Begini Uji Publik Alquran di SD NUFI Sidoarjo
Guru Menulis | 2022-06-11 17:36:35Ustadz Dody Tisna Amijaya, M.Pd. dari WAFA Indonesia menguji secara langsung siswa-siswi SD Nurul Fikri (NUFI) Sidoarjo Jatim dalam ajang Wisuda Alquran. Bertempat di halaman sekolah yang berlokasi di Saimbang, Kebonagung, Sukodono, Sidoarjo, Jatim, suasana haru menyelimuti momen pada Sabtu, 11 Juni 2022.
Semua peserta siap diuji bacaannya di depan publik oleh Tim Wafa Indonesia. Butiran air mata ayah bunda mulai menetes dari sudut mata dan semakin deras saat Ustadz Dody menaikkan sedikit tempo suara memberikan motivasi dan semangat untuk semua peserta wisuda. Dalam inspirasinya, Kabid. Manajemen Pengembangan Keorganisasian WAFA Indonesia tersebut mengingatkan kepada semua peserta bahwa wisuda bukan tahapan akhir dalam belajar Alquran. Setelah dinyatakan lulus tilawah Alquran oleh WAFA Indonesia, di saat itulah anak-anak memasuki tahap awal bahwa ada tanggung jawab diri untuk berinteraksi dengan Alquran.
“Anak-anak seyogyanya terus memiliki semangat untuk membaca, menghafal dan memurajaah Alquran,” lanjutnya.
Prosesi wisuda Alquran yang dilaksanakan secara periodik di SD NUFI merupakan rangkaian kelanjutan dari ujian tilawah, tajwid, gharib, serta hafalan Alquran yang telah dijalani anak-anak sebelumnya. Sesi uji publik membuat hati berdebar baik peserta yang mau diuji maupun kedua orang tua dan hadirin undangan. Peserta wisuda Alquran sebanyak 109 siswa duduk rapi di atas panggung. Nomor peserta uji publik yang menempel di dada peserta wisuda Alquran siap dipanggil oleh penguji. Tiba saat menegangkan kala penguji menanyakan kesiapan semua peserta.
“Sholih nomor 3, silakan berdiri. Apakah sudah siap?” tanya penguji. Sontak semua mata mengalihkan pandangan kepada anak laki-laki yang dengan tangkas mengambil Alquran dan berdiri menghadap ke depan. Muhammad Abyan Najah, siswa kelas II A membacakan Surat Al-Baqarah ayat 127 dengan merdu. Kemudian tanya jawab seputar bacaan tajwid dijawab dengan tegas. Acak peserta uji publik juga diberikan kepada Zahratun Nisa Tri Yulistiani, siswa kelas III C. Pemanggilan nomor secara acak melatih siswa-siswi NUFI untuk siap dan percaya diri akan prestasi Alquran yang dimilikin
Prestasi tahun ini menginspirasi karena sebagian besar peserta berasal dari kelas 2 dan kelas 3. Hal yang menggembirakan adalah ada peserta wisuda Alquran paling muda, Adiba Aisya Subagyo binti alm. Subagyo dari Kelas I. Momentum bahagia ini sebagai bentuk rasa syukur karena anak-anak dekat dengan Alquran dan menjadikannya sebagai pedoman hidup.
Menurut Kepala SD NUFI Sidoarjo, Siti Maemunah, S.Pd. bahwa kisah perjuangan lulus tilawah Alquran selama pandemi bukan hal mudah. Dua tahun sekolah dari rumah tidak mengendorkan semangat anak-anak untuk tetap membersamai Alquran. Semangat belajar Alquran sesuai dengan kaidah dilalui anak-anak melalui tatap maya bersama guru di masing-masing kelompok kecil.
“Target sekolah bahwa setiap siswa dapat lulus dengan minimal hafal dua juz dapat dicapai 100 % dengan ijin Allah di tahun ini,” ujarnya.
Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Ketua Yayasan Ponpes Ath-Thoyyibah Sidoarjo, Ustadz H. Syaiful Arifin, S.S., M.Pd. beserta jajarannya, dan tim WAFA Indonesia.
Dalam sambutannya, Dr. Tirto Adi, M.Pd. selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo memberikan apresiasi atas pencapaian wisuda di SD NUFI Sidoarjo.
“Aset pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah swasta adalah sebagai bentuk pengabdian terbaik untuk negara melalui pendidikan. Dan ini sejalan dengan pendiri negeri ini. Nilai-nilai keislaman dan kebangsaan menjadi hal yang menggembirakan karena telah dintegrasikan dalam kurikulum Nurul Fikri Sidoarjo dan seirama kurikulum merdeka dengan 6 dimensi pelajar pancasila,” tutur orang nomor satu di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.