Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Intan Pandini

Move On dari Nyamanya Kuliah Online, Memang Sudah Siap?

Lomba | 2021-09-24 22:06:20
Foto : Dokumen pribadi

“Bukan karena tidak ingin kuliah offline, tetapi karena ada beberapa faktor yang membuat kami ragu melepas kenyamanan kuliah online. Oops!”

Semenjak terjadinya pandemi Covid 19 kegiatan perkuliahan beralih dilakukan secara daring. Awalnya saya pikir juga cukup merepotkan. Dari mulai menyesuaikan diri dengan aplikasi belajar yang sangat beragam, perangkat mobile yang kurang mendukung dan masalah jaringan yang sering kali membuat frustasi. Belum lagi suara ayam atau hewan ternak lain di lingkungan sekitar yang terkadang cukup mengganggu.


Namun, setelah setahun lebih beradaptasi saya rasa kuliah online juga cukup nyaman. Kegiatan perkuliahan bisa lebih santai, gak perlu nahan rindu karena kangen keluarga dan pastinya kuliah online itu lebih hemat biaya. Gak perlu ngeluarin uang makan yang terlalu banyak dan gak perlu ngeluarin uang kos yang pastinya enggak murah. Belum lagi kalau kuliah offline uang jajan bisa membeludak. Nongki-nongki dengan alasan kerja kelompok bisa saja terjadi. Untuk keluarga dengan ekonomi menengah kebawah seperti saya, keadaan ini juga cukup memberikan jeda agar nafas keuangan bisa sedikit lega.


Kemudian terkait dengan adanya learning loss sebagai dampak dari proses belajar secara daring saya rasa tidak sepenuhnya benar. Menurut The Education and Development Forum, pada intinya learning loss diartikan sebagai situasi dimana peserta didik mengalami kemunduran secara akademis karena tidak berlangsungnya proses pendidikan. Memang untuk peserta didik pada jenjang SD hingga SMA maupun setingkatnya memerlukan pengawasan serta perhatian ekstra dalam proses pembelajaran. Mereka lebih rawan mengalami learning loss jika dibiarkan tanpa pengawasan. Hal ini berbeda dengan mahasiswa yang proses belajarnya memang cenderung dilakukan secara mandiri. Sibuk cari referensi atau bahan bacaan secara pribadi. Jadi, saya rasa mahasiswa tidak terlalu terpengaruh dengan adanya learning loss selama kegiatan perkuliahan online karena keputusan belajar dilakukan berdasarkan kesadaran diri masing-masing. Kecuali untuk beberapa prodi yang memang memerlukan perhatian khusus.


Di masa pandemi ini ada banyak sekali komunitas belajar, lembaga kursus atau sejenisnya yang membuka pelatihan, les atau bimbel baik secara gratis maupun berbayar untuk menunjang kegiatan pembelajaran dimasa pandemi. Saya pikir situasi ini adalah sebuah kesempatan besar yang bisa dimanfaatkan untuk menambah wawasan maupun untuk mengasah keterampilan. Tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan dalam penggunaan teknologi, tetapi juga pada bidang lainnya. Seperti keterampilan bisnis, desain grafis, bahasa dan sebagainya. Dengan memanfaatkan adanya teknologi informasi dan komunikasi justru proses pembelajaran bisa menjangkau area yang lebih luas dan tidak terbatas. Menurut saya sendiri dengan adanya proses pembelajaran online tidak sepenuhnya menyebabkan kemunduran secara akademis, tetapi justru menyebabkan adanya percepatan transformasi pendidikan. Khususnya di era digital seperti sekarang.

Bagi saya sendiri, perkuliahan secara online membuat saya lebih bebas mengesplor banyak hal. Diluar kegiatan perkuliahan, saya bisa lebih fleksibel menggunakan waktu saya untuk mengikuti beberapa pelatihan online dan berbagai kegiatan bermanfaat lainnya selama dirumah aja. Perkuliahan online ini bisa lebih menghemat waktu dan tenaga.


Yah, tapi ini bukan berarti saya tidak ingin kehidupan bisa kembali normal. Saya juga berharap pandemi ini segera berakhir dan aktivitas bisa berjalan seperti sedia kala. Di masa pandemi banyak aktivitas yang terhambat dan kadang kala saya juga merasa jenuh. Tetapi, setelah pandemi berakhir, memang mau ngapain aja? Saya sendiri belum memikirkan apa yang akan saya lakukan selanjutnya. Apakah setelah pandemi berakhir kehidupan akan benar-benar berjalan seperti sedia kala atau justru akan mengadaptasi banyak kebiasaan baru.


Yang pasti kalau ditanya, usai pandemi siap untuk mengikuti perkuliahan offline? Jujur saja, saya masih belum begitu siap. Ada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan. Jika jarak antara rumah dengan kampus sangat dekat mungkin saya tidak akan terlalu banyak berfikir. Selain terkait dengan situasi kondisi setelah pandemi, faktor biaya adalah salah satu alasan kenapa saya lebih nyaman mengikuti perkuliahan secara online. Saya belum rela untuk melepas perkuliahan online. Rasanya baru kemarin saya beradaptasi untuk menerima kenyataan bahwa kegiatan perkuliahan dilakukan secara virtual. Namun, setelah merasa nyaman tiba-tiba situasinya akan berubah kembali. Ini seperti saya lagi ditinggal pas sayang sayange, kan? Saya masih butuh persiapan untuk segera move on!

#lombamenulisopini #andaipandemipergi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image