Balada Wanita Penjual Sayur

Sastra | Sunday, 22 May 2022, 17:27 WIB

Pagi gulita masih ditemani bulan
Siapkan motor dan keranjang
Bermodal tekad dan niat mencari nafkah
Jaket dan sarung tangan siap merapat
Lindungi dingin mencubit di badan
Menembus gelapnya jalanan dini hari
Berteman dinginnya angin dan sepi
Meniti perjalanan sendiri
Dengan keyakinan dalam diri
Demi keluarga yang dicintai
Lengangnya jalan dan bekunya ujung kuku tak dirasa
Hingga tiba di hiruk pikuknya suasana pasar
Ramai bersautan antara pembeli dan penjual
Berjalan kesana kemari mencari barang yang dijual
Hingga penuh keranjang dengan sayuran
Lauk hingga buah-buahan
Suara azan terdengar berkumandang
Rehat sejenak mengistirahatkan raga
mengingat sang Maha Pencipta
Mensyukuri nikmat karunia
Menjadi hamba yang ikhlas akan takdir-Nya
Kembali berjibaku memenuhi keranjang bawaan
Dengan gagah perkasa tak kalah dengan pria
Menjalankan motor sarat muatan
Tak kalah semangat dengan jiwa muda
Jalanan berkelok dan terjal tak jadi hambatan
Berkeliling dari satu gang ke gang
Serukan suara tawarkan dagangan
Menghampiri ibu-ibu langganan
Yang selalu menanti dengan setia
Agar dapat memasak untuk keluarga
Hidangan sederhana namun terasa nikmat.
Setelah keranjang kembali kosong
Rupiah demi rupiah masuk kantong
Seiring sinar mentari mencorong
Penjual sayurpun pulang dengan hati riang
