Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Djoko Soegiyanto, S.Pi, S.Pd, M.Pd.I

Pekerjaan Mulia Jaminan Surga

Guru Menulis | 2021-10-08 07:26:56

Chapter VII

Karierku terus berjalan alhamdulillah ditempatkan di kelas IV yang siswanya sedikit lebih besar dan tingkat kemandiriannya cukup baik. Terus belajar dan berproses karena untuk menjadi guru yang baik adalah guru yang tidak berhenti untuk selalu belajar. Berapapun masa mengajar guru tersebut, dia akan terus berubah sesuai dengan kondisi zaman dan pola pembelajaran siswa yang diinginkan.

Artinya dulu kita mungkin hanya menerapkan satu metode mengajar yaitu dengan ceramah dimana kita berdiri di tengah kelas sambil berbicara panjang lebar menjelaskan materi pelajaran. Tanpa mau merespon siswa yang mendengarkan kita, dimana siswa diminta duduk dengan tenang dan mendengarkan serta menyimak penjelasan guru. Zaman semakin berubah dan berkembang begitu pula dengan kemampuan mengajar kita juga harus terus di upgrade dan diperbaharui agar semakin baik sesuai dengan kebutuhannya. Karena apabila kita bertahan dengan metode lama sedangkan peserta didik kita sudah berkembang sesuai zamannya maka kita akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan.

Karena mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu dan menyampaikan konsep, namun yang lebih penting adalah para siswa kita memahami essensi dari tujuan pembelajaran yang telah kita sampaikan, Yang tentunya sudah kita jabarkan dalam beberapa indikator pencapaian sehingga mempermudah kita dalam mewujudkannya. Hal penting lainnya adalah adanya perubahan sikap dan perilaku ke arah yang lebih baik. Karena tugas guru sangatlah luas karena kita adalah pewaris risalah para nabi yang harus mampu mengarahkan siswa kita tidak hanya pintar secara kognitif namun juga memiliki adab dan akhlaq yang mulia.

Alhamdulillah Yayasan Ukhuwah Kalimantan Selatan sangat peduli dengan peningkatan kompetensi para gurunya. Sudah sering dilakukan pelatihan-pelatihan, seminar dan diklat para guru yang nara sumbernya adalah para praktisi, trainer handal di bidang pendidikan. Baik yang lokal maupun yang nasional. Yayasan Ukhuwah Kalimantan Selatan siap mendatangkan nara sumber tersebut agar kompetensi guru semakin berkembang dan mumpuni.

Di fase ini aku mulai menyadari bahwa menjadi guru tidak harus dari Sarjana Pendidikan, dari sarjana manapun asalkan ada niat, kemauan dan tekad untuk menjadi seorang guru yang baik insha Allah akan diberikan jalan dan kemudahan oleh Allah SWT. Alhamdulillah aku merasakan sekali perubahan itu dan perlahan-lahan kuluruskan niatku semoga dengan menjadi guru akan semakin menguatkan keimanan dan ketaqwaanku kepada Allah SWT.

Tiga tahun berlalu alhamdulillah aku masih bisa bekerjasama dengan rekan-rekan guru di jenjang kelas IV dalam memaksimalkan tujuan pembelajaran. Karena sebenarnya sekolah kami adalah sekolah swasta yang bernafaskan nilai-nilai ke-Islaman. Sekolah kami juga fullday artinya jam masuknya dari pukul 07.30 wita pagi dan pulangnya sampai pukul 16.35 wita sore sebelum pandemi covid-19 melanda Indonesia. Jadi hampir satu hari penuh proses kegiatan belajar mengajar kami lakukan selama siswa di sekolah. Agenda sekolah kami insha Allah kurang lebih dengan sekolah negeri lain, namun kami mengintegrasikan kurikulum keIslaman di sela-sela mata pelajaran umum.

Misalnya mengaji Al Qur’an di setiap kelompoknya, pembiasaan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun), praktek sholat, sholat Dzuhur dan Asar berjama’ah di mesjid, puasa sunnah, Malam Bina Iman dan Taqwa, Tahfizh sore, dan beberapa jenis ekstrakurikuler yang diikuti oleh semua siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.

Kemudian untuk proses regenerasi aku pun pernah dijadikan guru di jenjang kelas VI. Pertama senang karena akan merasakan pengalaman baru lagi dijenjang yang paling tinggi, Di sisi lain ada beban moral karena kita sebagai seorang guru harus dituntut menjadi seorang teladan diantara siswa-siswanya. Apalagi dengan panggilan ustadz untuk guru laki-laki semakin menguatkan agar bisa berusaha semaksimal mungkin menjadi panutan dan teladan diantara siswa-siswaku.

Cukup lama aku di jenjang kelas VI karena waktu itu masih ada Ujian Nasional yang masih menjadi momok bagi orangtua. Artinya orangtua khawatir apabila pas Ujian Nasional nanti anaknya tidak lulus. Karena yang membuat soal sama secara nasional dari Dinas Pendidikan di Jakarta. Kemudian soal didistribusikan ke wilayah Indonesia untuk diujikan dan hasil ujinya dijadikan sebagai nilai ijazah siswa untuk tiga mata pelajaran uatama yaitu Bahasa Indonesia, IPA dan Matematika.

Wallahua'alam Bisshowab

To be continued

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image