Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Hajar

DIANTARA REALITA DAN IDEALITA USAI PANDEMI

Lomba | Tuesday, 21 Sep 2021, 11:44 WIB

Awal mula wabah covid 19 ini di Kota Wuhan, China. Diperkirakan pada awal Desember tepatnya 1 Desember 2019. Tersibak kasus pasien yang mengidap demam, malaise, batuk kering atau berdahak, badan terasa lunglai karena sakit di persendian dan susah bernafas. Pandemi ini menyentak semua kalangan seakan melumpuhkan kesegala ranah vital, di bidang pariwisata juga kuliner menjadi lesu. Para pelaku UMKM merindukan kesibukannya dan penjualanan kian sepi. Mereka menjerit karena dagangannya dibatasi waktu, ditutup sementara, hingga di tutup permanen jika menentang pembatasan yang diberlakukan pemerintah karena pandemi ini. Di bidang industri olahraga pun penundaan masa pertandingan PON, Olimpiade, Paralimpiade juga FIFA world cup pun ditunda hingga tahun depan. Pada bidang Pendidikan ditunjukkan dengan belajar online dari rumah dengan quota yang diberikan pemerintah dengan bimbingan guru. Semua pembelajaran tatap muka dialihkan kerumah masing masing siswa. Dan menyulitkan para orang tua membantu tugas daring anak nya drumah. Di bidang pemberangkatan ibadah haji, pemerintah tidak memberangkatkan jadwal yang udah ditetapkan dua tahun terakhir akibat pandemic. Kerinduan umat islam ke Baitullah pun kian membuncah. Buruh pekerja ikutan terimbas ketika semua industry non vital di perkerjakan dirumah (work from home). Ini menyulitkan kerja dan merosotnya hasil kinerja pekerja di perusahaan tertentu. Semua keimbas dengan hadirnya pandemic ini. Hal ini sangat dirasakan oleh masyarakat karena seluruh pembatasan ini mejadikan ketimpangan ekonomi bagi masyarakat karena pendapatan menurun namun kebutuhan terus meningkat, anak anak tidak bisa masuk sekolah, tidak boleh keluar rumah bila tak penting, banyak karyawan yang di PHK karena perusahaan tidak mmpu memberi gaji karyawannya dikarenakan karyawan dirumahkan, mall dan pasar tutup sementara. Perekonomian Indonesia juga anjlok drastis. Momok ketakutan hingga strespun dialami warga yang tergolong masyarakat menengah kebawah. Kebutuhan sehari hari yang selalu harus dicukupi namun pekerjaan susah didapat. Perasaan tak percaya dan tak tahan kapan berakhirnya pandemic ini terus menerus menjadi pertanyaan seluruh rakyat.

Ada beberapa aktifitas yang terlintas ingin dilakukan kembali. Idealnya setiap kita masih punya harapan sehingga kegiatan dan setiap keinginan yang ingin diraih dapat membalas kefakuman moril dan materiil disemua aspek. Semua terancang disetiap pikiran masyarakat. Kembali ketitik awal dan menggunakan momen ini sebagai titik balik usaha kita yang sempat meredup dengan menjadikannya sebagai tantangan baru dalam mengembangkan usaha terebut. Bersemangat melakukan rutinitas di luar rumah seperti biasanya, dan juga membangkitkan semangat untuk melakukan rutinitas biasa di dalam rumah seperti sebelum saat wabah virus corona. Dengan niat optimis dan konsistensi, pasti usaha kita akan kembali berjaya. Merutinkan dan memulai pola hidup sehat dengan 3 M. Hal itu bukanlah suatu hal yang mudah pula untuk dilakukan namun harus dilakukan idealnya jika ingin sehat maka jangan tunggu sakit. Menyegarkan pikiran karena rasa bosan dan suntuk selama menjalani isolasi diri dan pembatasan sosial lainnya di rumah dan diluar rumah, mungkin membuat pikiran menjadi penat. Maka perlu beberapa liburan. Dan kembali semangat bekerja dengan mempersiapkan tenaga dan pikiran yang baru. Persiapan yang baik agar kita tetap produktif dan memiliki hasil pekerjaan yang baik dan memuaskan.

Setelah pandemic usai maka lahir era transformasi digital (new normal) semakin berkembang dalam tatanan kehidupan manusia. Jejak-jejak baru digital ini makin berkembang meningkat secara signifikan tanpa kenal waktu dan tempat. Perubahan gaya hidup itu mudah diterima karena memungkinkan setiap orang melakukan aktivitas online kapan saja dan dimana saja. Hal ini telah mendominasi dikalangan masyarakat. Salah satunya penjualan produk secara daring, website e-commerce, grup pelatihan online,dan lainnya. Kesemua itu mudah dilakukan karena dapat memoong biaya perjalanan dan pertemuan tatap muka. Bagi pelaku UMKM misalnya dukungan era digital ini sangat membantu menjangkau pasar dalam negeri bahkan luar negeri. Hal ini dapat menaikkan penjualan secara efektif dan efisien. UMKM harus bertahan, bangkit bahkan melompat naik kelas dalam mensiasati keidupannya setelah pandemic ini. Diikuti dengan mutu Pendidikan di Indonesia. Dalam dunia Pendidikan setiap personil telah mengubah system komunikasinya. Pertemuan dilakukan secara virtual. Para guru melakukan pelatihan peningkatan kualitas yaitu misalnya dengan mengikuti program pelatihan model model pembelajaran melalui e-learning. Para pesertanya sangat antusias dan kreatif dalam mengikuti program ini. Terbangunnya kebersamaan diantara peserta yang berbeda lokasi dengan saling menyapa melalui aplikasi zoom meeting. Hal ini sangat menguntungkan dan menambah pengalaman bagi setiap tenaga pengajar. Semoga pandemic segera berakhir dan semua harapan kembali beremangat dalam mengambil hikmah dibalik setiap kesulitan yang ada. Aaamiiin..

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image