Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Witoadi, Lebdo Prabowo

Momentum Mimpi, Berkat

Sastra | Thursday, 14 Oct 2021, 22:07 WIB
Sumber: https://vehemenceandemergence.com/voice-of-the-voiceless/ve-philosophy-of-renewal/mind-2/

"Kok kamu sampai sekarang begitu-begitu saja?"

"Hal sepele macam ini kamu tidak bisa, kamu ngapain aja?"

"Semurah itu kamu ga bisa beli, sebegitu miskinkah dirimu?"

"Kita sama-sama tumbuh bersama, kok kamu jauh dibawahku sih?"

Hei hey hei hey.......

Mengapa kau mempertanyakan itu?

Memangnya apa pedulimu, kau keluargaku kah, saudaraku kah?

Saudara bukan satu-satunya keluarga yang kau miliki, maka pantaskah pertanyaan hina mu itu pantas terlontar?

Berbicara tentang dunia yang ambisius ini adalah bukti bahwa itu sesuatu yang lemah, hanya berdasarkan emosi.

Mau mendengarkan sebuah kisah? mau ataupun tidak akan aku ceritakan kisah ringkas seperti ini.

Seorang pria hebat terlahir, yang memiliki sebuah mimpi, seperti hebatnya dia, mimpi itu terasa semakin nyata. Banyak orang berkerumun disekelilingnya, dan lambat laun mimpi itu terwujud. Dia menerima berkat dari banyak orang, tetapi itu hanya momen, momentum "TERBAIK" untuknya.

Ada orang hebat lainnya yang terlahir diluar sana. Juga, orang-orang yang tak mampu, mereka memiliki mimpi, tetapi tidak mampu. Mimpi mereka tidak menjadi kenyataan dan akhirnya mereka menjalani kehidupan biasa, itulah yang terwujud.

Selamanya.

Jadi, apa kau lihat kedua pihak memiliki kesamaan?

Apa kau hanya melihat perbedaan?

Apa kau tidak melihat persamaan kalau mereka berdua lahir, dan itu artinya mereka bisa memiliki mimpi?

Apa cerita ini membuatmu tertawa?

Apa kau berpikir, "apa bagusnya untuk pecundang memiliki mimpi?"

Apa jawabanmu?

Apa itu jawabanmu?

Atau memang begitu jawabanmu?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image