Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Setyowati

Analisis Pragmatik pada Fungsi Tindak Tutur dalam Novel Rentang Kisah Karya Gita Savitri Devi

Sastra | Wednesday, 01 Jun 2022, 10:41 WIB

Analisis Pragmatik pada Fungsi Tindak Tutur dalam Novel Rentang Kisah Karya Gita Savitri Devi

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan tindak tutur, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Novel Rentang Kisah karya Gita Savitri Devi dijadikan sumber data sebagai objek penelitian ini. Data yag dibahas ialah : (1) menganalisis jenis-jenis tindak tutur yang ada di dalam novelnya dan jenis-jenisnya yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi (representatif, direktif, deklaratif, ekspresif, dan komisif), dan tindak tutur perlokusi (2) Tuturan yang digunakan pada penelitian ini ialah tuturan yng dituturkan oleh tokoh dalam novel, dan narasi novel, data yang dipakai disesuaikan dengan tindak tutur yang akan diteliti yang ada didalam novel objek penelitian.

Kata kunci : tindak tutur, lokusi, ilokusi, perlokusi, novel

PENDAHULUAN

Bahasa adalah suatu sistem tanda bunyi yang disepakati bersama untuk digunakan oleh para anggota atau kelompok masyarakat dalam bekerja sama dan berkomunikasi. Bahasa ialah suatu sistem tanda dan bunyi. Bahasa bersifat produktif, unik dan universal. Bahasa dalam hal penelitian yang dibahas, yakni penelitian pragmatik. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan yang digunakan di dalam komunikasi. Sedangkan pengertian dari tindak tutur sendiri adalah cabang ilmu yang mengkaji bahasa dari aktualnya. Tindak tutur pada penelitian ini diteliti menggunakan data yang ada di dalam karya sastra Indonesia. Karya sastra yang digunakan sebagai sumber penelitian yaitu novel.

Novel merupakan suatu karangan yang berupa karya fiksi prosa yang banyak diminati untuk dibaca terutama di kalangan remaja. Novel sebagai karangan prosa panjang yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan merupakan gambaran dari perjalanan hidup manusia. Dalam novel interaksi komunikasi, salah satunya peristiwa tindak tutur yang dapat terjadi. Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dapat diwujudkan dalam tindak tutur, yakni melalui dialog atau percakapan yang diutarakan tokoh di dalam novel tersebut.

Menurut Wibowo melihat Austin (2009:9), tindak tutur dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu (a) tindak tutur lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi. Sedangkan Austin menggolongkan tindak lokusi ke dalam 3 jenis: (a) tindak fonetis, (b) tindak fatis, dan (c) tindak retis.

Searle (dalam Rendro 2010: 217-218), lebih memantapkan pedapat Austin yang mengatakan bahwa semua ujaran adalah tindakan ilokusi. Searle membagi tindak tutur sebagai berikut :

1. Representatif adalah tindak tutur yang mengikat penutur pada kebenaran yang dikatakan (misal : melaporkan, mengajukan, menyatakan dan sebagainya).

2. Deklaratif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menciptakan hal baru (misal: memutuskan, melarang, membatalkan, mengizinkan dan sebagainya)

3. Ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan untuk maksud agar ujarannya sebagai evaluasi atas apa yang diujarkan oleh si penutur (misal: memuji, mengucapka terima kasih, mengkritik, mengeluh).

4. Komisif adalah tindak tutur yang mengikat mitra tuturnya untuk melaksanakan atas apa yang diucapkan oleh penuturnya (misal: bersumpah, mengancam, berjanji).

5. Direktif adalah tindak tutur yang yang dilakukan si penutur dengan maksud agar mitra tuturnya melakukan tindakan yang dikatakan di dalam ujaran itu (misal: menuntut, menyarankan, menentang, memohon).

Menurut Wibowo (2009: 9-10) menjelaskan bahwa tinda tutur ilokusi adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya menyatakan sesuatu sehingga mitra tuturnya melakukan tindakan yang dituturkan si penuturnya. Sedangkan menurut Umaroh (2017: 26) tindakan perlokusi adalah melakukan tindakan dengan mengatakan sesuatu. Tindak tutur perlokusi ini menghasilkan efek yang ditumbulkan oleh ungkapan yang didengar, sesuai dengan situasi kondisi pengucapan kalimat itu.

Novel yang digunakan pada penelitian ini adalah novel Rentang Kisah karya Gita Savitri Devi yang menceritakan tentang perjalanan hidup dalam mengejar mimpi yang dialami Gita. mengisahkan bagaimana perjalanan hidup Gita hingga menjadi sosoknya yang sekarang. Gita yang dulunya serorang pemarah, gengsi, dan egoisnya tinggi. Sekarang bisa menjalani hidupnya dengan nyaman. Selain itu novel ini juga menceritakan perjalanan hidupnya mulai dari SMA hingga sekarang. Dibuku ini juga dibahas tentang bagaimana hidup yang tidak sesuai dengan yang kita rencanakan seperti halnya Gita yang sudah lulus masuk ITB tapi tiba-tiba memilih kuliah di Jerman mengikuti keinginan ibunya. Gita juga berbagi kisah asmaranya, bagaimana dia pernah pernah disakiti sampai akhirnya bertemu seseorang yang dianggap teman hidupnya.

Penelitian mengenai tindak tutur tidak hnya dilakukan dalam wawancara langsung, tetapi tuturan antar tokoh dalam novel maupun narasi dalam novel juga dapat diteliti. Novel Rentang Kisah karya Gita Savitri Devi digunakan sebagai sebagai sumber penelitian.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan informasi dalam bentuk kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti untuk menggambarkan secara cermat sifat suatu hal, fenomena, dan tidak terbatas pada pengumpulan data melainkan meliputi analisis interpretasi data (Sutopo, 2002:137).

Metode kualitatif adalah metode yang menggunakan cara-cara penafsiran data dengan menyajikannya ke dalam sebuah bentuk deskripsi makna dari teks. Bentuk dari penelitian ini ialah studi kepustakaan, yang artinya data yang menjadi penunjang dari penelitian ini dikumpulkan melalui telaah kepustakaan. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara mencatat dokumen yang ada, dengan langkah yang pertama ialah membaca secara berulang objek yang akan diteliti, yaitu novel Rentang kisah karya Gita Savitri Devi. Kedua, mengklasifikasikan tindak tutur yang ada dalam novel tersebut.

Sumber data primer yang digunakan sebagai objek penelitian novel Rentang Kisah yang ditulis oleh Gita Savitri Devi dan diterbitkan oleh GagasMedia. Novel ini merupakan novel cetakan pertama, yang dicetak pada tahun 2017. Sumber data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk pada buku, jurnal, artikel, dan lain-lain yang relevan dengan penelitian ini.

PEMBAHASAN

Tindak tutur dapat diteliti melalui ujaran yang dikeluarkan oleh seseorang. Ujaran tokoh dalam sebuah cerita seperti novel juga dapat diteliti tindak tuturnya. Tindak tutur yang diteliti dalam penelitian ini yaitu tindak tutur yang ada di dalam novelnya. Baik itu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur ilokusi dibagi menjadi lima bagian yaitu: repsentatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif.

1. Tindak Tutur Direktif

a. Mengajak

Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tuturnya melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan direktif yang terdapat di dalam novel Rentang Kisah:

Besok ke Cipto, ya. Nanti kita cek isi benjolannya apa,” jelas Tante mengakhiri pemeriksaan benjolan. (RK, 2017:9)

Tuturan tersebut ternasuk ke dalam tindak tutur (mengajak), karena tuturan yang disampaikan tantenya Gita bertujuan untuk mengajak Gita supaya pergi dengan dia ke Cipto.

b. Menyuruh

Tindak tutur direktif menyuruh yang terdapat di dalam novel Rentang kisah sebagai berikut:

“Rat, cepet bawa Gita ke rumah sakit. Trombositnyalah rendah nian. Bahaya! (RK, 2017:13)

Tuturan terebut termasuk ke dalam tindak tutur direktif menyuruh, karena penutur yaitu Mama Gita menyuruh mitra tuturnya yang bernama Rat, untuk segera membawa Gita ke rumah sakit.

c. Meminta

Tindak tutur direktif meminta yang terdapat di dalam novel Rentang kisah sebagai berikut:

Tadi Mama habis dari stand agen X. Dia bilang kalau masih umur 18 tahun, biokrasinya bakalan ribet dan semuanya harus pakai nama orang tua. Jadi mendingan kau nunggu satu tahun aja dulu.” (RK, 2017:44).

Tuturan tersebut termasuk ke dalam tindak tutur direktif meminta, karena di dalam tuturan tersebut si penutur atau Mama Gita meminta Gita untuk mennggu dulu proses ke Jermannya dan waktu tunggunya satu tahun.

d. Menagih

Tindak tutur direktif menagih yang terdapat di dalam novel Rentang kisah sebagai berikut:

“Kamu kapan mau syahadat?” tanyaku. (RK, 2017:114)

“Aku udah janjian sama iman di Hamburg, saudaranya temanku,” jawab Paulus.

Tuturan diatas termasuk ke dalam tindak tutur direktif menagih, karena di dalam tuturannya tersebut si penutur yaitu Gita menagih ke Paulus kapan dia mengucapkan syahadat untuk berpindah keyakinan ke agama Islam.

2. Tindak Tutur Repsentatif

a. Menyatakan

Tuturan Repsentatif yang ada di novel Rentang Kisah:

“Ma, Gita kayaknya kena demam berdarah, deh. Tadi Gita lihat di TV gejalanya sama persis kayak Gita rasain. (RK, 2017:13)

Tuturan tersebut termasuk ke dalam tindak tutur representatif (menyatakan), karena tuturan yang disampaikan Gita ke mitra tuturnya yaitu mamanya bahwa Gita sedang merasakan gejala demam berdarah.

3. Tindak Tutur Ekspresif atau Evaluatif

Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya sebagai evaluasi tentang suatu hal yang dituturkan oleh sang penutur.

Contoh tindak tutur ekspresif di novel Rentang Kisah:

a. Tindak Tutur Ekspresif Mengkritik

Tuturan di dalam novel Rentang Kisah:

“Sebelum kau sakit, kau lebih bandel, lho. Kerja kau itu nyakitin hati mama terus. Mama ngomong apa, selalu kau lawan. Tapi, setelah sakit kau berubah banget, 180 derajat. Bagus, lah,” jelas ibu panjang lebar. (RK, 2017:16).

Tuturan tersebut merupakan tindak tutur ekspresif Mengkritik. Karena tuturan yang disampaikan penutur ke mitra tuturnya itu berisi tentang kritikan selama mitra tuturnya itu dikesehariannya yang awalnya sering membantah tetapi setelah sakit, mitra tuturnya berubah menjadi lebih baik lagi dengan tidak membantah lagi tuturan yang diucapkan oleh si penutur yaitu Mamanya Gita.

b. Tindak Tutur Ekspresif Mengeluh

Tuturan di dalam novel Rentang Kisah:

“Seharusnya gue nggak maksain Paulus supaya pindah agama,” kata Gita (RK, 2017:95).

Tuturan tersebut merupakan tindak tutur ekspresif mengeluh. Karena tuturan yang disampaikan si penutur dia merasa mengeluhkan kenapa si penutur memaksa pacarnya untuk pindah agama. Hal itulah yang menyebabkan si penutur merasakan keluhan atas apa yang udah diperbuat.

“Mama kenapa nggak cari supir aja?” kata Gita sambil bertanya ke mamanya (RK, 2017:17).

Tuturan diatas juga termasuk tindak tutur ekspresif mengeluh. Karena tuturan yang diucapkan Gita seolah-olah mengeluh ke mitra tuturnya yaitu mamanya sendiri kenapa kok gak cari supir aja, biar kondisinya tidak terjebak macet terus kalau di jalan.

4. Tindak Tutur Lokusi

Lokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu. Tuturan lokusi di dalam novel Rentang Kisah sebagai berikut:

“Aku kasih tau ya, Git. Hubungan beda agama itu ujungnya cuma satu, putus,”ucap seorang teman. (RK, 2017:86).

Tuturan tersebut termasuk tindak tutur lokusi. Karena didalam tuturannya itu si penutur mengatakan sesuatu yang memang benar kenyataannya, bahwa hubungan yang beda agama kebanyakan akan putus. Sehingga tuturan di novelnya itu termasuk tindak tutur lokusi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tindak tutur yang dapat diteliti melalui ujaran yang diujarkan oleh tokoh dalam sebuah narasi dalam sebuah novel yang dibuat oleh pengarang. Pada penelitian ini ditemukan berbagai tindak tutur, antaranya lokusi, tindak tutur ilokusi ekspresif, representatif, dan direktif.

Tindak tutur dalam setiap tuturan penutur tentunya memperhatikan konteks yang dibicarakan. Seperti novel Rentang Kisah karya Gita Savitri Devi yang dijadikan sumber data penelitian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindak tutur dapat diteliti melalui tuturan orang-orang di sekitar kita.

DAFTAR PUSTAKA

Fakhriyah, Farah Nur. 2020. “Analisis Tindak Tutur dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieq”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 2, No.1.

Savitri Devi, Gita. 2017. “Rentang Kisah”. Jakarta: GagasMedia.

Penulis :

Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd (Dosen PBSI, FKIP, Universitas Islam Sultan Agung Semarang)

Setyowati (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Islam Sultan Agung Semarang)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image