Aku Bertemu Semu Bertanya Keberadaan Kamu
Sastra | 2022-05-19 11:26:41Semenjana penuh akar, bentuk semu menuju jiwa berkelakar tertumpah ruah rasa yang sangat membakar.
Harapan mengejar ujung keniscayaan, apalah daya langkah tetap terpagar.
Menghamba kebahagian semu bukanlah hambar, sungguh hamba yang perlu di pugar.
Sepucuk surat menghampiri, berisi secarik kertas kecil lebih kecil dari amplopnya.
Bertuliskan dua kata "Siapa aku?", begitu aku membacanya.
Seketika aku berucap "Siapa kamu?", tanggapan akan surat tanpa wajah itu.
Benarkah surat ini untukku? sedang di pucuknya tertulis namaku, apa maksudnya, untuk apa?
Keheraran enggan untuk pergi, dan semakin menetap setelah aku mendongak memalingkan wajah tepat dihadapan cermin besar.
"Ini aku, atau ini kamu?, sedang aku dan kamu sama, apa kamu bukan aku?"
dia juga sama denganku, bibirnya sama mengucap itu, mata menatap tajam diriku juga.
Secara kasat fisik sama, tapi apa yang didalam pikirnya sama?
"Sebenarnya apa kamu dan aku itu? Apa isi kepalaku sama denganmu?"
Tunggu, apakah nama yang tertulis di surat itu benar aku atau orang lain, atau malah sebenarnya itu bukan namaku?
Siapa sebenarnya aku?
Namaku berasal dari mana, nama pemberian orang tua yang melahirkanku?
lantas siapa aku sebenarnya tanpa nama?
Keberadaan ku itu apa?
Apa itu keberadaan?
Sungguh benar, masih banyak tanya yang belum terutarakan.
Bangsat memang sepucuk surat itu, lebih dari ASU!
Bertemulah mengejar kesemuan yang hakiki.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.