Metode Pembelajaran Sejarah
Sejarah | 2022-06-08 07:46:14.
Kita mengalami pandemic covid 19 selama kurun waktu dua tahun dan pada saat ini pun pandemic covid 19 telah menjadi endemic. Proses dua tahun selama pandemic covid 19 pembelajaran berlangsung melalui Pembelajaran Jarak Jauh atau Belajar Dari Rumah. Secara otomatis metoda pembelajaran pun kita mengenal dengan istilah luring dan daring serta menggunakan metoda ke duanya dalam pengembangan pembelajaran
Ragam model pembelajaran berkembang secara luas sesuai dengan tingkat perkembangan zaman. Pembelajaran dalam kelas diharapkan menyenangkan bagi peserta didik. Guru menerapkan metode pembelajaran dengan berbagai ragam strategi pembelajaran sehingga suasana ruang kelas berpusat kepada peserta didik.
Peraturan Kemendikbudristek NOMOR 16 TAHUN 2022 menyebutkan proses pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang: a. interaktif;, b. inspiratif;, c. menyenangkan;, d. menantang; e. memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan f. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.
Ruang pembelajaran digerakkan dengan ragam aktifitas peserta didik dengan memanfaatkan sumber dan media pembelajaran yang dimiliki oleh peserta didik dan sekolah melalui perpustakaan. Kondisi pembelajaran pada sisi lain di buat dengan rasa kenyamanan oleh guru dan peserta didik dalam kelas. Ketika rasa kenyamanan yang telah diperoleh maka akan terjadi proses timbal balik antara peserta didik dengan guru.
Membangkitkan rasa pembelajaran dan menumbuhkan karakter kebangsaan salah satunya diperoleh melalui pembelajaran sejarah. Belajar sejarah bukan sekedar hanya megingat tahun dan tanggal dari suatu peristiwa sejarah tapi dia belajar membangkitkan nalar berfikir dan semangat kebangsaan.
Tujuan pembelajaran sejarah dalam muatan kurikulum merdeka ada beberapa hal yang dapat kita jadikan acuan sebagai guru sejarah diantaranya Melatih kecakapan berpikir diakronis (kronologi), sinkronis, kausalitas, imajinatif, kreatif, kritis, reflektif, kontekstual, dan multiperspektif. Melatih keterampilan mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber (verifikasi), analisis dan sintesis sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah (historiografi). Melatih keterampilan mengolah informasi sejarah secara non digital maupun digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, story board, timeline, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain.
Proses pembelajaran sejarah pada saat ini ketika menghadapi suatu bentuk kemajuan zaman yang cepat berkembang. Polarisasi proses kehidupan yang banyak tantangan sehingga pembelajaran sejarah diupayakan untuk membangun konstruksi pola berfikir secara kontesktual dan adanya rasa kesadaran sejarah. Dengan demikian maka akan terbentuk dan terbangun generasi yang akan memiliki rasa kebangsaan dan nasionalisme.
Dalam hal proses pembelajaran sejarah dapat di mulai dengan cara holistic yang sudah pernah kita lakukan pendekatan pertama memulai aktifitas pembelajaran dengan berdoa bersama dan menyanyikan lagu kebangsaan. Hal ini bagian dari suatu penguatan pendidikan karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Serta membangun kesepakatan bersama dalam mengawali proses pembelajaran hal ini sangat penting dalam membangun komunikasi dan kolaborasi dalam pembelajaran. Pendekatan Kedua membaca atau menggiatkan literasi dalam menggali sumber sejarah. Guru sejarah pun harus memperbaiki literasi bacaan sumber sejarahnya sehingga akan mendapatkan bahan yang actual dalam pendekatan pembelajaran sejarah. Pendekatan Ketiga yaitu mendemonstrasikan sumber sejarah dengan membuat konten-konten sejarah seperti membuat blog, youtobe, serta pemanfaatan media social dalam membangun kesadaran sejarah. Kita juga bisa melakukan kajian sejarah dengan mengunjungi museum sebagai sarana pembelajaran sejarah. Ketiga point di atas merupakan sesuatu yang pernah kita lakukan tapi pergerakannya tidak masif. Proses ketiga pembelajaran ini dilakukan secara masif tersruktur terencana yang dibuat oleh guru dalam proses pembelajaran sejarah. Kalau seandainya dilakukan secara masif maka akan terbangun suatu konstruksi pemikiran yang dapat memberikan stimulus terhadap perubahan yang terjadi ditengah kehidupan masyarakat.
Penulis membuat suatu metode pembelajaran sejarah bernama COVID sebagai bagian pembelajaran yang dilakukan pada era endemic. Covid sendiri memang berasal dari nama virus yang sudah dua tahun kita hadapi secara bersama-sama. Covid mengingatkan kita untuk selalu belajar dan beradaptasi dengan sesuatu yang baru. Pembelajaran sesuatu yang baru dapat bermakna dan menyenangkan bagi guru dan peserta didik.
Metode belajar COVID merupakan salah satu metode pembelajaran yang sudah ada sebenarnya seperti PAIKEM, CBSA, dan lain sebagainya. Metode pembelajaran COVID terdiri dari rangkaian kata yang bermakna untuk memahami proses pembelajaran dengan cara Contekstual, Obyektif, Visioner, Interaktif dan Demontrasi. Dengan metoda pembelajaran Covid peserta didik dapat terbangun motivasinya untuk pembelajaran dan terbangun untuk melakukan literasi.
Dalam pembelajaran sejarah era masyarakat didekatkan kepada pemahaman kekinian yang pertama pembelajaran sejarah didekatkan dengan kontekstual artinya dalam proses pembelajaran sejarah peserta didik dihadapkan dengan pembelajaran yang mendekatkan dengan proses pengalaman peserta didik. Walaupun materi yang diberikan terkait masa lalu dalam konteks perjalanan kehidupan umat manusia. Kemudian pembelajaran sejarah dikaitkan dengan capaian pembelajaran yang hendak dicapai. Kedua obyektif pembelajaran sejarah melalui pendekatan sumber keilmuan melalui referensi yang dipercaya akan kebenarannya. Kemudian menggunakan pendekatan metode pembelajaran sejarah dalam menganalisis materi sejarah yang dipelajari. Ketiga Visioner yaitu pembelajaran sejarah didekatkan dengan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam capaian pembelajaran yang sudah ditetapkan pemerintah. Sehingga pembelajaran sejarah tidak terjadi penyimpangan dalam pengajaran sejarah di kelas. Keempat Interaktif guru dalam mengajarkan sejarah dalam kelas dapat membuka kesempatan peserta didik untuk interaktif dan tercipta suasana pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik. Kelima demonstrasi artinya peserta didik dapat mengkomunukasi hasil karyanya dengan mendemonstrasikan melalui media social ataupun dalam bentuk media massa online. Sehingga karya pembelajaran sejarah dapat dinikmati oleh semua unsur masyarakat.
Kerangka pembelajaran sejarah dasar pun sudah dijelaskan dalam Capain Pembelajarn yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal Kemendikbukristek. Sebagai seorang guru sejarah tinggal mengikuti dan mengembangkan dengan metoda pembelajaran yang bervariatif. Sehingga akan membangun proses belajar sepanjang hayat bagi guru maupun peserta didik. Guru harus siap belajar dan menerima perubahan yang kehidupan masyarakat terus berkembang dan berdinamika.
Rumusan pembelajaran dengan motode Covid hanya acuan saja dalam mengembangkan kreatif dan membangun imajinasi berfikir dari penulis yang juga sebagai seorang guru sejarah. Mengajarkan sejarah bukan hanya teks book saja tapi lebih membangun karakter peserta didik yang memiliki ketrampilan yang sesuai dengan harapan tujuan capain pembelajaran. Banyak kajian sejarah yang bisa dikembangkan dalam membangun cakrawala berfikir peserta didik. Dengan harapan sejarah dapat menjadi sesuatu yang diminati masyarakat dan diterima public.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.