Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ria Oktafera, S.Pd

ASUMSI YANG MENGUJI INTEGRITAS GURU PAUD DI MASA PANDEMI

Guru Menulis | Sunday, 10 Oct 2021, 23:38 WIB

Dampak pandemi covid 19 terjadi di semua sektor kehidupan manusia, tidak terkecuali dunia pendidikan. Perubahan kondisi akibat pandemi begitu cepat dan membuat sektor pendidikan tidak siap secara menyeluruh, sehingga terjadi kendala dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran di semua tingkatan lembaga pendidikan resmi, dari Kelompok Bermain hingga Universitas. Ujian integritas diperhadapkan kepada semua tenaga pendidik di semua tingkatan dalam lembaga sekolah resmi. Dan tenaga pendidik yang paling besar mendapat ujian integritas adalah tenaga pendidik di sekolah atau lembaga pendidikan anak usia dini yang disebabkan oleh asumsi orang tua tentang pendidikan di tingkat Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak adalah tingkatan pendidikan yang pelaksanaannya dapat ditunda atau dilewati.

Mengingat dampak pandemi ini juga menghampiri perekonomian, sehingga pendapatan atau pemasukan juga menurun, bahkan ada yang kehilangan pendapatan. Begitu beratnya memenuhi kebutuhan hidup yang sebelum pandemi dapat teratasi dengan baik namun setelah pandemi semuanya jadi kurang dan tidak tercapai pemenuhannya. Sehingga banyak orang mengatur kembali dalam pengelolaan pendapatan atau keuangan yang ada dengan kebutuhan di masa pandemi, termasuk orang tua anak usia dini. Asumsi bahwa tingkat/jenjang pendidikan di KB dan TK bukan suatu yang vital, maka banyak orang tua yang mengundurkan diri dan menarik anaknya dari lembaga resmi sekolah untuk bersama keluarga di rumah, meskipun sekolah mengadakan sistem pembelajaran secara online sebagai solusi di masa pandemi. Dampak yang terjadi karena pengunduran diri anak sebagai siswa adalah begitu banyak sekolah KB dan TK yang kehilangan murid dan mengalami penurunan secara kuantitas, bahkan ada beberapa sekolah KB/TK yang untuk sementara waktu tidak dapat menjalankan kegiatan belajar mengajar karena tidak ada murid sama sekali di sekolahnya. Bukan berarti tidak ada murid, maka guru pun dirumahkan atau tidak diteruskan hubungan kerjanya. Alternatif yang paling akhir dari sikap yang diambil sekolah KB/TK yang terdampak akibat asumsi tersebut bukan memberhentikan gurunya, hanya merumahkan guru untuk sementara waktu. Kondisi ini tentunya berimbas kepada pendapatan guru yang tidak terpenuhi, karena memang sekolah pun tidak mendapatkan pemasukan oleh karena tidak ada murid. Integritas guru Paud diuji oleh asumsi tersebut. Integritas guru itu berbicara komitmen, loyalitas, kejujuran, dan konsisten dalam panggilan walaupun keadaan dan situasi tidak berpihak dan sarat kendala. Tantangan komitmen dan panggilan guru Paud diuji oleh asumsi tersebut. Bukan suatu yang mudah bagi seorang guru Paud untuk tetap memegang komitmen dan panggilan sebagai seorang tenaga pendidik di tengah kebutuhan hidup yang setiap hari harus terpenuhi. Pandemi membawa guru Paud berada dalam dilema, antara mempertahankan komitmen atas panggilan luhur sebagai guru atau memilih untuk berhenti berkomitmen atas panggilan tersebut demi kebutuhan hidup yang harus terpenuhi. Pandemi menggiring sebagian besar orang tua yang memiliki anak usia dini memiliki asumsi bahwa pendidikan secara resmi di KB/TK masih bisa ditunda atau dilewati, sehingga memposisikan guru Paud pada dilema dan pilihan yang sulit. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan berdasarkan pengamatan mengenai kebijakan-kebijakan yang diterapkan bagi tenaga pendidik yang terdampak pandemi covid sampai sekarang ini, guru-guru Paud mampu mempertahankan komitmen atas panggilan mereka sebagai guru, walaupun jujur di awal pandemi, asumsi tersebut membuat goncangan dan badai yang menguji integritas guru Paud.

Jika direnungkan, asumsi di awal pandemi tersebut sesungguhnya baik dan dapat dijadikan sarana untuk mengetahui sampai sejauh mana komitmen dan panggilan guru Paud. Prinsipnya adalah ujian membantu untuk mengetahui tingkatan atau level maksimal dari seseorang, dan ujian mengandung unsur perjuangan serta usaha di dalamnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Asumsi tersebut memang benar menguji integritas guru Paud di masa pandemi, namun di sisi lain memperkokoh komitmen dan konsistensi akan panggilan luhur sebagai guru dalam balutan integritas. Mereka yang bertahan dan berhasil melewati ujian oleh karena asumsi tersebut adalah mereka yang tahan uji dan mampu menjaga komitmen akan panggilannya sebagai guru tanpa batas dan tanpa syarat. Ini adalah waktu/momen yang paling membahagiakan bagi seorang yang terpanggil menjadi tenaga pendidik (guru). Dalam hal ini, kebanggaan sebagai guru Paud adalah merseponi dengan bijak semua asumsi tersebut dengan tetap menghadapi ujian untuk menampilkan integritasnya. Tidak pernah menyalahkan asumsi tersebut, namun menerima dan menganggap sebagai ujian yang baik untuk melihat sejauh mana komitmen dan unsur lainnya secara utuh dalam satu kesatuan yaitu “integritas”. Integritas seorang guru Paud.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image