Etika Interaksi Pergaulan Dalam Perspektif Islam
Agama | 2021-09-24 19:24:20Definisi
Etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki maksud sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Sedangkan menurut K Bertens etika adalah ilmu tentang adat, moral perilaku yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Maryani dan Ludigdo etika adalah seperangkat norma, aturan, atau pedoman yang mengatur segala perilaku manusia, baik yang harus dikerjakan dan yang harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok masyarakat.
Dengan begitu bisa kita pahami bahwa etika merupakan suatu yang mengatur tentang hal yang sebaiknya, sepantasnya. Bukan masalah benar dan salah akan tetapi mengarah ke perbuatan yang baik dan buruk.
Beberapa ahli dalam memberikan standar sesuatu dikatakan baik dan buruk itu ada yang berdasarkan perilaku dan tujuan seseorang dalam melakukan tindakan.
Sedangkan ada pemandangan yang sekira mendekati ialah berdasarkan manfaat dan mudharat perbuatan tersebut, dikatakan baik apabila dampak negatifnya sedikit sedangkan manfaatnya banyak dan berlaku sebaliknya. Dimisalkan di dalam komunikasi dan interaksi, dalam obrolan yang membuat lelucon dengan menghina lawan bicara, mungkin ada manfaatnya bisa tertawa, akan tetapi dampak dari perkataannya menyinggung dan menyakiti hatinya. Dari telaah tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan membuat lelucon untuk mencairkan suasana dengan menghina bisa dikatakan perbuatan yang buruk karena manfaatnya sedikit sedangkan mudharatnya banyak yaitu menyakiti perasaan seseorang.
Dalam interaksi melakukan hubungan dengan teman, orang terdekat dan orang tua, kita sebagai orang yang beriman ada nilai etikanya sendiri, dalam ajaran Islam hal tersebut sudah dibuatkan aturan tata cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Dalam pandangan sosiologi interaksi merupakan hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Hal ini perlu diperhatikan supaya hubungan dengan sesama manusia bisa tetap berlangsung harmonis.
Berikut ini etika yang harus kita perhatikan dengan seksama ketika kita sedang berinteraksi dalam persepektif ajaran Islam:
Dalam Komunikasi
1. Mengucapkan Salam
Komunikasi Langsung merupakan komunikasi yang dilakukan dengan face to face tatap muka dengan lawan bicara, dalam Islam ada aturan sendiri seperti mengucapkan Ucapkan salam "Assalamualaikum Wr.Wb. artinya "Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahanNya terlimpah untukmuâ atau âsemoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat, dan keberkahan untukmu.â hal ini harus selalu diingat karena ucapan salam ini mengandung makna yang dalam apabila kita ketahui sama saja kita mendoakan yang baik dengan lawan bicara. Apabila komunikator yang berbicara dengan komunikan (orang yang diajak bicara) paham maksudnya ini, niscaya hubungan akan senantiasa terjaga, ditambah lagi manakala kita dengan penuh ketulusan hati ketika mengucapkannya.
2. Bersikap Ramah Dengan Teman
Bersikaplah dengan ramah dengan lawan bicara kita, ramah memiliki arti baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan dan sopan hormat dan takzim. Manakala hal ini, selalu kita ingat orang yang akan diajak kita bicara akan menaruh simpatik kepada kita. Perlu dipahami ramah disini bukan berarti komunikasi yang kaku, akan tetapi tetap fleksibel menyesuaikan dengan komunikan yang diajak bicara.
3. Berikan Pesan yang Baik
Di dalam orang interaksi itu pasti ada topik yang dibicarakan, dalam hal ini ajaran Islam sangat menekankan nilai baik dan buruk. Melihat saat ini, banyak sekali orang membicarakan sesuatu yang tidak berguna, berbicara panjang kali lebar tanpa ada makna sama sekali. Dalam surat Al-Qur'an Allah memberikan peringatan kepada orang beriman agar jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna, karena itu akan membawa celaka di akhirat kelak. Hal tersebut disampaikan dalam surat Al ´Ashr dimana ahli tafsir menjelaskan bahwa latar belakang turunnya ayat ini (asbabun nuzul) perihal perkara orang-orang Quraisy di waktu petang banyak membicarakan perihal berbangga-bangga akan kedudukan, anak, harta, dan kepintaran, berbicara ngalor ngidul demi memenuhi hawa nafsu akan kebanggaan diri, mengejar kenikmatan dunia. Maka ayat ini, penulis kira sangat relevan dengan kondisi sekarang, yang banyak menghabiskan waktu dengan nongkrong tanpa ada faedah manfaat sama sekali. Nongkrong tanpa ada tujuan yang jelas untuk kebaikan bersama dinilai dari sudut pandang etika itu hal yang buruk dikarenakan, menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, dan menyia siakan waktu yang bisa digunakan berbuat kebaikan. Standar pembicaraan itu dikatakan baik dan buruk dapat dinilai dari ayat ini.
"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (Al ´Ashr 3)
Pada tulisan yang tebal tersebut bisa menjadi acuan kita, apakah di dalam tongkrongan kita mengarah ke kebenaran dan kesabaran. Untuk memahami apa itu topik yang mengarah ke kebenaran dan kesabaran perlu dibedah lebih dalam lagi, insyaallah dalam tulisan yang lainnya.Karena di sini dekira tidak cukup, hal tersebut perlu telaah telaah salah satunya dengan pendekatan tafsir dan makna apa itu kebenaran dan kesabaran.
4. Memperhatikan Teman Ketika Berbicara
Mendengarkan dan memberikan kesempatan kepada komunikan dalam komunikasi sangat urgen, hal tersebut akan memberikan kesan positif dan menjauhkan rasa kebencian dan konflik ketika berinteraksi. Kita bisa memahami berapa banyak konflik karena dapat menjatuhkan dan merasa paling berkuasa dan tidak memberikan kesempatan kepada lawan bicara.
Kesimpulan
Saat kita berinteraksi berhubungan dengan lingkungan sosial kita, kita harus memperhatikan asas etika supaya tetap selalu terjalin harmonis. Dengan Mengucapkan Salam, Bersikap Ramah Dengan Teman, Berikan pesan yang baik, dan Memperhatikan teman ketika berbicara. Semoga bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.
Nantikan artikel agama dari penulis di postingan selanjutnya. Insya Allah akan menguraikan etika interaksi anak dengan orang tua dan orang tua dengan anak dalam perspektif Islam. Dan ketika ada waktu, penulis harap juga bisa meneliti lebih dalam mengenai etika nongkrong dalam Islam yang mana saat ini banyak digemari oleh para remaja Islam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.