Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dini

Andai Pandemi Pergi, Akankah Virus Covid-19 benar-benar Pergi?

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 23:51 WIB

Sudah setahun lebih dunia ini mengalami salah satu bencana kesehatan terbesar sepanjang sejarah yaitu mewabahnya virus Covid-19 di seluruh dunia. Virus yang awalnya ditemukan di Wuhan ini, mulai menyebar ke seluruh dunia sejak awal 2020. Negara-negara yang tidak siap menghadapi bencana dadakan ini harus mengalami keterpurukan baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun kesehatan. Di awal penyebarannya, negara-negara di dunia ketar-ketir memikirkan strategi yang tepat untuk mengatasi penyebaran dan kerugian akibat wabah ini. Negara berkembang dan negara dunia ketiga seperti negara-negara di Afrika menjadi negara yang paling menderita selama menghadapi virus ini. Selain harus menghadapi instabilitas politik domestik, mereka harus mengatasi virus Covid-19 ini dengan fasilitas yang sangat minim. Belum lagi perjuangan mereka melawan ebola yang belum bisa mereka atasi semakin memperburuk tingkat kesehatan warganya.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang bisa dibilang tidak siap untuk menangani pandemi ini. Dimulai dari awal penanganannya dimana terdapat berbagai penolakan dari pejabat pemerintah mengenai bahaya virus Covid-19 serta berbagai kebijakan yang dinilai kurang maksimal mempercepat penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Bahkan Indonesia pernah menjadi negara dengan kasus harian positif dan kematian baru akibat virus Covid-19 tertinggi di dunia pada pertengahan 2021. Selain itu, teori-teori konspirasi yang beredar selama Covid-19 juga menyebabkan banyaknya pelanggaran protokol Covid-19 yang membuat Indonesia susah memperlambat penyebaran Covid-19.

Tidak cukup sampai disitu, virus Covid-19 berevolusi menciptakan varian-varian baru seperti varian Delta yang penyebarannya lebih cepat dari varian awal. Karena varian baru ini, negara-negara yang sudah bisa sedikit bernafas lega harus kembali mengencangkan peraturan penerapan protokol kesehatan. Meskipun demikian, dunia masih memiliki harapan untuk keluar dari pandemi ini dengan diproduksinya vaksin di seluruh dunia.

Meskipun begitu, vaksin tidak bisa menjadi satu-satunya solusi bagi dunia untuk keluar dari pandemi. Tidak semua negara mampu menyediakan vaksin di negaranya. Selain itu, adanya teori konspirasi mengenai Covid-19 membuat masyarakat sering ragu untuk mendapatkan vaksin. Di Indonesia sendiri kita sering melihat berbagai teori-teori maupun eksperimen yang viral di sosial media mengenai bahaya vaksin dan ajakan untuk tidak mendapatkan vaksin. karena hal ini, beberapa masyarakat menolak untuk mendapatkan vaksin bahkan menolak mempercayai adanya Covid-19. Hal-hal ini tentunya semakin memperlambat berakhirnya pandemi.

Meskipun demikian, keluar dari situasi pandemi bukanlah hal yang tidak mungkin. Beberapa negara seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Italia dan Inggris yang sudah berhasil mengatasi Covid-19 mampu berada di tahap “new normal”. Mereka telah melonggarkan berbagai kebijakan protokol kesehatan. Masyarakat mulai dapat keluar tanpa menggunakan masker, menyelenggarakan konser, pergi ke tempat-tempat hiburan, sekolah-sekolah mulai dibuka, dan masyarakat mulai bisa jalan-jalan ke tempat-tempat wisata.

Keberhasilan negara-negara tersebut dalam menangani Covid-19 dan mencapai posisi new normal tentunya memberikan harapan kepada negara-negara lain untuk sampai di posisi yang sama yaitu keluar dari situasi pandemi. Setelah berhasil keluar dari situasi pandemi, muncul satu pertanyaan yaitu akankah virus Covid-19 ini dapat benar-benar menghilang dari dunia ini dan dunia dapat kembali seperti sebelum ditemukan virus Covid-19?

Kembalinya dunia di dalam situasi sebelum adanya Covid-19 memang terdengar menyenangkan akan tetapi kebanyakan ilmuwan menyatakan hal ini sebagai situasi yang tidak memungkinkan. Survey yang selenggarakan oleh Nature terhadap 100 ahli imunologi, peneliti penyakit menular, serta ahli virologi yang meneliti mengenai virus Covid-19 menyatakan bahwa virus Covid-19 akan menjadi endemik yaitu akan tetap ada menjadi bagian dari jenis penyakit yang ada di dunia selama bertahun-tahun yang akan datang. Beberapa daerah di dunia mungkin akan tetap kewalahan menghadapi Covid-19 sedangkan daerah lain akan dapat keluar dari pandemi. Meskipun demikian, bukan berarti kita akan selamanya ada di dalam situasi dimana Covid-19 menjadi virus yang mengancam banyak nyawa seperti hari ini.

Di masa depan mungkin virus Covid-19 akan menjadi virus penyebab flu biasa sama seperti empat endemic coronavirus sebelumnya yang masih menetap di dunia selama beratus-ratus tahun seperti OC43, 229E, NL63, dan HKU1. Virus-virus ini dulunya pernah menjadi salah satu virus mematikan dan menjadi wabah dunia. Seiring dengan berbagai penanganannya dan adanya herd immunity serta vaksin, virus-virus ini berkembang tidak lebih dari sekedar virus flu biasa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image