Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andri Mastiyanto

Museum Tanah dan Pertanian ; Museum Ketjeh yang Selemparan Batu dari Gerbang Kebun Raya Bogor

Sejarah | Sunday, 29 May 2022, 11:36 WIB

Daku baru tau ternyata di sebrang pintu masuk Kebun Raya Bogor terdapat sebuah museum yang mengedukasi dan ketjeh buat foto-foto.

Bisa dibilang museum ini bisa menjadi wisata edukatif di kota hujan Bogor buat sekolah-sekolah atau bahkan kampus yang memiliki jurusan Pertanian, Geologi dan ilmu yang berhubungan dengan tanah.

Museum ini adalah Museum Tanah dan Pertanian yang letaknya hanya selemparan batu dari pintu masuk / gerbang Surya Kencana Kebun Raya Bogor.

Jaraknya kurang lebih 100 meter sebelah kanan dekat dengan ruko-ruko dan pertigaan Mall BTM. Bahkan dari pintu masuk Kebun Raya Bogor kelihatan, kagak perlu pakai teropong atau lensa tele.

Alamat lengkapnya di Jl. Ir. H. Juanda No.98, RT.1 RW.1 Gudang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, yang terbilang dekat dengan stasiun Bogor dan Alun-Alun Bogor bisa jalan kaki.

_

Pengalaman Pertama Kali Masuk Ke Museum Tanah dan Pertanian

Ketika Daku berada didepan gerbang Museum Tanah dan Pertanian, sudah terbayangkan bahwa bangunan ini merupakan bangunan ex Kolonial dengan gaya bangunan khas Eropa tempo duloe, dengan pintu dan jendela yang berukuran besar.

Museum Tanah dan Pertanian I Sumber Foto : dokpri

Pada saat pertama kali masuk, daku sudah disapa dengan security yang ramah dan diantarkan masuk ke ruang pendaftaran Museum. Protokol kesehatan dijalankan dengan mengecek suhu, cuci tangan, dan wajib menggunakan masker.

Dalam ruang pendaftaran sudah terlihat bahwa museum ini sudah berkonsep modern. Daku pun mengisi form masuk museum yang berbasis digital, dengan memasukkan nama, kota asal, email, no telepon dan jumlah pengunjung (seingat daku sih ini). Lalu pengunjung diminta untuk menitipkan tas atau barang bawaan di loker.

Pada saat daku kesana, 28 Mei 2022, biaya masuk masih gratis, sepertinya karena museum sedang memeriahkan peringatan Hari Museum Internasional.

Sayangnya karena keterbatasan tenaga, museum ini belum menyediakan jasa tour guide museum.

Padahal ada beberapa pengunjung pingin tau lebih dalam mengenai koleksi museum, sejarah dan sesuatu yang special dari museum. Bahkan pengunjung seperti ini tidak enggan mengeluarkan biaya untuk itu.

_

Apa Aja Sih yang Kita Bisa Lihat dan Pelajari di Museum Tanah dan Pertanian ?

Kalau mau diceratiin banyak banget, ntar kebanyakan malah nggak kebaca semua. Intinya Museum tanah dan Pertanian menyimpan beberapa jenis batu, tanah, komoditi, peralatan, teknologi, dll yang berada dari seluruh Indonesia.

Site Map Museum Tanah dan Pertanian I Sumber Foto : Brosur Museum Tanah dan Pertanian

Museum Tanah dan Pertanian memiliki 4 (empat) gedung. Tapi hanya gedung A, C dan D yang dijadikan Museum.

Sedangkan pada gedung B dijadikan Guest House dan Ruang Pertemuan. Buat yang tertang uji nyali midnight at the meseum, boleh nih.

Saat masuk ke dalam Museum Tanah dan Pertanian di gedung A daku awalnya berfikir bahwa ini museum bergaya old school.

Area koleksi museum di belakang ruang pendaftaran dengan benda-benda tua ditaruh di meja dan lemari tua dengan pencahayaan yang kelabu.

Koleksi Museum Tanah dnan Pertanian di Gedung A I Sumber Foto : dokpri

Daku dipertontonkan dengan kayu yang sudah menjadi fosil dan sudah berwujud seperti batu. Bahkan kalau ketahuan sama pecinta batu dan pedagang batu, bisa dijadiin batu cincin Ada panca warna guy's....

Namun, pandangan daku berubah ketika di sudut sebelah kanan terdapat area koleksi ‘Ekosistem Tanah’ yang dikemas secara modern.

Area koleksi ‘Ekosistem Tanah’ yang dikemas secara modern I Sumber Foto : dokpri

Terdapat berbagai jenis tanah dari berbagai wilayah Indonesia, biota tanah dan alat pengukur ekosistem tanah. Tidak hanya benda sejarahnya saja, diinformasikan juga secara lengkap dengan data dari tanah tersebut seperti nama, lokasi, waktu pembentukannya.

Gedung C pun sudah dikemas secara modern, pada lantai dasar hingga lantai dua terdapat informasi mengenai sejarah pertanian di Indonesia, alat-alat pertanian sebelum bangsa kolonial datang, pada zaman VOC, zaman Jepang hingga saat ini.

Contoh rumah petani I Sumber Foto : dokpri
ilustrasi petani membajak sawah I Sumber Foto : dokpri
Ilustrasi Alat Pertanian I Sumber Foto : dokpri
Area koleksi Museum lantai 3 yang fresh I Sumber Foto : dokpri

Ditampilkan pula sumber pangan, diorama subak, ilustrasi rumah tani, diorama membajak sawah, , berbagai jenis padi, Komoditas, pojok kopi dan yang mengherankan ada ilustrasi komodo di tempat tingalnya.

Pada lantai tiga terdapat alat produksi pertanian yang diprediksi akan digunakan di masa depan. Seperti smart farming, drone pestisida nabati ramah lingkungan yang bisa membantu para petani di masa depan untuk menyemprot sawah dengan lebih efisien dan teknologi pertanian modern.

Area Roooftop yang menghadap ke gunung I Sumber Foto : dokpri

Nah untuk di gedung D ada yang menarik terdapat area playgoround di rooftop dengan pemandangan gunung Salak. Dilantai 1 nya terdapat berbagai komoditas ternak, sedangkan di lantai 2 nya ada mini cinema.

_

Sejarah Museum Tanah dan Pertanian

Kalau ke Museum pasti ada hubungannya dengan sejarah. Oke kita ngomongin sejarah museum ini. Museum Tanah dan Pertanian ini beroperasi sejak 29 September 1988, kalau disebut berdiri apa tidak pegel !...xi..xi

Museum ini menempati gedung Hindia Belanda Laboratorium Voor Agrogeologie en Grond Onderzoek atau Laboratorium Penelitian Agrogeologi dan Tanah, yang didirikan sekitar tahun 1905 diatas lahan 1.028 m2.

Gedung berulang kali berubah nama, pada tahun 1918 (Algemeen Profestation Voor Den Landbow) 1930 (Bodemkundig Institut), tahun 1943 (Dozyoobu / Balai Penyelidikan Tanah), tahun 2014 (Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian), tahun 2017 (Museum Tanah), dan tahun 2019 (Museum Tanah dan Pertanian).

Karena dibangun era kompeni berkuasa, Itu kenapa bentuk bangunan terbilang mirip dengan museum Bank Mandiri atau Museum Bank Indonesia walaupun secara ukuran lebih kecil.

Pada tanggal 5 Desember 2017 gedung ini setelah renovasi, bertepatan dengan Hari Tanah Sedunia, Menteri Pertanian saat itu Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P. meresmikan dibukanya kembali Museum Tanah dimana sebelumnya sempat mengalami penutupan.

Prasasti Museum Tanah dan Pertanian I Sumber Foto : dokpri

Kemudian, Prof. Dr. Sjarifudin Baharsjah, M.Sc. (Menteri Pertanian periode 1993-1998) dan beberapa tokoh pertanian lainnya mendeklarasikan berdirinya Museum Pertanian pada tanggal 17 April 2018.

Keinginan para tokoh pertanian Indonesia tersebut mendapat dukungan dari Menteri Pertanian Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, M.P. yang kemudian diresmikan pembukaannya pada tanggal 22 April 2019.

_

Apa sih Yang Bisa Membuat Museum Tanah dan Pertanian Bisa Lebih Menarik Pengunjung ?

Daku sering kali mengunjungi museum baik itu solo traveling, bersama keluarga, bersama teman sepermainan dan bersama komunitas. Beberapa museum daku dapatkan sepi pengunjung, termasuk Museum Tanah dan Pertanian ini.

Pada website resmi Museum Tanah dan Pertanian tertulis Jadwal Museum Buka: Senin -Jumat, pkl. 10.00-15.00 WIB dan Tutup : Sabtu, Minggu dan Libur Nasional.

Namun, saat daku berkunjung ke Museum Tanah dan Pertanian pada sabtu, 28 mei 2022 dibuka sampai dengan jam 13.00 WIB. Nah, yang benar yang mana ? ada baiknya website resmi di update.

Pada saat daku ke Museum Nasional, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum di area kota tua, Museum Layang-Layang, Museum Penerangan mereka buka di hari libur.

Hari kerja mungkin hanya pelajar yang sedang melaksanakan study tour saja yang berkunjung. Ada baiknya hari sabtu dan minggu dibuka hingga pukul 16.00 WIB. Tentunya akan menyedot pengunjung apalagi Kebun Raya Bogor ramai di hari libur.

Area Coffee Corner bisa dijadikan tempat berswafto I Sumber Foto : dokpri
Spot foto yang Instragamable di Museum Tanah dan Peranian I Sumber Foto dokpri
Ilustrasi Komodo I Sumber Foto : dokpri

Perlunya dibuat Baleho yang besar, Museum Tanah dan Pertanian dibuka untuk umum. Tegaskan bahwa Museum Tanah dan Pertanian sangat instagramable dimana terdapat juga rooftop dengan pemandangan Gunung Salak (Gunung Salak atau Gunung gede yaks ?).

Bisa juga buat banner bertuliskan “Belum lengkap ke Kebun Raya Bogor Kalau belum ke Museum Tanah dan Pertanian”. Kerjasama dengan design grafis handal agar banner terlihat menarik.

Agar bangunan Museum terlihat kegagahannya sehingga generasi millennial tertarik, design ulang pagar depan yang tidak menutupi muka bangunan. Foto Instagram bergaya retro dengan bangunan kolonial juga sedang hits looo

Perlunya pengelola museum berkomunikasi dengan komunitas-komunitas hobi seperti komunitas traveling, komunitas sejarah, komunitas bangunan tua, komunitas fotografi dan komunitas olahraga (sepeda, lari, motor).

Menjalin komunikasi itu bisa direct massage di social media komunitas hobi tersebut. Minta mereka untuk membuat trip dan berkunjung ke Museum Tanah dan Pertanian.

Soto Mie Khas Bogor I Sumber Foto : dokpri
Doclang khas Bogor I Sumber Foto : dokpri

Tawarkan free tour guide museum, pada saat komunitas itu datang, persiapkan rooftop dengan jajanan minuman dan makanan khas Bogor semisal Soto Kuning, Doclang, Soto Mie, Asinan Bogor.

Lakukan kontak dengan jasa open trip yang saat ini sedang hits di kota-kota besar. One Day Trip merupakan gaya trip yang juga sedang tren.

Mungkin One Day Trip Jalan-jalan ke Bogor dengan rute trip Kebun Raya Bogor, Alun-Alun Bogor dan Museum Tanah dan Pertanian. Atau One Day Trip wisata kuliner Bogor yang dimulai pegi nya dengan wisata museum juga sesuatu yang menarik bagi food traveler.

Ajak kolaborasi komunitas film atau pecinta film untuk melakukan kegiatan Nobar (nonton bareng) karena di Museum Tanah dan Pertanian terdapat mini cinema.

_

Museum Tanah dan Pertanian terbilang design area koleksinya sudah modern. Bahkan beberapa sudut sudah instagramable. Kesan tua, lusuh dan menyeramkan sudah hilang. Bisa menjadi spot yang meraik ketika berkunjung ke Kebun Raya Bogor.

Twitter @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image