Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jens Kefas

Tenaga Medis dalam Berkomunikasi

Rembuk | 2024-12-25 22:33:28
Gambar dibuat di canva.com

Interaksi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, baik selama di lingkup sekolah, keluarga, maupun masyarakat luas. Hal ini juga berlaku di lingkungan rumah sakit. Seorang dokter akan sering berinteraksi dengan pasien-pasiennya, perawat, maupun tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, interaksi adalah aspek penting yang tidak dapat dihilangkan dalam menjalin hubungan baik antara dokter dengan orang-orang yang berada di lingkungan kerjanya, khususnya pasien.

Dalam melakukan sebuah interaksi, komunikasi adalah unsur yang tidak terpisahkan.

Nah, apa pentingnya komunikasi?

Komunikasi itu bertujuan untuk menyampaikan sebuah informasi dari 1 pihak ke pihak lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan minimal 2 pihak, yaitu pihak penerima dan pihak penyampai informasi. Dengan ini, komunikasi dapat terjalin antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Apakah seorang dokter cukup mempunyai kemampuan berkomunikasi saja?

Tidak, seorang dokter tidak cukup dengan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi saja. Namun, seorang dokter harus dapat memastikan bahwa komunikasi yang terjalin antara dirinya dengan pasien adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif sangat membantu dalam penyampaian informasi agar dapat diterima dengan baik. Cara penyampaian informasi juga harus diperhatikan agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan baik.

Bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh dokter?

Pada awal pemeriksaan, dokter akan memastikan identitas pasien agar tidak terjadi kesalahan dalam pemeriksaan. Selanjutnya, dokter akan menanyakan tentang keluhan dan mendalami hal tersebut, seperti waktu munculnya atau frekuensi muncul keluhan. Tindakan ini dikenal juga sebagai anamnesis. Anamnesis yang dilakukan oleh dokter-dokter bukan bermaksud untuk meragukan keluhan pasien, tetapi untuk mengetahui kemungkinan penyebab dari keluhan yang muncul. Setelah kemungkinan penyebab diketahui, dokter dapat menentukan langkah selanjutnya yang harus diambil, seperti pemeriksaan lanjutan yang disesuaikan dengan kondisi pasien.

Komunikasi yang dilakukan tidak hanya berhenti di anamnesis. Dokter akan menyampaikan hasil dari anamnesis atau pemeriksaan kepada pasien secara terbuka dengan bahasa yang halus dan mudah dimengerti. Seorang pasien bisa mengerti kondisi kesehatannya dengan baik dan tanpa ditutup-tutupi. Apabila penjelasan dokter kurang dimengerti, pasien sangat diperbolehkan untuk bertanya ulang kepada dokter. Selain penyampaian kondisi pasien, dokter juga akan memberikan edukasi, seperti yang berkaitan dengan pola makan, obat-obatan yang akan diberikan, kebiasaan-kebiasaan lainnya. Dengan edukasi yang diberikan, pasien bisa memperbaiki pola hidup dan meraih kondisi sehat.

Apakah perlu takut ke dokter?

Seseorang tidak perlu takut untuk berkonsultasi ke dokter, terlebih lagi saat mempunyai keluhan yang mengganggu. Dokter-dokter yang menangani akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan penyebab dari keluhan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Teman-teman juga tidak perlu khawatir dengan pertanyaan-pertanyaan seputar keluhan yang diajukan oleh dokter karena semuanya bertujuan untuk kebaikan dan kesehatan teman-teman. Apabila tidak paham, janganlah takut untuk bertanya karena dokter pasti bersedia untuk menjawab pertanyaan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image