Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alfian Alghifari

Covid Pergi | Antara Covid -19, Perubahan Sosial, dan Hikmah di Dalamnya !

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 10:58 WIB
Pembagian sembako gratis untuk masyarakat yang membutuhkan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Sejak 2019 lalu, tatanan hidup manusia berubah. Dari proses belajar mengajar, aktivitras social, model pekerjaan, hingga batas waktu makan di warung. Ini semua adalah akibat dari pandemic Covid-19. Sejak ia membersamai kita, aktivitas serba bebas yang kita rasakan sebelumnya kini tidak terasa lagi.

Mungkin saja ini adalah upaya Tuhan agar kita sebagai hambanya mengintropeksi diri atas berbagai kebebasan yang telah ia berikan kepada kita. Dulu sebelum pandemi, kita tidak memanfaatkan kebebeasan sosial dengan baik. Tidak bersilaturahmi kepada sanak, keluarga ataupun kerabat. Justru kebebasan itu kita gunakan untuk hal yang sia sia. Misal bermain game seharian penuh, nonton youtube, atau mengaksses situs yang merusak moral.

Karena itu Tuhan ingin agar pandemi Covid-19 yang ia hadirkan untuk kita sebagai cara agar kita belajar untuk memanfaatkan kebebasan. Kebebasan dalam artian memanfaatkan waktu, ruang, dan tempat yang kita kuasasi dengan sebaik baiknya. Pemanfaatan itu bisa dengan saling bercengkaramah dengan keluarga, nongkrong dengan sahabat untuk membicarakan hal yang produktif., atau bisa pula dengan berinisiatif membantu masyarakat yang kurang mampu (Fakir).

Kita semua pasti sepaket bahwa pandemi memang membunuh berbagai aktivitas social kita dalam masyarakat. Jangankan berbuat baik kepada sesama mahluk sosial, berkeliaran menikmati ciptaan Tuhan saja kita dilarang oleh pihak yang berwajib. Jika melanggar, maka imbasnya adalah sanksi.

Selain kesabaran, ketabahan kita juga di uji dalam kehidupan berbarengan dengan pandemi Covid ini. Pasalnya kita dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa kita lakukan demi terhindar dari pandemi tersebut.

Mau berkata apa, mengeluh ataupun marah tidaklah menjadi sosuli atas permasalahan ini. Yang harus kita lakukan sekarang hanya harus taat pada pemerintah yang terus berupaya untuk menurunkan angka penyebaran Covid-19. Meski liburan dilarang, meski penghasilan menurun drastis, meski jobstek berkurang, meski proses belajar belajar dilaksanakan secara daring, kita harus tetap sabar dan tabah. Serta tak lupa berserah diri (Tawakkal) pada Tuhan, berharap agar keajaibannya turut hadir di tengah krisis yang kita alami saat ini.

Presiden Joko Widodo telah mengutarakan bahwa pandemi Covid-19 tidak akan hilang dari kehidupan kita. Beliaupun mengintruksikan kepada kita sebagai masyarakat untuk belajar beradaptasi dengan Covid-19 dengan senantiasa ketat dalam menggunakan protocol kesehatan, diantaranya menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Walaupun vaksin telah ditemukan melalui proses pengujian yang panjang, ia tetap tidak menjamin aktivitas sosial kita berubah seperti sedia kala. Ini sesuai dengan yang di sampaikan oleh Bapak Presiden. Berdamai dengan pandemi adalah alternative terakhir dalam menjalani kehidupan hari ini, esok, dan seterusnya.

Andai pendemi pergi, setidaknya ada 5 hal yang akan penulis lakukan :

1. Bersyukur

Hal paling utama yang dilakukan penulis adalah berucap syukur kepada Tuhan. Atas keajaibannya, kebebasan tempat, ruang, dan waktu bisa kembali terasa. Sehinga dalam menjalani kehidupan, penulis mengetahui arti kehidupan dengan segala kerumitannya.

2. Meningkatkan jiwa sosial

Penulis akan meningkatkan jiwa sosialnya sebagai rasa syukur atas berubahnya pandemi menjadi endemic. Implementasi peningkatan jiwa social penulis adalah beriniastif mengajak teman teman dan juga berbagai komunitas yang bergelut dibidang sosial untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dengan memberi mereka sembako. Selain itu, penulis juga akan memberikan mereka pelatihan seputar kewirausahaan agar mereka mampu menjalani kehidupan secara mandiri meski hal serupa dengan pandemi kembali terjadi.

3. Piknik

Sejak awal pandemi terjadi, sejumlah taman wisata ataupun tempat liburan di tutup. Banyak masyarakat yang stress hingga depresi karena wadah untuk menghibur diri di tutup. Sebagai manusia normal, penulis akan balas dendam dengan mengunjungi banyak taman wisata sesuai dengan budged penulis.

4. Makan di warung.

Akibat physical distancing, masyarakat yang hendak menikmati makanan di warung dilarang, batasnya hanya 20 menit. Sementara yang di perbolehkan hanya takeaway. Dengan pemberlakuan aturan ini esensi menjadi pelanggan hilang, padahal kenikmatan makanan yang di hidangkan oleh pemilik warung bisa maksimal ketika kita memakan makanan yang kita pesan di warung tersebut.

5. Menuntut hak

Selama pandemi, pemerintah membungkam segala tuntutan masyarakat. Meski banyak masyarakat yang kreatif, yang menuntut hak dengan postingan di sosial media dan juga mural, namun semuanya di halangai oleh pemerintah. Yang bersuara di sosial media di takedown, yang membuat mural di hapus. Ketika pandemi pergi, aksi jalanan kembali akan penulis laksanakan, tentunya dengan massa yang amarahnya sudah memuncak dan semangatnya berapi api.

Demikian opini penulis untuk para pembaca republika.co.id semoga tulisan ini menambah referensi teman teman dalam berfikir dan juga sadar bahwa pandemi ini tidak lepas dari hikmah Tuhan. Selamat membaca

Kunjungi dodial media penulis :Fb : Alfian Alghifari, IG : Uzkabalghifari..

Berangkat ke lokasi terdampak panemi untuk berbagi sembako.
Menuntut hak dengan cara santun.
Menginap di pengungsian korban terdampak gempa Mamuju Sulawesi Barat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image