Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Dahri

Paradoks Kesuksesan, antara Pamer dan Edukasi Semangat

Gaya Hidup | 2022-05-26 14:24:43

Kesuksesan adalah pencapaian dan perasaan yang bahagia atas apa yang didapatkan. Bisa berupa eksistensi, kekayaan, pengetahuan dan kemapanan-kemapanan lainnya.

Pendek kata, kesuksesan dapat dipandang sebagai kemapanan tertentu. Walaupun sifatnya sangat relatif, tetapi ketika berbicara tentang kesuksesan tentu kita sepakat bahwa kondisi yang kita jumpai dan berada di atas apa yang kita pikirkan maka itulah kesuksesan.

Namun, apakah pernah kita berpikir bahwa kesuksesan itu sebenarnya tidak untuk dibawa ke ruang yang sangat publik? Kok agaknya kesuksesan itu ruangnya sangat privat.

Mengapa? Karena akan banyak kondisi sosial yang dapat berubah seketika setelah apa yang dianggap kesuksesan oleh seseorang, kemudian dipamerkan di ruang publik.

Kalau perubahannya positif, tentu tidak masalah. Akan tetapi jika perubahan sikap itu justru memunculkan kesenjangan maka akan berbeda peranannya.

Oleh sebab itu, kita perlu memahami kondisi sosial kita, saat kita ingin menunjukkan kesuksesan atau apa yang menurut kita anggap sukses di depan publik.

Ilustrasi di depan publik (Sumber Gambar: pixabay)

Berikut adalah 4 kondisi yang perlu kita pahami saat akan menunjukkan kesuksesan menurut Dewi Ayu Lestari dalam penelitiannya yang berjudul "Membaca Ruang Publik".

1. Melihat konteks pembicaraan

konteks pembicaraan saat sedang berkumpul dengan teman atau kolega juga perlu diperhatikan.

Karena ketika kita berusaha menampilkan kesuksesan kita dengan harapan agar menjadi inspirasi bagi orang lain, justru akan berbalik pemahamannya, tidak sedikit yang menganggap kita cari muka atau hanya sekedar pamer.

2. Melihat lawan bicara

Seseorang yang menjadi lawan bicara kita belum tentu lebih di bawah kita, justru terkadang mereka sudah berpengalaman dan memiliki kesuksesan yang lebih besar ketimbang kita. Jadi alangkah baiknya jika kita berusaha untuk menahan diri dan tidak berbicara tentang kesuksesan kita saat orang lain tidak menanyakannya.

3. Melihat kondisi saat berkumpul

Pada poin ketiga ini banyak sekali yang sering salah paham. Bahkan tidak bisa mengendalikan diri. Karena sudah merasa sukses akhirnya tidak bisa mengontrol diri. Sehingga bukan rasa bangga yang diterima, justru rasa enggan dan risih.

Oleh sebab itu, perlu sekali melihat kondisi saat berkumpul, jangan sampai saat berkumpul silaturahmi keluarga atau kolega justru menjadi ajang pamer kesuksesan. Karena kita tidak bisa menebak isi hati saudara atau teman-teman kita.

4. Melihat kapasitas diri sendiri

Pada poin keempat ini, adalah poin untuk selalu introspeksi diri. Karena kesuksesan yang bersifat relatif pada dasarnya memang tidak untuk ditampakkan, kecuali even-even motivasi dalam seminar atau yang lain.

Namun, sebagai manusia memang seharusnya dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri dalam kondisi apapun, sesukses apapun itu.

Itulah 4 kondisi yang perlu dipahami saat kita ingin menunjukkan kesuksesan kita. Atau justru lebih baik kesuksesan itu tidak ditampakkan, dan biarkan khalayak publik yang menilainya sendiri tanpa harus kita tampakkan.[]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image