Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Chandra Aditya

Gerakan Pembaruan Islam

Agama | 2022-06-04 16:43:42

1.1 Periodesasi Sejarah Islam menurut Prof. Dr. Harun Nasution

Islam menjadi agama terbesar kedua di dunia (1,91 miliar orang). Munculnya agama islam di dunia sudah ada sejak 610 M, dengan di tandai diterimanya wahyu Allah SWT oleh Nabi Muhammad SAW dan eksistensinya masih bertahan hingga sekarang. Namun di dunia modern ini, agama islam telah mengalami kemunduran.

Agama islam di dunia juga memiliki tahap dalam persebaran serta masa kejayaan, menurut Prof. Dr. Harun Nasution periodesasi islam dibagi menjadi 3 periode, yaitu

1. Periode Klasik 650-1250 M

Periode klasik adalah masa kejayaan islam, periode klasik berlangsung selama kurang lebih 600 tahun, Yaitu sejak zaman Nabi Muhammad SAW hidup sampai masa kekhalifahan Bani Abbasyiah runtuh (1258)

2. Periode Pertengahan 1250-1800 M

Periode pertengahan adalah masa kemunduran umat islam pasca runtuhnya kekhalifahan Bani Abbasyiah pada tahun 1258. Serta munculnya 3 kerajaan besar islam (Usmani, Syafawi, Mughal) serta saat era kolonialisasi umat Islam oleh bangsa barat

3. Periode Moderen 1800-sekarang

Periode Islam modern adalah masa kebangkitan umat islam dari kolonialisme dan imperialisme oleh bangsa barat, dan kebangkitan islam menuju islam yang modern

2.1 Latar Belakang Kemajuan Islam Pada Periode Islam Klasik

Pada tahun 650-1250 M agama islam mengalami kemajuan yang sangat pesat, kemajuan islam ini tidak lepas dari peranan Nabi Muhammad SAW sebagai penyebar agama islam di dunia, bahkan saat Nabi Muhammad SAW sudah wafat pun kejayaan agama islam masih bertahan hingga 600 tahun. Kemajuan agama islam pun tidak semata karena peran Nabi Muhammad SAW semata, namun juga dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya

1. Terkodifikasinya ilmu agama yang berbasis Al-Qur’an dan Hadis seperti ilmu fiqh, ushul fiqh, ulumul qur’an, ulumul hadis, nahwu-sharaf, balaghah, dll.

Salah satu tempat pengembangan ilmu islam pada saat itu adalah perpustakaan Baitul Hikmah yang ada di kota Baghdad, Baitul Hikmah berfungsi sebagai Perpustakaan sekaligus observator. Disitulah para Ilmuwan Muslim sering berkumpul untuk melakukan kajian-kajian ilmiah, Baitul Hikmah didirikan oleh Khalifah Harun al-Rasyid sebagai pemimpin dari Bani Abbasiyah antara 786-809

2. Berkembangnya ilmu pengetahuan seperti filsafat, sains, kedokteran, astronomi, dan matematika berkat penerjemahan buku-buku Yunani dan Persia yang dibarengi dengan dialektika ilmuwan muslim. Berkembangnya ilmu pengetahuan tak lepas dari jasa Khalifah Al-Ma’mun yang melakukan penerjemahan buku-buku asing

3. Munculnya ijtihad sebagai upaya menjawab masalah dan tantangan di zamannya. Arti ijtihad adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk mencari jawaban jawaban atas masalah yang ada pada zaman itu yang jawabannya tidak ada dalam hadist maupun Al-Qur’an

4. Ulama dan ilmuwan disegani oleh pemerintah/kerajaan saat itu

5. Munculnya metode berpikir rasional dan kebebasan berpikir akibat masuknya filsafat Yunani, pada masa itu ilmuan ilmuan islam memiliki kemampuan untuk menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada, aturan, dan logika

6. Munculnya paham Averoisme (filsafat Ibnu Rusyd) yang memantik kebebasan berpikir hingga membawa renaissance di Eropa pada abad ke-14

2.1 Latar Belakang Kemajuan Islam Pada Periode Islam Klasik

Pada tahun 650-1250 M agama islam mengalami kemajuan yang sangat pesat, kemajuan islam ini tidak lepas dari peranan Nabi Muhammad SAW sebagai penyebar agama islam di dunia, bahkan saat Nabi Muhammad SAW sudah wafat pun kejayaan agama islam masih bertahan hingga 600 tahun. Kemajuan agama islam pun tidak semata karena peran Nabi Muhammad SAW semata, namun juga dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya

1. Terkodifikasinya ilmu agama yang berbasis Al-Qur’an dan Hadis seperti ilmu fiqh, ushul fiqh, ulumul qur’an, ulumul hadis, nahwu-sharaf, balaghah, dll.

Salah satu tempat pengembangan ilmu islam pada saat itu adalah perpustakaan Baitul Hikmah yang ada di kota Baghdad, Baitul Hikmah berfungsi sebagai Perpustakaan sekaligus observator. Disitulah para Ilmuwan Muslim sering berkumpul untuk melakukan kajian-kajian ilmiah, Baitul Hikmah didirikan oleh Khalifah Harun al-Rasyid sebagai pemimpin dari Bani Abbasiyah antara 786-809

2. Berkembangnya ilmu pengetahuan seperti filsafat, sains, kedokteran, astronomi, dan matematika berkat penerjemahan buku-buku Yunani dan Persia yang dibarengi dengan dialektika ilmuwan muslim. Berkembangnya ilmu pengetahuan tak lepas dari jasa Khalifah Al-Ma’mun yang melakukan penerjemahan buku-buku asing

3. Munculnya ijtihad sebagai upaya menjawab masalah dan tantangan di zamannya. Arti ijtihad adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk mencari jawaban jawaban atas masalah yang ada pada zaman itu yang jawabannya tidak ada dalam hadist maupun Al-Qur’an

4. Ulama dan ilmuwan disegani oleh pemerintah/kerajaan saat itu

5. Munculnya metode berpikir rasional dan kebebasan berpikir akibat masuknya filsafat Yunani, pada masa itu ilmuan ilmuan islam memiliki kemampuan untuk menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada, aturan, dan logika

6. Munculnya paham Averoisme (filsafat Ibnu Rusyd) yang memantik kebebasan berpikir hingga membawa renaissance di Eropa pada abad ke-14

2.2 Latar Belakang Kemunduran Islam Pada Periode Pertengahan

1. Kejatuhan Bagdad sebagai pusat Dinasti Bani Abbasiyah pada 1258 M akibat serangan bangsa Mongol dan musnahnya khazanah pengetahuan Islam menjadi awal mula kemunduran islam karena perpustakaan Baitul Hikmah yang ada di Baghdad adalah pusat pengembangan ilmu pengetahuan islam. Dan saat kota Baghdad jatuh ke tanagan bangsa Mongol, perpustakaan Baitul Hikmah ikut dihancurkan dan dibumi hanguskan oleh bangsa Mongol

2. Kejatuhan Spanyol sebagai pusat kekuasaan Islam di Eropa pada 1492 M. Alasan dibalik runtuhnya islam di Spanyol adalah

- perpecahan umat Islam pada saat itu

- cinta dunia dan takut mati kaum muslimin khususnya anggota keluarga kerajaan Islam Andalusia

- memudar atau hilangnya peran ulama pada saat itu, kata Himayah dalam bukunya itu

3. Para ulama merasa cukup dengan ijtihad di masa lampau dan tidak melakukan ijtihad Kembali

4. Pusat kekuasaan Islam berpindah dari wilayah Arab ke wilayah non-Arab (Safawi di Persia/Iran, Mughal di India, dan Usmani di Turki) sehingga melemahkan pengaruh bahasa Arab sebagai bahasa pemersatu dan bahasa ilmiah

5. Kekuasaan Islam pada masa tiga kerajaan besar (Safawi, Mughal, dan Usmani) dipegang oleh keturunan bangsa Turki dan Mongol yang dikenal lebih suka berperang dibanding mengembangkan ilmu pengetahuan

6. Kolonialisme dan imperialisme di dunia Islam seperti Mesir yang dijajah Prancis, India yang dijajah Inggris, dan Indonesia oleh Belanda-Jepang

7. Di sisi lain, Eropa bangkit dengan semangat renaissance. Bermula di Italia yang terdorong dari paham Averoisme pada abad ke-14, dilanjutkan dengan gerakan reformasi pada abad ke-16, gerakan rasionalisme pada abad ke-17, dan aufklarung/pencerahan pada abad ke-18 di Eropa yang mendorong revolusi industri pasca penemuan mesin uap oleh James Watt

2.2 Bias Faktor Kemunduran Islam Dalam Sejarah

Ada beberapa bias yang dituduhkan sejarawan barat tentang kemunduran

peradaban Islam, termasuk diajarkan dalam buku paket agama Islam di

sekolah, di antaranya adalah:

1. Kemunculan Imam Al-Ghazali dan tasawuf yang dituding menjauhkan umat Islam dari urusan duniawi. Menurut Al-Ghazali, tasawuf dimaknai sebagai ketulusan kepada Allah dan pergaulan yang baik dengan sesama manusia, namun hal itu menjadi tuduhan sejarawan barat kepada Imam Al-Ghazali bahwa tasawuf lah yang menjadi penyebab kemunduran islam

2. Paham Asy’ariyah dianggap sebagai paham tradisionalis yang mengekang penggunaan akal rasional, sebagai lawan dari Mu’tazilah yang dianggap

rasional dan mengedepankan akal. Padahal Asy’ariyah mengambil dasar keyakinannya dari Kullabiyah, yaitu pemikiran dari Abu Muhammad bin Kullab dalam meyakini sifat-sifat Allah. Kemudian mengedepankan akal (rasional) di atas tekstual ayat (nash) dalam memahami Al-Qur'an dan hadist

3. Standar ganda dalam definisi kemajuan sebuah peradaban sama dengan

kemajuan seperti barat. Bangsa barat menganggap islam tidak mengalami kemajuan hanya karena standar kemajuan sebuah peradaban disamakan dengan standar kemajuan peradaban bangsa barat

2.2 Definisi Tajdid

Mujaddid (Bahasa Arab: مجدد ) dalam etimologi Islam, berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah orang yang membawa pembaruan atau seorang pembaru. Dalam budaya muslim, Mujaddid adalah orang yang memperbaiki kerusakan yang ada pada urusan atau praktik agama Islam yang dilakukan oleh umat muslim. Mujaddid tidak membawa agama baru, tetapi hanyalah membawa metode-metode baru dan memperbaiki metode yang menyimpang berdasarkan Al-Qur'an dan hadist serta memperbaiki kerusakan-kerusakan yang sudah terjadi pada urusan agama Islam. Mujaddid muncul pada tiap awal kurun waktu/abad tertentu dalam kalender Hijriah. Mujaddid bisa saja seorang Ulama, Khalifah, Cendikiawan, tetapi yang pasti, mereka adalah orang yang berpengaruh besar dalam menegakkan agama Islam di zamannya. Di dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA,sabda Nabi Muhammad SAW:

إِنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا

Artinya: “Sesungguhnya Allah akan menurunkan (orang) setiap permulaan 100 tahun seseorang kepada Umat yang akan (Tajdid) mengembalikan kegemilangan Agama mereka" [Hadits diriwayatkan oleh Abu Daud, Hakim di dalam Mustadrak dan al-Baihaqi di dalam al-Ma'rifah].

Contoh contoh mujaddid adalah

· Pada abad pertama adalah Khalifah ‘Umar bin Abdul Aziz

· Pada abad ke-2 adalah Imam Muhammad bin Idris Al-Syafi’i

· Pada abad ke-3 terdapat Ibnu Suraij atau Imam al-Asy’ari

· Pada abad ke-4 adalah Al-Shaûlki atau Imam Abu Hamid Al-Isyfirayayni atau al-Qadhi Abu Bakar Al-Baqillâni

· Pada abad ke-5 Imam Abu Hamid Al-Ghazali dengan tanpa ada perselisihan mengenai siapa yang menjadi mujaddid ketika itu

· Pada abad ke-6 Al-Fakhru Al-Râzi atau imam Al-Râfi’i

· Pada abad ke-7 Ibnu Daqîq al-‘Ayd

Dst..

Adapun mujaddid yang berasal dari indonesia yaitu Imam Rabbani Ahmad Sirhindi Quddasallahu sirruhu merupakan salah satu Tokoh Sufi dan penerus syekh Muhammad Baqi Billah q.s dalam silsilah tarekat Naqsyabandiyah. Beliau merupakan ulama Besar dizamanya yang populer dengan sebutan "Imam Rabbani Mujaddid Al-Faruq As-Sirhindi". Mujaddid dinisbatkan karena beliau merupakan pembaharu di abad milenial ke-2, sedangankan al-Faruq dinisbatkan karena merupakan keturunan dari Sahabat Umar bin Khattab dari jalur ayah.

2.2 Genealogi Mujaddid Islam Abad Ke-20 dan Kaitannya Dengan Pembaharuan

Jamaludin Al Afghani (1839-1897): Salah satu ide pembaharuan Jamaluddin yang paling populer adalah Pan Islamisme. Yang dimaksud Pan Islamisme yang digagas Jamaluddin adalah sebuah gerakan untuk menyatukan umat muslim dan membangun dunia Islam di bawah satu pemerintahan untuk melawan kekuatan asing (bangsa Barat)

Muhammad Abduh (1849-1905): seorang pelopor reformasi dan pembaruan dalam pemikiran Islam. Ide-idenya yang cemerlang meninggalkan dampak besar dalam tubuh pemikiran umat Islam. Beliaulah pendiri sekaligus peletak dasar-dasar sekolah pemikiran pada zaman modern juga menyebarkannya kepada manusia

Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935): telah melakukan pembaharuan dalam pendidikan Islam seperti tujuan pendidikan Islam, kurikulum pendidikan, sistem pendidikan, pendidik dan peserta didik, serta mengintegrasikan antara ilmu umum dan ilmu agama

K. H. Hasyim Asy’ari (1871-1947): Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, KH Hasyim Asyari mendirikan Pesantren Tebu Ireng, yang kemudian menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20. Pada tahun 1926, KH Hasyim Asyari menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama

K. H. Ahmad Dahlan (1868-1923): Pembaharuan yang dirintis K. H. Ahmad Dahlan yaitu menggabungkan pendidikan umum dan pendidikan agama Islam yang diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah pada tahun 1911, pembaharuan pendidikan K. H. Ahmad Dahlan menimbulkan dampak terhadap masyarakat yang tidak menerima Salah satunya adalah tentang arah kiblat sholat

2.2 Gerakan Pan-Islamisme

Pan-Islamisme merupakan sebuah ideologi politik yang mengajarkan bahwa umat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk dapat terbebas dari kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat. Paham Pan-Islamisme yang diusung Jamaludin al-Afghani pada akhir abad ke-19 M, kemudian diteruskan oleh muridnya Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha berlandaskan pada:

· Perlawanan atas intervensi barat dan dominasinya yang berpusat pada tema keislaman. Umat Islam harus mengadopsi sains dan teknologi barat tanpa meniru dengan membabi buta dan menyesuaikan dengan nilai islam, melawan kejumudan pemikiran kuno dengan membuka pintu ijtihad dalam menjawab tantangan zaman dengan menggunakan nalar sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadis

· Perlawanan atas tirani pemerintah yang korup dan mengusung persatuan umat Islam sedunia

Gerakan Pan-Islamisme mengajak kepada:

1. Kembali pada Al-Qur’an, menghilangkan fanatisme mazhab, menghilangkan taqlid golongan

2. Mengadakan ijtihad terhadap Al-Qur’an

3. Menyesuaikan prinsip Al-Qur’an dengan kondisi kehidupan umat

4. Menghilangkan khurafat dan bid’ah

5. Mengambil peradaban, kebudayaan dan ilmu pengetahuan Barat yang positif sesuai dengan Islam, serta

6. menciptakan satu pemerintahan Islam yang berhubungan satu dengan yang lainnya

2.2 Peran Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah dalam Pembaruan Islam di Indonesia

Paham Pan Islamisme menginspirasi KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari mendirikan organisasi keagamaan. KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dan KH. Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdhatul Ulama/NU. Di antara peran nyata pembaharuan Islam yang dilakukan oleh Muhammadiyah dan NU adalah:

A. Muhammadiyah

· Mendirikan rumah sakit PKU Muhammadiyah

· Mendirikan lembaga pendidikan (TK Aisyiah Bustanul Athfal, SD-SMA Muhammadiyah, dan universitas)

· Mendirikan lembaga amil zakat Lazismu

· Melakukan pembaharuan dalam bidang keagamaan (Majelis Tarjih Muhammadiyah)

· Mendirikan lembaga sosial keagamaan di bawah Muhammadiyah (Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Perguruan Silat Tapak Suci Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dll)

B. NU

· Mengusulkan pendirian Kementerian Agama RI

· Menyerukan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945

· Mendirikan rumah sakit NU (RS NU)

· Mendirikan dan melestarikan lembaga pendidikan pondok pesantren dan madrasah, mendirikan sekolah dari jenjang SD-SMA serta universitas NU (UNU)

· Mendirikan lembaga sosial, keagamaan, dan kebudayaan di bawah NU (GP-Ansor, Muslimat-NU, Lesbumi, Pergunu, ATMAN, LBM-NU, LTN-NU, Lakpesdam-NU, dll)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image