Cerpen Anak: Jakur Sang Penolong
Sastra | 2022-05-26 08:47:32Jakur Sang Penolong (Bagian 1)
Setiap kali aku berangkat sekolah, dia selalu menguntitku. Kupercepat langkahku. Dia pun mengimbanginya. Terus begitu berulang-ulang. Aku sering ketakutan. Aku mulai merasa nyaman kalau sudah sampai di gerbang sekolah. Mengapa? Dia pasti akan menjauh untuk kemudian menghilang entah kemana. Kalau pulang sekolah, Ibu menjemputku, sehingga mungkin dia tidak berani menguntitku.
Sering kuceritakan kepada Ibu soal itu. Tanggapan Ibu tidak seperti yang aku harapkan. Ibu hanya menanggapi, mungkin dia ingin berkenalan. Padahal, aku mengharapkan Ibuku akan menanggapi serius. Paling tidak, menegur anak yang sering menguntitku. Toh, Ibu sudah aku beri tahu anaknya.
Pangkal dari ketakutanku ketika aku mendengar, Kurip kakak kelas VI, dikejar kemudian dipukuli anak yang sering menguntitku. Menurut cerita adik kelasku:Asdin, yang kelas III, entah apa sebab musababnya, tiba-tiba anak yang sering menguntitku mengejar, merangsek, menangkap tangan Kurip kemudian anak itu melayangkan bogemnya ke muka Kurip berkali-kali. Ketika dilerai sama teman-teman Kurip, anak itu tambah kalap. Ia semakin membabi buta dan menerjang, mencakar, mencabik-cabik bajunya sendiri. Matanya nanar dan menatap satu per satu teman-teman Asdin. Mereka akhirnya megambil langkah seribu. Ngacir!
“Ibu kenal sama anak itu?” tanyaku sambil menunjuk secara sembunyi-sembunyi.
“Ya. Itu si Jakur Dia bukan sebayamu. Dia anaknya baik, kalau kita juga baik kepadanya. Kalian tidak usah takut kepadanya. ” Jawab Ibu singkat
“Kok? Masak sih? Ih, lihat matanya yang selalu merah ... sereeem!’”
“Sudahlah!”
Aku dan Ibu melanjutkan perjalanan. Dalam hati kecilku, tersimpan sebuah tanya, Ibu rela anaknya terus-menerus diganggu?
* * *
(Bersambung)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.