Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Erni Susianni

Guru Tangguh, Penerus Bangsa Terus Tumbuh

Guru Menulis | Sunday, 10 Oct 2021, 22:49 WIB

Masih ingat dalam ingatan ketika pertama kali pandemi datang di Indonesia. Diambilnya keputusan untuk melakukan segala aktivitas dari rumah merupakan langkah yang harus diambil semua pihak agar terlindung dari wabah yang menyerang seluruh negeri, Covid-19. Pandemi telah mengubah berbagai segi kehidupan. Bekerja, belajar, dan beribadah di rumah menjadi suatu keharusan. Stay at home!

Hal ini tentunya berdampak pula pada bidang pendidikan. Sekolah yang biasanya ramai dengan canda tawa murid-murid, kini harus senyap tanpa aktivitas. Ya! Semuanya berada di rumah. Siswa belajar di rumah, pun guru yang harus bekerja dan mengajar dari rumah.

Guru yang merupakan ujung tombak dari pendidikan menghadapi tantangan yang besar. Keadaan berubah, guru pun dipaksa untuk berubah. Tidak lagi berada di posisi nyaman yang setiap hari dengan rutinitas pergi ke sekolah, lalu menyampaikan pembelajaran secara langsung di kelas. Namun, dengan tekad untuk terus mencerdaskan kehidupan bangsa, guru harus keluar dari nyaman. Jangan sampai pandemi meluluh lantahkan generasi penerus bangsa.

Rasanya tak berlebihan jika guru disebut pembelajar sepanjang hayat. Pandemi menguji guru untuk terus berkarya. Dengan setumpuk materi yang harus disampaikan, guru harus memutar otak agar pembelajaran tetap dapat tersampaikan. Tidak hanya sekadar memberikan tugas lalu menerima jawaban siswa dan mengoreksinya. Namun lebih dari itu, guru juga memiliki tanggung jawab mengemas pembelajaran jarak jauh menjadi bernilai. Memanfaatkan teknologi agar siswa tetap mendapat pembelajaran.

Awalnya tentu banyak ketidaknyamanan karena semua pihak belum terbiasa dengan pola pembelajaran jarak jauh. Siswa, guru, pihak sekolah, bahkan orang tua perlu mengubah cara belajar biasanya menjadi sesuatu yang luar biasa. Semua pihak terus mencari metode yang terbaik agar pembelajaran tetap dapat berjalan dan tentunya keinginan untuk terus memberikan ilmu pengetahuan. Hal ini tentunya dilandasi agar siswa tetap mendapatkan haknya untuk belajar.

Untungnya, teknologi yang ada saat ini sangat membantu proses pembelajaran jarak jauh. Guru tetap dapat menyapa siswa dengan berbagai aplikasi streaming sehingga pembelajaran dapat terjadi selayaknya di sekolah. Tak hanya sampai di situ, guru juga dituntut menjadi lebih kreatif dengan memanfaatkan teknologi tersebut. Membuat modul elektronik, video pembelajaran, sampai game edukasi menjadi keahlian baru guru-guru di masa pandemi ini. Di sela-sela padatnya waktu mengajar, guru juga semangat menyempatkan diri untuk menimba ilmu tentang pembelajaran daring melalui berbagai pelatihan. Semangat yang luar biasa ini terus bergejolak sebagai jawaban bahwa guru dapat melewati tantangan zaman. Semua ini tentunya mendapat dukungan penuh dan sinergi dari pihak sekolah dan orang tua.

Namun, tetap saja semua itu tidak bisa menggantikan pembelajaran langsung yang terjadi di sekolah. Dapat bertatap muka secara langsung menjadi suatu keistimewaan. Mengajar secara langsung menjadi suatu keinginan besar yang ingin cepat terwujud. Guru, siswa, dan pastinya semua pihak sangat ingin kondisi kembali seperti sedia kala.

Lebih dari satu setengah tahun menjalani aktivitas belajar jarak jauh akhirnya membuat guru terbiasa dengan pola mengajar ini. Namun, keadaan berubah secara dinamis. Sekolah tidak bisa terus menerus berjalan demikian. Kondisi yang sudah dianggap semakin baik membuat pengambil kebijakan menentukan langkah agar sekolah dapat menjalani Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Hal ini lagi-lagi memaksa guru untuk belajar, mengubah strategi mengajar agar pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran tatap muka agar dapat beriringan. Guru kembali menemukan kendala terhadap situasi tersebut. Walaupun demikian, guru berusaha menemukan solusi untuk keadaan itu dengan menggali ilmu tentang cara efektif untuk menjalani dua metode belajar dan mempraktikkannya dalam pembelajaran sehari-hari.

Sampai saat ini, guru telah membuktikan bahwa kondisi apapun tidak menyurutkan semangat dalam memberikan ilmu pengetahuan. Guru menjadi garda terdepan dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa memanglah harus tangguh dan pantang menyerah. Guru tetap berkomitmen untuk terus mengajar dan mendidik pada saat pandemi atau situasi terburuk sekalipun. Semua itu kembali pada tujuan mulia seorang guru, mendidik tanpa batas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image