Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kunci Sukses

NEGERI-NEGERI MUSLIM BUTUH PERISAI

Politik | Tuesday, 12 Oct 2021, 09:17 WIB

Oleh Indah Kartika Sari (Freelance Writer)

Sebagai seorang muslim, seharusnya kita bangga sebagai bagian dari umat Islam yang diberikan Allah predikat sebagai umat terbaik. Predikat ini dinyatakan Allah dalam surah Ali Imran ayat 110 :

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Artinya : Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. Namun sejak diruntuhkan junnah umat Islam yaitu Khilafah Utsmani, praktis umat Islam tidak lagi menjadi umat yang terbaik. Kondisi mereka digambarkan dalam hadist Rasul laksana buih yang banyak, namun terombang-ambing oleh ganasnya lautan.

Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Prediksi Rasulullah sekitar 15 abad yang lalu telah terbukti saat ini. Umat Islam di berbagai negeri mengalami penindasan dan diskriminasi, bahkan dimusuhi dan tidak diakui sebagai warga negara.

Setelah institusi Khilafah dihancurkan pada tahun 1924, kapitalisme sebagai kampium dunia telah menyebabkan keburukan pada umat Islam. Pembantaian muslim Uyghur di Cina, Rohingya di Myanmar, Patani di Thailand, serta muslim Kashmir, Afganistan, Palestina, dan Suriah, merupakan bukti tak terbantahkan.

Muslim Rohingya mengalami genosida secara massal. Di depan anggota keluarga mereka, laki-laki muslim ditutup matanya dan dibantai dengan kejam. Kaum perempuan dan anak-anak perempuan menjadi sasaran pemerkosaan bergilir. Anak-anak kecil bahkan bayi yang baru lahir diinjak, dipenggal, atau dilempar ke danau. Muslim Rohingya melarikan diri ke negeri-negeri muslim. Namun apa daya mereka tetap terlunta-lunta di lautan sebagai manusia perahu tidak diterima suaka mereka oleh pemimpin negeri-negeri muslim.

Sementara itu Pembantaian muslim Uyghur di Cina telah terbongkar lebar. Banyak media internasional yang telah berhasil membongkar kekejaman pemerintah China terhadap muslim Uyghur di kamp-kamp penyiksaan.

Hal yang terjadi pula di negeri-negeri muslim yang lain. Muslim Palestina terus dilanda penjajahan Israel. Bahkan di Afganistan, walaupun lepas dari pendudukan AS, tetap saja kondisi umat Islam memprihatinkan. Afganistan termasuk dalam jajaran negara termiskin yang memiliki tingkat kebahagiaan penduduknya paling rendah di dunia. Terdata, 50 ribu ibu hamil tidak dapat mengakses kesehatan, 2 dari 3 orang juga tidak bisa mengakses kesehatan dan pendidikan. Terdapat 40% sekolah tidak memiliki gedung, serta 80% remajanya tidak bisa membaca dan menulis. (muslimahnews.com, 3/10/2)

Mengapa pemimpin negeri-negeri muslim tak membantu ? Lagi-lagi, nasionalisme membuat negeri-negeri muslim tak berempati terhadap saudara muslim mereka yang tertindas. Sungguh, dogma nasionalisme telah merenggut ukhuwah sejati kaum muslimin. Nasionalisme telah membuat para pemimpin negeri muslim menutup mata atas penderitaan yang menimpa saudaranya. Mereka hanya mampu beretorika dengan mengecam dan mengutuk saja tanpa bisa berbuat apa-apa.

Hal yang sama terjadi di Indonesia. Rakyat yang hidup di negeri yang berlimpah SDA ini justru tak bisa menikmati apa yang menjadi miliknya sendiri. Hampir semua SDA dikuasai oleh elit korporasi. Sistem ekonomi kapitalisme liberal yang diadopsi negeri sekuler ini telah bertanggung jawab atas kemiskinan, pengangguran dan kelaparan yang meninpa rakyat negeri ini.

Semua permasalahan semua negeri-negeri muslim, sejatinya lahir dari ketiadaan institusi yang mampu melindungi umat Islam. Runtuhnya perisai umat sebagai bencana besar yang mengakibatkan barat atas dasar nasionalisme, berhasil mencabik-cabik kemuliaan Islam dan kaum muslimin dalam kangkangan hegemoni yang membelit seluruh negeri-negeri muslim.

Oleh karena itu, solusi paripurna bagi terselesaikannya masalah umat Islam adalah dengan menegakkan kembali Khilafah sebagai perisai agar umat Islam dapat kembali bersatu di bawah satu kepemimpinan Islam. Perisai yang bernama khilafah inilah yang akan mampu menunjukkan kekuatan umat Islam yang sebenarnya dan mengembalikan kedudukan umat pada posisinya yang maju dan terdepan dalam kancah peradaban dunia.

Sumber bacaan :

https://mediaumat.news/imlc-mencari-solusi-perlindungan-hukum-terhadap-ajaran-islam-dan-kaum-muslim/

https://www.muslimahnews.com/2021/10/09/malapetaka-negeri-negeri-muslim-dimulai-saat-runtuhnya-institusi-khilafah/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image