LPPM Undip Adakan Pengobatan dan Khitan Gratis Bagi Warga Gojoyo Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Info Terkini | 2022-06-11 16:19:50Demak– Banjir rob yang terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, juga merendam kabupaten/kota di pesisir pantai utara Jawa Tengah termasuk Kabupaten Demak. Akibat bencana banjir tersebut LPPM Universitas Diponegoro mengadakan pengobatan dan khitan gratis bagi warga Dusun Gojoyo Desa Gojoyo Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Pengobatan gratis di Dusun Gojoyo dibuka oleh Kepala Desa Wedung, Jamaludin Malik. Beliau ikut serta dalam doa bersama warga yang dipimpin oleh K.H. Zainudin agar warga Dusun Gojoyo selalu diberikan kesehatan.
Sebanyak 408 Warga terlihat antusias ikut serta dalam pengobatan dan khitan gratis yang diselenggarakan LPPM Universitas Diponegoro pada Sabtu (11/6). Sejak pagi sekitar pukul 9 warga telah berkumpul untuk mendapatkan kesempatan pertama pengobatan gratis bertempat di SDN 3 Wedung. Terlihat 8 murid dari sekolah dasar tersebut mengikuti khitanan gratis yang ditangani oleh tim dokter Undip dengan koordinatornya yaitu dr Mughni dan dr Winarni.
Salah satu warga RT 01 RW 10, Kaolan (55) mengatakan bahwa ia datang untuk mendapatkan pengobatan karena selama ini kedua matanya terkadang merasakan sakit, dan ia berharap melalui pengobatan ini matanya bisa sembuh.
Pada kesempatan ini ditemui berbagai macam keluhan penyakit yang diderita warga, seperti asam urat, tensi tinggi, kolesterol, sakit mata, tingginya gula darah, persendian, gatal-gatal, serta berbagai keluhan lainnya. Penyakit yang dialami warga kebanyakan merupakan penyakit berkelanjutan yang sudah ada sejak dulu tetapi diperparah akibat adanya bencana rob yang menerjang Desa Gejoyo.
Kegiatan pengobatan gratis ini awalnya ditujukan bagi warga yang terdampak bencana rob dan berada di lokasi yang sulit dilalui saja. Akan tetapi melihat banyaknya warga yang ingin berobat akhirnya pengobatan gratis diberikan untuk umum. Tim yang melakukan kegiatan ini memang sudah berpengalaman dalam melayani warga yang terkena bencana alam.
Dokter Mughni menjelaskan bahwa tim dokter yang dikoordinatori oleh beliau sebelumnya turun untuk memberikan pengobatan kepada warga Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang akibat bencana Gunung Semeru yang meletus.
Sekitar 30 tenaga medis ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, meliputi tim dokter, perawat serta apoteker yang sudah berada di lokasi sejak pagi hingga sore hari. Hal ini dikarenakan susahnya pengobatan pasca bencana alam.
“ Warga disini kesulitan akses berobat, sehingga kami hadir ke tengah tengah warga. Apalagi sebagian warga disini pekan lalu terdampak rob sehingga sebagian mereka juga mengeluhkan sakit sakit,” ujar dr Mughni, usai mengkhitan Umam, salah satu murid SD Gojoyo.
Dr Winarni, menginformasikan bahwa tim mengalokasikan pengobatan untuk 400 warga dan 8 murid yang akan melaksanakan khitan, oleh sebab itu pemeriksaan berlangsung membutuhkan waktu hingga sore hari.
”Apalagi tutur warga disini jika sore rob juga sering kali menggenang,” kata dokter Winarni.
Akses menuju lokasi terbilang sulit dikarenakan pasca banjir rob. Dr Adi Nugroho, M.Si salah satu anggota tim pengabdian ini menuturkan, lokasi Gojoyo memang dipilih karena mempertimbangkan terbatasnya akses transportasi menuju fasilitas Kesehatan terdekat. Semua anggota tim menyewa 20 perahu warga agar bisa menuju lokasi karena sulitnya medan yang harus ditempuh. Semua harus ditempuh agar menyukseskan kegiatan ini.
Warga sangat antusias untuk ikut dalam kegiatan pengobatan gratis ini. Warga Gejoyo datang dengan kondisi yang beragam, mulai dari berjalan kaki hingga harus diantar menggunakan sepeda motor karena kondisi kesehatannya yang tidak stabil.
Tim dokter yang datang sangat banyak dan menyediakan persediaan beragam obat dengan jumlah yang cukup banyak. Tahun lalu, di Dusun Gojoyo ini juga pernah diadakan kegiatan yang serupa tetapi dokter yang hadir hanya 2 orang yang pastinya tidak dapat menjangkau warga yang jumlahnya sangat banyak.
Pengobatan gratis yang diselenggarakan oleh Tim Dokter Universitas Diponegoro, Semarang dihadiri oleh 400 warga yang berobat dan 8 orang anak yang khitan. Tim Universitas Diponegoro juga memberikan souvernir berupa sarung dan lainnya kepada masyarakat yang berkenan untuk hadir dalam pengobatan gratis tersebut.
Hambatan yang terjadi pada kegiatan ini yaitu sulitnya mengatur ketertiban warga untuk antri sebelum diperiksa oleh tim dokter. Namun, hal ini cepat diatasi karena dokter sangat seletif untuk memprioritaskan warga dengan kondisi yang benar-benar membutuhkan tindakan secepatnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.