs.sch.id/sudah-kenalkah-dengan-nusaibah-r-a/, diakses pada 06 Maret 2022. Pukul 15.09 WIB

Di Bawah Atap Ruang Administrasi Putri, 15 Juni 2022 Pukul 14.15 WIB

*Mahasiswi Angkatan III Prodi KPI SIBA Ar Raayah Sukabumi

**Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Komunikasi Islam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image