Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Hijab, Mahkota Kemuliaan Wanita dan Perlindungan Allah

Gaya Hidup | 2021-10-04 11:06:20
Illiza Sa'aduddin Djamal, Anggota DPR RI (Dokpri)

Hijab bukan sekedar pelengkap busana, apalagi jika menganggap sebagai pembalut kepala yang tidak berguna. Hijab adalah mahkota kemuliaan bagi wanita, terutama wanita muslimah.

Dalam Islam perintah berhijab bagi wanita muslimah sangat jelas dan tegas. Makna hijab yakni penghalang atau tabir. Kata hijab berasal dari bahasa Arab. Hijab dapat dipersamakan dengan jilbab. Walaupun secara istilah sedikit berbeda namun memiliki fungsi yang sama.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 59).

Dari ayat di atas Allah mengatakan bahwa jilbab merupakan pakaian wanita yang berfungsi untuk menutup tubuh mereka. Bagi wanita tubuh merupakan aurat yang wajib ditutupi agar tidak menimbulkan dosa bagi dirinya dan orang yang melihatnya.

Ulama besar Islam, Qurthubi berpendapat, jilbab adalah pakaian yang dapat menutupi seluruh badan. Sedangkan menurut Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud, jilbab adalah selendang bahkan ada pula yang bilang tudung.

Biarpun berbeda pendapat tentang terminologi jilbab dan hijab, namun keduanya merupakan pakaian untuk untuk wanita Islam guna menutupi auratnya. Diluar itu, bahkan ada pula yang menyebut kerudung.

Akan tetapi hijab ataupun jilbab berbeda dengan istilah teknis yang digunakan dalam hukum Islam dengan dress code wanita. Pada beberapa negara seperti Arab, Mesir, dan Yaman kata hijab ditujukan untuk sebutan kerudung.

Menggunakan hijab ataupun jilbab sebenarnya sangat bermanfaat. Tidak saja karena menjalankan perintah agama, lalu mendapatkan kebaikan pahala, tapi juga dari segi kesehatan kulit, dan keamanan diri dari mata binal lelaki jalang sangat terlindungi.

Maka hijab layak dikatakan sebagai mahkota kemuliaan bagi wanita. Dengan menggunakan hijab, wanita ibarat bunga yang tersembunyi di balik dedaunan yang rindang, ia terlindungi dari tangan-tangan jahil yang ingin menyentuhnya.

Menggunakan hijab juga dapat menciptakan keindahan batin dan memperkaya rohani seorang wanita, karena didalamnya terdapat hikmah dan jalan menuju cahaya Allah. Pula, wanita berhijab memberikan estetika tersendiri dalam hal berbusana.

Namun yang tak kalah penting untuk dipahami oleh kaum hawa yaitu pemakaian hijab harus pula dibarengi dengan etiket yang bagus. Etiket itu menggambarkan perilaku yang si pemakai hijab, sehingga antara hijab dan perilakunya sesuai.

Oleh karena itu, filosofi menggunakan hijab mesti dimulai dari kesadaran diri akan tujuan berhijab itu sendiri. Jika hanya sekedar sebagai mode dalam berbusana agar tampil trendy dengan outfit muslimah, maka nilai berhijab itu sangat dangkal.

Sejatinya, berhijab itu karena panggilan Ilahi. Bukan karena ikutan atau gaya hidup dunia semata. Tanpa tertanam nilai tauhid, sebagaimana perintah Allah pada firman diatas.

Jika hijab itu sebagai pelindung fisik, maka iman adalah perisai hati dan rohani. Hijab dapat terlepas kapan saja, dimana saja, bila si pengguna tidak memiliki iman. Sebab iman itulah yang membentuk etiket dan rasa malu kepada Allah.

Dewasa ini banyak kita temui, wanita berhijab tetapi bagai bertelanjang. Kepalanya tertutup namun bawahnya celana ketat. Ini contoh tidak sinkron antara perintah berhijab dengan menutup aurat dan menjaga rasa malu.

Konon seperti omongan Nikita Mirzani yang menyindir wanita berhijab tetapi berbuat serong. Meski tidak enak kedengaran, namun ini harusnya menjadi evaluasi bagi wanita muslimah yang baik-baik.

Hijab harus menjadi kehormatan wanita. Sama halnya dengan menjaga kehormatan dirinya sebagai harta yang paling berharga. Hijab menjadi identitas nilai bagi perempuan, terlebih mereka yang masih muda dan berparas cantik. Artinya melindungi kecantikannya dengan bersembunyi dibalik hijab.

Mengumbar kecantikan didepan umum tidaklah dianjurkan dalam Islam. Apalagi jika yang melihatnya adalah laki-laki bukan mahram. Sebaliknya, agar muslimah mengulurkan hijabnya ke seluruh tubuh agar melindungi yang tidak perlu tampak keluar.

Perintah jilbab atau berhijab adalah suruhan Allah bagi orang-orang beriman. Dibalik itu terdapat perlindungan Nya dari segala penjuru bagi mereka yang mau menjalankannya karena iman kepada Allah.

"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd Ayat 11).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan bahwa manusia memiliki malaikat yang senantiasa mengikutinya, yang menjaga (mengawal) di waktu malam dan siang. Mereka menjaganya dari kejahatan dan kecelakaan. Berkata Imam Mujahid rahimahullah,

"Setiap hamba yang beriman akan dijaga oleh malaikat, yang menjaganya, ketika tidur dan ketika bangun. Dijaga dari gangguan jin, manusia, dan hewan berbisa. Tidaklah ada gangguan yang datang melainkan ia (Malaikat) mengatakan, "Ada sesuatu di belakangmu." Kecuali ada sesuatu yang Allah izinkan akan menimpanya, maka pasti jadi ketetapan yang tidak mungkin dicegah.”

Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a dan Sayyidina Abdullah bin Abbas rahimahullah berkata, “Mereka adalah para malaikat yang akan selalu menjaganya atas perintah Allah. Jika datang ajal barulah malaikat-malaikat tadi akan meninggalkannya."

Oleh karena itu, untuk memastikan kita senantiasa berada dalam perlindungan dan keselamatan Allah serta penjagaan para malaikat, maka hendaklah kita senantiasa menjaga perintah dan larangan Allah SWT. Hal ini bertepatan dengan sabda Nabi Muhammad SAW,

“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu" (HR At-Tirmizi dan Ahmad).

Siapa saja yang menjaga hak Allah, niscaya Allah akan memastikan para malaikat-Nya menjaga segala urusan dunia kita, akan diberi penjagaan pada badan, anak, keluarga dan harta kita. Senantiasalah melakukan ketaatan, niscaya malaikat senantiasa menjaga kita. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image