Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bambang Fadian

Kejar Pelatihan Sebagai Upaya Adaptif Kemajuan Pendidikan Saat Pandemi

Guru Menulis | 2021-10-09 19:26:46
Antusiasme Pelatihan Untuk Adaptasi Pembelajaran Menghadapi Pandemi

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) menyerang hampir seluruh negara di belahan dunia sehingga organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan bahwa dunia dalam kondisi pandemi. Bangsa kita yaitu Indonesia termasuk mengalami pandemi yang berdampak di bidang kesehatan, ekonomi, sosial, dan pendidikan. Indonesia dan negara yang terdampak membuat keputusan untuk menutup sekolah sementara. Tetapi, siswa tetap memperoleh haknya yaitu layanan pendidikan, sehingga Pemerintah mengeluarkan ketetapan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020, yang salah satu isinya tentang Belajar Dari Rumah selama pandemi melalui pembelajaran jarak jauh.

Dengan adanya pembelajaran daring atau jarak jauh ini adalah tantangan nyata bagi guru untuk berupaya beradaptasi dalam penyelenggaraan pembelajaran. Guru seakan berlomba dengan waktu untuk menyesuaikan diri dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga pembelajaran tetap berlangsung.

Di awal pandemi, sekolah melakukan pelatihan secara mandiri ataupun kerjasama sehingga bisa melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Jenis pelatihan yang diselenggarakan di sekolah tidak sama, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, terutama daya serap guru juga dalam memahami dan mengimplementasikannya. Beragam kegiatan pelatihan tersebut merupakan upaya beradaptasi dengan kondisi yang belum memungkinkan untuk pembelajaran tatap muka menuntut guru untuk menguasai keterampilan abad 21 yaitu tidak hanya memahami akan tetapi menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT Literacy Skills). Pelatihan pembelajaran metode asinkronus yaitu pembelajaran yang memiliki keuntungan yaitu lebih fleksibilitas (konten dapat diakses kapan pun dan di mana pun) serta dapat meninjau subjek tertentu lebih dari sekali sebelum melanjutkan. Pembelajaran metode ini memiliki kekurangan yaitu siswa membutuhkan sentuhan personal atau figur seorang guru untuk mendidik dan memberikan teladan ataupun kedisiplinan. Kegiatan ini juga mengakibatkan siswa kurang optimal dalam bertindak kolaboratif.

Inilah fenomena baru pembelajaran di negeri ini, membutuhkan jaringan internet. Sehingga di daerah pelosok yang terdapat kendala kesulitan jaringan, para guru pun berjuang mendatangi rumah siswa dan melaksanakan pembelajaran secara berkelompok.

Seiring berjalannya waktu, pelatihan pembelajaran sinkronus pun mulai menjamur. Kegiatan ini memiliki kelebihan yaitu lebih interaktif. Interaktif dalam artian siswa dan guru dapat melakukan diskusi aktif. Guru pun bisa memberi masukan langsung berdasarkan kecepatan belajar siswa. Kelebihan lainnya Guru juga dapat memberikan motivasi dan pembelajaran bisa berlangsung lebih fokus. Akan tetapi pembelajaran tipe metode ini tidaklah sempurna karena memiliki kekurangan yaitu pembelajaran yang mengharuskan guru dan semua siswa untuk online pada waktu yang sama dan memiliki koneksi internet yang stabil.

Setelah mengikuti pelatihan pembelajaran sinkron ataupun asinkron, kepercayaan diri guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh makin meningkat. Maklum saja, sekarang tiap hari mereka bekerja melaksanakan pembelajaran dengan teknologi informasi dan komunikasi. Kemampuan IT guru di negeri ini berkembang dengan pesat. Kehadiran pandemi ini membawa sisi keberkahan juga bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sehingga para guru pun mulai aktif mengikuti pelatihan dan webinar untuk meningkatkan kompetensi. Inilah fenomena yang positif. Jika sebelum pandemi, pihak kementerian ataupun dinas pendidikan melaksanakan pelatihan, maka yang diundang adalah 1 orang guru sebagai perwakilan. Akan tetapi kondisi sekarang adalah beda. Guru yang memiliki kemauan untuk berkembang, meningkatkan kompetensinya, akan mendaftarkan diri pada berbagai macam pelatihan yang diselenggarakan secara daring dan juga bukan main-main tentunya, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi juga menyelenggarakan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dengan mengundang dan memberikan kesempatan guru di seluruh pelosok negeri. Senang dan tertantang karena guru diberi kesempatan tanpa harus ada pembatasan peserta dari sekolah asal. Bahkan beberapa dari mereka pun ada yang mengikuti pelatihan secara bersamaan demi untuk meningkatkan kompetensi mereka dan tentunya untuk diimplementasikan di kegiatan pembelajaran, sehingga jalan menuju kemajuan pendidikan di Indonesia berada pada arah yang tepat.

Fenomema baru yaitu guru tergabung dalam beberapa grup whatsapp dan telegram tentang pelatihan. Ini adalah bukti nyata bahwa guru di negeri ini sedang mengejar pelatihan. Beragam kegiatan pelatihan selama masa pandemi ini memiliki tujuan yaitu sebagai upaya adaptasi dan peningkatan kompetensi guru demi kemajuan pendidikan Indonesia. Sehingga gotong royong dari berbagai pihak merupakan cermin budaya bangsa tidak hanya untuk pendidikan yang berkemajuan, tetapi implikasinya akan bebasnya negara dari kebodohan dan kemiskinan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image