Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Henny Widyaning Fatmasari

Potret Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi

Guru Menulis | Saturday, 09 Oct 2021, 18:11 WIB

Tahun 2020 menjadi awal mula perubahan sistem pendidikan di Indonesia dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring yang berbasis teknologi digital. Bukan tanpa sebab, hal ini dilatarbelakangi munculnya virus COVID-19 yang melanda nyaris seluruh dunia. Semua yang terlibat di dalam institusi pendidikan dasar, menengah, dan tinggi terkena imbasnya.

Sebenarnya beberapa abad sebelumnya prediksi tentang peralihan dunia digital di bidang pendidikan telah dilakukan oleh banyak tokoh futuris. Berawal dari penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876, dia kemudian mengatakan hal yang mengejutkan bahwa “Akan tiba hari ketika orang di telepon dapat melihat orang yang jauh kepada siapa dia berbicara.” (www.travel.tribunnews.com)

Selanjutnya tahun 1920 para ilustrator dan futuris meramalkannya pada sebuah gambar yang kita kenal sekarang dengan teknologi video call. Nyaris 50 tahun berlalu dan lagi-lagi ramalan perihal dunia digital di masa depan dituangkan ke dalam sebuah karya oleh seorang seniman asal Jepang Shigeru Komatsuzaki. Dia menerjemahkan imajinasinya berupa gambar ilustrasi berjudul “The Rise of the Computerized School” yang dibuat untuk majalah Computopia pada tahun 1969. Dalam gambarnya, terlihat sebuah kelas digital dengan seorang guru yang berada di layar komputer dan puluhan siswa yang masing-masing menggunakan komputer yang terhubung dengan perangkat internet.

Bisa dikatakan hampir 80% pendidikan di Indonesia di masa pandemi ini sesuai dengan ramalan dan prediksi para tokoh tersebut. Ya, sebuah pendidikan berbasis digital yang lumrah disebut pembelajaran daring.

Tak dapat dipungkiri, model pembelajaran berbasis digital adalah solusi yang terbaik yang dapat diterapkan. Di tengah-tengah gempuran virus COVID-19 yang mengganas, butuh strategi jitu agar pendidikan bagi para generasi muda bangsa terus berjalan.

Sejak pemerintah mulai memberlakukan pembelajaran daring pada pertengahan Maret 2020, banyak guru dan siswa yang mengalami shock culture. Apalagi bagi para pendidik dan pembelajar yang selama ini gagap teknologi atau istilahnya gaptek, tentunya akan cukup berdampak.

Syukurnya, seiring berjalannya waktu, lewat pelatihan-pelatihan intensif berbagai model pembelajaran daring baik yang diberikan oleh pemerintah atau secara mandiri, para guru dan siswa mulai dapat beradaptasi dengan keadaan. Ada suka duka yang tak jarang dialami oleh para guru, salah satunya adalah harus tetap melaksanakan pembelajaran kepada para siswa meskipun sedang terikat aturan work from home (bekerja dari rumah). Untuk bertemu secara online dengan para siswa, beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan yaitu dengan teknologi video call atau zoom meeting. Pernah suatu hari, ketika saya sedang mengajar via zoom meeting, ada beberapa siswa yang nyambi sarapan, ada yang terlihat berantakan seperti belum mandi, bahkan ada yang tertidur pada saat pembelajaran sedang berlangsung! Sungguh unik dan menggelitik, bukan?

Melaksanakan pembelajaran daring di masa pandemi seperti ini, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan alur informasi digital yang tersedia. Guru mesti pandai-pandai mencari cara untuk mentransfer ilmu secara virtual. Tujuannya agar siswa dapat menyerap informasi materi yang disampaikan dengan mudah dan cepat. Masalah muncul karena sebelum pandemi, penyampaian informasi materi kepada para siswa pun tidak sepenuhnya tercapai. Apalagi pada masa pandemi, tantangan yang dihadapi semakin berat. Keterbatasan waktu, perangkat digital yang tidak memadai, kesalahan komunikasi antara guru dengan siswa, hanya beberapa di antara hambatan-hambatan yang ditemui.

Alternatif pembelajaran yang bisa dilakukan di masa pandemi, yaitu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi digital. Para siswa diajak untuk menjelajah situs yang berisi buku-buku cerita bergambar digital ramah anak yang banyak tersebar di internet. Sekadar membaca dua atau tiga buku, agar para siswa tidak kehilangan minat membaca setelah beberapa lama tak bercengkerama dengan buku. Di lain waktu, guru juga bisa meminta siswanya untuk lebih membuka mata dan pikiran dengan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lewat mesin situs pencarian google.

Kemudahan mendapatkan informasi digital tentunya sangat membantu para guru dan juga siswa-siswa dalam situasi belajar di tengah pandemi. Namun demikian, bagaimanapun hebatnya sebuah teknologi, tidak ada yang selalu berjalan sempurna.

Seorang penyanyi dan penulis lagu berkebangsaan Amerika bernama John Phillips menyebutkan, “Teknologi membuat segalanya menjadi lebih cepat dan mudah, tetapi hal itu tetap tidaklah sempurna...”

Manusia tetap kembali pada kodrat sebagai makhluk sosial yang membutuhkan interaksi satu sama lainnya. Kemajuan literasi berbasis digital di masa kini bukannya serta-merta menggantikan literasi konvensional yang telah ada sebelumnya. Jika keduanya bisa berjalan berdampingan, mengapa tidak?

Pendidikan merupakan jembatan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Di masa kini, guru yang hebat bukan hanya seorang guru yang mampu mengajar dengan baik, melainkan mampu menjadi seorang pembelajar sejati dan sebagai agen perubahan menuju masa depan bangsa yang lebih baik. Guru yang hebat akan melahirkan pribadi-pribadi yang berkarakter dan bangsa yang kuat. Maju terus guru-guru hebat di seluruh Indonesia!

#GuruHebatBangsaKuat

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image