Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Asman

Buya Safii Maarif: Teladan Sepanjang Hayat

Info Terkini | 2022-05-27 21:58:37

Langit seakan ikut menangis mengantar jenazah Buya ke peristrahatan terakhirnya di pemakaman khusnul khotimah, Kulon Progo, Yogyakarta pada Jumat 27 Mei 2022. Setelah dirawat di Rumah Sakit, dengan berjuang melawan penyakit yang ia derita.

Dalam keadaan sakitpun, Buya masih saja memikirkan umat, agama dan bangsa ini. sebagaimana yang di katakan oleh ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir yang dilansir oleh website Muhammadiyah.or.id bahwa ada dua pesan penting yang Buya sampaikan kepadanya.

Pertama ialah, buya berpesan untuk senantiasa menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah, dan keutuhan umat Islam. Kedua, Buya berpesan untuk melakukan doa bersama dengan pak Haedar. Dalam keadaan sakit saja buya masih sempat memikirkan bangs aini, keutuhannya, persatuannya, kemanusiaanya dan sebagainya. Itulah yang menunjukkan bagaimana komitmen kehidupan buya begitu luar biasa untuk bangsa dan umat ini.

Dahulu kita mengenal sosok Gusdur yang menyuarakan banyak perhatiannya terhadap kehidupan pluralism setiap warga negara. Begitupun dengan Nurcholis Madjid yang juga menyuarakan untuk senantiasa menjaga kedamaian kehidupan berbangsa dan bernegara.

Saat mereka meningalkan dunia ini, banyak anak bangsa yang merasakan kehilangan. Sekarang kita kembali merasakan bagaimana kehilangan sosok guru, orang tua, serta teladan sampai akhir hayat berpulang menghadap sang ilahi.

Buya Safii Maarif dan Pemikiran Yang Selalu Hidup

Pramoedya Ananta Toer mengatakan bahwa “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang ditengah masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.

Buya Safii Maarif tentunya telah melampaui apa yang telah banyak orang lakukan. Buya adalah sosok intelektual yang selalu memberikan pencerahan, pengabdian, serta teladan atas semua dinamika kehidupan umat manusia.

Buya merupakan Kompas kehidupan bangs aini, banyak yang meminta pendapat buya saat bangsa ini sedang terombang ambing dengan dinamika politik.

Teringat saat buya safii membela Ahok, yang dominan masyarakat seluruh Indonesia mengatakan bahwa Ahok telah melakukan penistaan agama. Buya dengan keilmuan yang dimiliki mengeluarkan pernyataan yang berbeda dari banyak kalangan.

Justru itulah keberadaannya sangat di rindukan sebagai bapak bangsa yang selalu memberikan pencerahan serta petuah-petuah yang meneduhkan. Buya sangat popular dikalangan anak-anak muda yang memiliki pemikiran yang progresif.

Banyak pemikiran-pemikirannya dijadikan sebagai acuan teori dalam mengutarakan argument bahkan ada yang menjadikan sebuah karya ilmiah, untuk menggugah pemikiran Buya yang bernas itu.

Sehingga pemikiran Buya tidak hanya sampai sebatas ketika Buya masih hidup, melainkan sampai ia sudah di alam kuburpun pemikirannya akan selalu membumi dan menjadi bahan perbincangan bagi semua kalangan.

Karya-karya Buya yang begitu banyak, telah mencatatkan Namanya dalam sejarah intelelktual bangsa ini, bahwa ada sosok pemikir yang benar-benar mengiklaskan hidupnya untuk memperjuangkan sebuah keragaman.

Tulisan-tulisan Buya telah menjadi sebuah aliran air yang tidak akan kering walaupun di musim kemarau. Sebab ia merupakan mata air keteladanan yang antara perkataan dan perbuatannya yang sesuai. Maka Buya akan selalu hidup dalam hati para anak bangsa, yang senantiasa memperjuangkan keadaan prulasime kehidupan umat manusia.

Mata Air Keteladanan

Kepergian Buya Safii Mariff telah membawa kesedihan yang begitu mendalam, bukan hanya keluarga besar Muhammadiyah, melainkan semua anak bangsa turut berduka cita atas berpulangnya Buya kehariban ilahi.

Warisan intelektualnya mengenai kebangsaan, kemanusiaan telah banyak menginspirasi semua kalangan. Sehingga sosoknya selalu disebut sebagai oase kehidupan ditengah keringnya atas krisis moral anak bangsa.

Justru itulah Buya dicintai oleh semua kalangan. Terbukti saat Buya disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, bukan hanya dari kalangan umat Islam saja yang turut memberikan penghormatan terakhir, melainkan banyak saudara kita dari agama lain turut berbelasungkawa. Itulah yang kemudian menunjukkan bahwa Buya adalah sosok teladan yang sangat menghargai kemajemukkan.

Selain itu, kesederhanaan Buya selalu ditunjukkan dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam buku yang ditulis oleh para perempuan hebat di Indonesia yang berjudul “Ibu Kemanusiaan, catatan-catatan perempuan untuk 86 tahun Buya Ahmad Safii Maarif” telah menjelaskan kesederhanaan Buya.

Buya perna di dapati sedang menjemur pakain, menyiram bunga, bersepeda keliling kompleks dan sebagainya. Padahal jika dipikir, sebagai sosok tokoh bangsa, yang siapa saja kenal dengan sosoknya pasti ia akan memikirkan segala sesuatu tentangnya.

Namun itu semua berbeda dengan Buya Safii Maarif, ia justru memberikan sebuah contoh untuk sosok yang tidak elitis.

Buya tampil dengan apa adanya, tanpa harus pencitraan, ataupun menjaga wibawa begitu tinggi seperti pera pejabat yang lannya. Masih terggiang dikepala, saat Buya memberikan pesan kepada para aktivis IMM bahwa, seyogyanya manusia menjadi rumah kearifan bagi semua kalangan, tempat bertanya dan mencari solusi atas berbagai persoalan kehidupan.

Karena ia menyadari betul kehidupan ini adalah sumber permasalahan yang tidak pernah usai dengan berbagai karakter di dalamnya.

Itulah sebabnya Buya Safii Maarif telah menjadi rumah kearifan sepanjang hayatnya. Bukan hanya di saat ia masih hidup, melainkan dengan membaca pemikiran atas karyanya, kita akan banyak menemukan solusi atas pertanyaan-pertanyaan kehidupan dalam berbagsa dan bernegara.

Ia telah menjadi teladan sepanjang hayat bangsa ini, menjadikannya kekal abadai di dunia atas teladan, ilmu serta pengabdiaanya untuk menjadi kompas peradaban hidup umat manusia.

semoga Buya Ahmad Safii Maarif husnul Khotimah, dan selalu menjadi sumber inspirasi semua kalangan walaupun engkau sudah berada di sisi Allah Swt.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image