Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image RISNAWATI RIDWAN

Kebaikan Silaturahmi dari Grup Alumni Selama Masa Sulit

Eduaksi | Sunday, 26 Sep 2021, 10:38 WIB

Sejak media sosial diciptakan, kebaikan yang paling besar adalah ditemukannya kembali orang-orang yang dulu pernah bergabung dalam satu komunitas dan telah lama berlalu. Friendster, facebook, whatssap, line, Bip, telegram dan apapun itu telah menyatukan kembali perpisahan yang telah terjadi.

Saya mempunyai beberapa grup sosial media yang isinya adalah teman-teman sekolah dan kuliah dulu. Beberapa teman bersemangat untuk mengumpulkan informasi dan berita tentang teman-teman lama. Jenis teman yang begini adalah orang-orang yang suka sekali menjalin silaturahmi. Bagi mereka silaturahmi adalah jalan mudah untuk mendapatkan kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.

Namun sejak pandemi mendera dunia, bentuk silaturahmi yang dulu kita lakukan secara offline, otomatis berubah menjadi online. Namun hal tersebut tidak mengurangi makna dari silaturahmi itu sendiri. Dan silaturahmi adalah kebaikan yang tidak akan pernah putus.

Beberapa waktu yang lalu dalam grup Whatssapp kelas tsanawiyah, seorang teman lama dimasukkan dalam grup setelah sekian waktu kami mencari informasi tentangnya tetapi tidak ada. Setelah menemukan kontaknya dan memasukkan dalam grup, anggota grup semua senang karena sang sahabat adalah orang baik. Tentunya banyak yang bergembira karena telah bersua walaupun secara online. Namun Tuhan berkehendak lain, hanya dalam waktu dua minggu sejak masuk dalam grup, sang sahabat dipanggil pulang oleh pemilik dunia karena kanker yang menggerogoti tubuhnya.

Tentunya kami sangat sedih. Namun kesedihan kami dapat berkurang saat salah satu teman mengajak untuk mengaji mengkhatamkan bacaan Alquran dan bersedekah doa kepada almarhumah. Silaturahmi yang belum tentu dapat terjadi dengan kondisi sulit di masa pandemi ini. Tetapi melalui grup sosial media dapat terlaksananya kebaikan yang membawa keberkahan.

Dalam grup kuliah juga pernah saya rasakan bagaimana hubungan pertemanan kami masih terjalin walaupun kami telah berpisah hitungan tahun dan telah menyebar di seluruh negeri. Saat salah satu keluarga teman kami mengalami musibah gempa tsunami dan likuifaksi di Palu pada Tahun 2018, secara sukarela semangat silaturahmi dan kebaikan tercipta didalam grup. Kami memberikan sumbangan bagi keluarga sahabat kami. Bukan besaran bantuan yang dipermasalahkan, tetapi keinginan untuk membantu sesama yang perlu diapresiasikan.

Belum lagi dalam grup alumni lainnya, banyak ide teman-teman yang mengajak untuk menjenguk guru-guru yang telah purna tugas dan telah lama tidak berjumpa. Para guru yang dijenguk sangat sukacita menerima murid-muridnya dulu. Banyak dari mereka yang telah sakit bahkan tidak bangun dari peraduannya, tetapi semangat dikunjungi oleh muridnya membuat mereka bangun hanya untuk duduk dan tertawa bahagia bersama murid-muridnya yang dulu pernah dihukumnya.

Begitu banyak kebaikan silaturahmi dalam grup yang terjalin dari teman-teman alumni. Seperti nasehat orang tua bahwa silaturahmi itu membawa kebaikan yaitu memudahkan rezeki dan memanjangkan umur. Silaturahmi bisa dilakukan oleh siapapun dan bagaimanapun caranya. Saya merasa siapapun yang menciptakan aplikasi grup ini telah menciptakan kebaikan yang menular dan terus menerus. Dan menjadi nasehat bagi kita bahwa teruslah berbuat baik karena kebaikan itu menular.(RbR)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image