Merindukan Halaman Rumah
Curhat | 2022-06-02 11:04:20Setiap hari daun-daun kering dari pohon jambu, mangga atau saus yang ada di halaman rumah itu berguguran dan perlu bersihkan. Penghuni rumah membagi tugas anak-anaknya untuk membersihkan halaman rumah setiap hari. Anak-anak tidak keberatan, mereka dengan gembira melakukannya. Toh jika pohon-pohon itu berbuah mereka juga yang akan menikmatinya. Musim berbuah seperti itu adalah musim yang ditunggu-tunggu. Sering malah buah dari pohon tersebut tidak sempat membusuk karena buahnya sudah habis diambil sebelum jatuh. Anak-anak masa itu terkesan rakus dan kelaparan sekali . Namun itulah dunia mereka. Dunia ketika halaman ditumbuhi pohon jambu, saus dan mangga.
Masa berlalu, musim berganti. Sekarang tidak ada lagi anak-anak yang berebut memanjat pohon mangga. Tidak menaik lagi bagi mereka ranumnya buah jambu di halaman rumah. Enggan pula nampaknya anak-anak itu untuk sekedar mencoba rasanya tebu yang marimba dikebun samping rumahnya. Buah jambu yang memerah berserakan dihalaman rumah, memberikan pemandangan yang menyedihkan. Anak-anak sekarang asyik dengan dunianya yang tidak ingin diganggu, sibuk bersama gadget yang lebih menarik dibandingkan keluar bermain bersama teman-temannya memanjat pohon jambu untuk dibuat rujak.
Halaman rumah tidak lagi menjadi ajang bermain, pohon –pohon kesepian. Orang-orang tua pun berpikir untuk menebang pohon di depan rumah mereka. Tidak ada lagi anak yang akan menyapu daun yang berguguran, merekapun tidak punya waktu untuk menyapu halaman. Pohon ditebang dan halaman dibeton agar kelihatan lebih bersih. Kalau ingin sedikit lebih berseni maka dibelilah pot-pot bunga berbagai ukuran untuk menanam bunga-bunga yang lagi tren. Harga ratusan dan bahkan jutaan tidak menjadi masalah. Sebagian halaman beralih fungsi menjadi garasi mobil dan kendaraan keluarga. Selamat tinggal halaman rumah.
Perkembangan ilmu dan teknologi memang telah merubah cara berpikir banyak orang. Perubahan nilai tidak terelakkan terjadi seiring perkembangan tersebut. Halaman rumah dengan pohon-pohon disekelilingnya hanyalah contoh sederhana akan hilangnya sebuah nilai. Halaman rumah dengan aneka isinya adalah symbol kebersamaan. Menyapu pekerjaan sedehana yang menyehatkan, menentramkan yang lambat laun hilang. Mungkin saja suatu saat anak-anak tidak lagi mengenal sapu lidi yang kemudian mendorong pemerintah merasa perlu pula memasukkannya kedalam kurikulum bagaimana anak mengenal sapu dan menggunakannya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.