Pemikiran Bertrand Russell Tentang Filsafat Bahasa
Sastra | 2022-06-06 15:38:37Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia untuk bertukar pikiran antara satu individu dengan individu yang lainnya. Tanpa bahasa manusia akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi. Bisa saja ketika manusia tidak menggunakan bahasa, mereka melakukan komunikasi antara individu dengan menggunakan isyarat tubuh atau bahkan menggunakan hal yang lebih rumit dari pada isyarat tubuh. Bahasa memiliki sejarah yang panjang bagi kehidupan manusia. Sehingga bahasa mengalami banyak perkembangan yang menyebabkan terdapat beraneka ragam bahasa yang digunakan oleh manusia. Selain itu bahasa juga memiliki hubungan yang erat dengan ilmu pengetahuan yang lainnya seperti dalam bidang filsafat yang biasanya lebih dikenal dengan nama filsafat bahasa.
Filsafat bahasa sebagai salah satu cabang filsafat memang mulai dikenal dan berkembang pada abad ke 20ketika para filsuf mulai sadar bahwa terdapat banyak masalah-masalah dan konsep-konsep filsafat baru dapat dijelaskan melalui analisis bahasa, karena bahasa merupakan sarana yang vital dalam filsafat. Berbeda dengan cabang-cabang filsafat lainnya, filsafat bahasa termasuk bidang yang kompleks dan sulit ditentukan lingkup pengertiannya.
Namun demikian bukanlah berarti filsafat bahasa itu merupakan bidang filsafat yang tidak jelas objek pembahasannya melainkan para filsuf bahasa memiliki aksentuasi yang beraneka ragam sehingga penekannya beraneka ragam pula. Walaupun bidang filsafat bahasa baru dikenal dan berkembang pada abad 20, namun berdasarkan fakta sejarah hubungan filsafat dengan bahasa telah berlangsung lama bahkan sejak zaman Yunani.
Salah satu filsup yang mengkaji filsafat bahasa adalah Bertrand Russell. Menurut Bertrand Russell filsafat bahasa adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu pengetahuan.
Bertrand Russell berpendapat bahwa tujuan filsafat yang utama itu ada 3 macam. Pertama, filsafat memiliki tujuan untuk mengembalikan seluruh ilmu pengetahuan kepada bahasa yang paling padat dan sederhana. Kedua, menghubungkan logika dan matematika. ketiga, analisis bahasa. Berdasarkan ketiga tujuan tersebut, dapat dilihat bahwa logika merupakan poin penting atau kunci pemikiran Bertrand Russell.
Dia juga berpendapat bahasa sehari-hari tidak cukup memadai untuk menunjang kegiatan filsafat dikarenakan mengandung banyak kelemahan. Oleh karena itu Bertrand Russell membangun pemikirannya melalui bahasa yang berdasarkan logika. Hal itu bisa didapatkan dengan melakukan analisis logis yang disertai dengan sintesis logis tentang fakta-fakta. Analisis logis tentang fakta ialah pemikiran yang berdasarkan pada metode dedukasi.
Dengan bahasa logika itulah Bertrand Russell kemudia menyusun teori atomisme logis. Menurutnya analisis bahasa bagi bahasa filsafat dilakukan untuk memperoleh atom-atom logis atau proposisi atomis. proposisi atomis adalah proposisi paling elementer yang tidak dapat dipecah lagi menjadi proposisi yang lebih kecil lagi. Selain menekankan pentingnya bahasa logika dalam berfilsafat, Bertrand Russell juga mengenalkan corak logis yang terkandung dalam proposisi.Menurutnya jika ada dua kalimat yang berstruktur sama maka akan memiliki struktur logis yang berbeda. Hal itu dikarenakan oleh masing-masing kata di setiap kalimat mempunyai fungsi logis yang berbeda pula.
Berdasarkan bahasa logika dan corak logis itulah Burtrand Russell mengembangkan konsep isomorfisme. isomorfisme adalah sebuah konsep yang menjelaskan tentang kesetaraan antara struktur bahasa dengan dunia. Buah pemikiran dari Burtrand Russell ini kemudian dilanjutkan konsep pemikirannya oleh Lutwig Wittgenstein. Yang dimana kedua konsep dari mereka memiliki bebarapa persamaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.