Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Coffee Lover! Yuk Kenali Kopi Aceh

Gaya Hidup | 2021-10-02 18:07:46
Petani Kopi Arabika Gayo (Foto Antara)

Tidak banyak para ahli sejarah yang mau mendalami tentang sejarah dunia kopi. Padahal dari kopi bisa mengungkapkan banyak misteri mengenai sebuah budaya atau tradisi satu bangsa. Misalnya tentang asal-usul kopi Gayo.

Dari kopi Gayo, penduduk dunia bisa mengenal lebih jauh perihal budaya etnik Gayo, dimana tumbuhan kopi pertama kali ditemukan di Aceh. Melalui kopi, kita akan merasa dekat dengan petani pembudidaya kopi dan sebagainya.

Nah Coffee Lover! Yuk cari tahu sejarah kopi Gayo. Merangkum dari berbagai tulisan yang ada berikut riwayat singkat Kopi Gayo, Aceh.

Pemerintah Belanda saat itu menerapkan peraturan bahwa penduduk lokal hanya diperbolehkan mengonsumsi kopi Robusta. Sementara itu, varian kopi Arabika Gayo diekspor ke luar negeri. Faktor inilah yang menjadi awal mula kenikmatan kopi Gayo terkenal hingga ke seluruh dunia.

Pada masa pendudukan, Belanda membuka puluhan hektare lahan kopi dan dikelola oleh penduduk di dataran tinggi Aceh. Kopi Gayo sendiri banyak ditanam di daerah Bener Meriah, Takengon, Gayo Lues, dan sekitarnya.

Sebaran Kopi Robusta sendiri berada di: Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Tenggara, Aceh Timur.

Penulis di sebuah Coffee Shop Banda Aceh

Sedangkan sebaran Kopi Arabika berada di : Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, sedikit di Pidie.

Hingga saat ini terdapat dua tempat tumbuhnya tanaman kopi Gayo, yaitu Takengon, Aceh Tengah dan Bener Meriah. Hamparan luas perkebunan kopi tumbuh di dataran seluas 95 ribu Ha dengan ketinggian kurang lebih 1200 meter.

Dengan suhu udara yang rendah, sekitar 20 derajat celcius, di daratan tinggi ini cocok sekali untuk menumbuhkan beraneka varietas tananam kopi.

Kopi arabika dari dataran Tinggi Gayo, telah dikenal dunia karena memiliki cita rasa khas dengan ciri utama antara lain aroma dan perisa yang kompleks dan kekentalan yang kuat. International Conference on Coffee Science, Bali, Oktober 2010 menominasikan kopi Dataran Tinggi Gayo ini sebagai the Best No 1, dibanding kopi arabika dari tempat lain.

Kopi Gayo Aceh terasa lebih fruity dan tidak pahit, tetapi sebenarnya setiap biji kopi memiliki rasa yang berbeda. Rasa yang tidak konsisten ini justru menjadi daya tarik tersendiri dari kopi Gayo.

Selain itu, keunggulan kopi Gayo adalah karena merupakan kopi organik yang memiliki rasa khas yang sedap. Seperti diketahui bahwa kopi organik hanya bisa diproduksi di lahan yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi serta memiliki curah hujan cukup dan lingkungan yang mendukung.

Sementara dari harga yang ditawarkan, harga kopi Gayo bervariasi tergantung jenisnya dan dapat ditemukan di mana saja. Harga kopi Arabika Gayo Bubuk Kopi 1 kg sekitar Rp140 ribu sampai Rp300 ribu. Harga yang masih relatif terjangkau oleh konsumen lokal dan domestik.

Kopi Arabika Gayo sudah menjadi mata pencaharian pokok sebagian besar masyarakat Gayo. Wilayah ini salah satu sentra tanaman kopi Arabika yang sangat berkualitas di Indonesia.

Di daerah tersebut kopi ditanam dengan cara organik tanpa bahan kimia sehingga kopi ini juga dikenal sebagai kopi hijau (ramah lingkungan). Kopi Gayo disebut-sebut sebagai kopi organik terbaik di dunia. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image