Pandemi dan Komitmen Guru Tanpa Batas
Guru Menulis | 2021-10-09 23:49:51Pemimpin redaksi Republika, Bapak Irfan Junaidi memberikan sambutan pada Malam Penganugerahan Tokoh Perubahan Republika Tahun 2020 yang disiarkan secara langsung (live) melalui channel YouTube âRepublik officialâ dalam rangka ulang tahun Republika ke-28 pada tanggal 5 April 2021 pukul jam 19.30 sampai 21.00 WIB, dengan mengusung tema âHikmah Kebersamaan Untuk Bangkit dari Pandemiâ.
Di antara yang beliau sampaikan adalah dengan kebersamaan, pandemi ini bisa kita lalui dengan ringan. Mari bangkit untuk mewujudkan Indonesia maju. Sisi positif dari ujian pandemi adalah memberikan pelajaran yang banyak dan berharga bagi kita. Seandainya pandemi tidak datang, akankah terjadi inovasi-inovasi dalam dunia kesehatan?. Seandainya pandemi tidak datang, akankah terjadi akselerasi dalam menyesuaikan diri kita dengan era digital?. Adanya pandemi, proses kerja akan menjadi lebih efisien, orang bisa bekerja dari rumah dan meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, sambungnya.
Sejak masa pandemi covid-19 pada pertengahan tahun 2020 yang lalu, hampir seluruh sekolah menerapkan pembelajaran daring (dalam jaringan) atau pembelajaran jarak jauh. Sejak itu pulalah proses belajar-mengajar berubah yang tadinya belajar di dalam ruang kelas kini harus dilakukan dari rumah, dengan sistem belajar berbasis Informatika dan Teknologi (IT).
Siswa dan orang tua disibukkan dengan berbagai kebingungan menyambut dan mempersiapkan pembelajaran jarak jauh. Ada sebuah komitmen yang harus dikerjakan yaitu para siswa harus beradaptasi dengan gadgetnya sebagai alat untuk belajar, memperoleh materi dan mengerjakan tugas. Begitu juga dengan orang tua dengan segala keterbatasannya harus mempersiapkan gadget yang dibutuhkan anaknya. Bukan hanya itu, orang tua harus bisa memberikan dukungan penuh kepada putra putrinya untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh.
Sebagai pendidik, guru berkomitmen mendidik para siswa dengan segenap kemampuannya. Iya tak kenal lelah, walaupun terkadang mengeluh namun akan terus berusaha, berjuang dan terus mendidik tanpa henti. Perbedaan pendapat hingga debat yang serius sesama guru terkadang terjadi, tetapi tugas mendidik tak akan ternodai. Terlebih pada masa pandemi ini, pendidik dituntut memiliki komitmen tanpa batas, ini terbukti mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang harus menyesuaikan dengan kondisi pandemi, harus diupayakan. Lalu apa saja komitmen guru yang dimaksud, berikut gambarannya.
1. Komitmen mengikuti Diklat penguasaan teknologi dan mengaplikasikannya
Adanya tuntutan belajar dari rumah berarti menuntut guru untuk menguasai teknologi agar proses belajar mengajar dapat berlangsung. Maka dengan kondisi seperti ini guru harus segera berbenah dengan mengikuti berbagai diklat, webinar dan diskusi.
2. Komitmen mengelola waktu belajar
Mengelola waktu belajar saat pandemi sangat berbeda dengan kondisi normal. Jika pada kondisi normal 1 jam pelajaran adalah 45 menit untuk tingkat SMA atau sederajat, maka pada kondisi pandemi waktu tersebut menjadi tak terbatas. Hal ini dikarenakan masing-masing siswa memiliki kendala yang berbeda. Tempat tinggal yang berbeda dan sangat dipengaruhi dengan jaringan internet. Ini menyebabkan guru harus selalu meluangkan waktu untuk selalu siap melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
3. Komitmen mengelola kesabaran
Menghadapi siswa dengan berbagai karakter dan kendala yang berbeda-beda sangat diperlukan kesabaran yang terus dipupuk. Dengan tak henti memohon pada Allah, agar senantiasa dijagakan hatinya sehingga mampu bersabar dan terus bersabar. Karena batas kesabaran adalah saat nyawa berpisah dengan raga.
4. Komitmen melakukan pendekatan pribadi
Apabila ada siswa yang tidak aktif pada pembelajaran jarak jauh, maka guru berusaha mencari solusinya. Dengan melakukan pendekatan pribadi, berusaha mengetahui kondisi siswanya. Dan ini terus akan dilakukan sampai benar-benar ada keputusan dari siswa yang bersangkutan. Beberapa jumlah siswa yang berkendala sejumlah itu pulalah usaha yang dilakukan guru dalam mendampinginya.
5. Komitmen menjaga hubungan baik dengan wali siswa
Kerjasama dengan wali siswa harus terjalin dengan baik. Melalui peran wali kelas akan diperoleh data yang akurat mengenai kondisi siswa, perkembangan siswa dan kendala yang dihadapinya. Kalaupun harus home visit (kunjungan rumah) disebabkan sulitnya terhubung, maka itu pun akan dilakukan.
6. Komitmen menanamkan karakter akhlak mulia
Membiasakan memaafkan kesalahan siswa, memberikan nasehat, dan memberikan sanksi harus tetap dilakukan. Memaafkan kesalahan siswa, tanpa menasehati dan tanpa memberikan sanksi itu terkadang dapat menjerumuskan siswa, dia tidak akan tahu seberat apa kesalahannya. Oleh karena itu sebagai seorang guru, memaafkan kesalahan siswa suatu keharusan. Kemudian menasehatinya agar dia tahu dampak negatif dari kesalahannya dan memberikan sanksi agar anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
7. Komitmen mengupgrade potensi diri dan introspeksi diri
Guru harus terus meningkatkan potensi diri dan terus mengoreksi kekurangannya, agar mampu menjawab tantangan zaman, terutama yang berkenaan dengan dunia pendidikan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara terus menulis, tetap belajar dan terus belajar dengan mengikuti webinar webinar, diklat-diklat online, dan mengikuti perkembangan anak dengan era digitalnya.
Dengan terus meng-upgrade diri dan introspeksi diri, maka peran sebagai guru tidak akan tergantikan oleh IT. Namun sebaliknya, apabila guru tidak mau meng-upgrade diri dan tidak introspeksi diri, maka bersiaplah peran anda sebagai guru akan digantikan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.