Merawat Iman
Agama | 2022-05-19 08:02:46Bagian ketiga tulisan sederhana ini sebagai kelanjutan goresan sebelumnya.
Yang akan mengulas sisi "kecil" ayat ketiga surat Al-Ashr, yang berbunyi:
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya: "kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran"
Apa jadinya hidup tanpa iman? Kita tidak pernah "memilih" untuk menjadi orang beriman. Semata hanya karunia dan hidayah-Nya. "Semua kebaikan berasal dari Allah," demikian makna yang terkandung, dala Q.S. An-Nisa' : 79.
Ya Robbi, kami bersyukur atas pemberian-Mu yang terbesar ini.
"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)". (QS. Surat al-A'raf:178)
Andai kebaikan bisa dipilih, tentu semua makhluk-Nya akan berebut meraihnya. Hanya hamba pilihan-Nya yang mampu menggapai kasih-sayang-Nya. Seperti halnya kita tidak pernah tahu dari rahim ibu siapa kita dilahirkan.
Kewajiban Berikhtiar Meraih Iman
Allah memiliki hak prerogatif yang tidak diketahui makhluk-Nya. Semua atas kehendak-Nya. Namun kita wajib melakukan upaya agar Allah terus menanamkan iman di hati kita sampai ajal menjemput.
Karena dalam diri manusia ada potensi jalan taqwa dan jalan ingkar. Selalu ada pilihan dalam setiap aktifitas yang kita lakukan. Tentu kita akan memilih jalan yang penuh ridho dan berkah-Nya.
"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (QS. Asy-Syams: 8)"
"Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketakwaannya, Engkau adalah Yang Memiliki dan Yang Menguasainya, dan (Engkau) adalah sebaik-baik yang menyucikannya"
Ruginya Orang Kafir
Kerugian orang kafir disampaikan oleh Allah dalam ayat-Nya:
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka, (keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Dan Allah sangat keras siksa-Nya." (QS. Ali Imran ayat 10-11)
"Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak." (QS Ibrahim: 42)
Manusia beriman memiliki harapan kampung akhirat, namun orang kafir hanya terbatas dunia. Maka tidak pantas bila kaum muslim "iri" dengan perilaku hidup orang ingkar yang menghalalkan segala cara.
Merawat Iman
Merawat iman berarti menjaga dan memupuknya agar selalu hidup dan memancar dalam setiap kondisi.
Inilah diantara langkah-langkah menjaga dan merawat iman:
1) Bergaul dengan teman yang tepat. Bila belum mampu berteman dengan aneka ragam manusia, maka pilihlah komunitas dan teman yang bisa memacu diri untuk tetap terjaga. Teman yang mengingatlan. Kawan yang menyemangati. Bisa juga berkawan melalui media online.
Jangan segan-segan meminta nasehat dan kritik dari teman. Mungkin teman kita enggan menasehati, kitalah yang memintanya.
2) Tilawah Al-Qur'an. Perbanyak tilawah kalamullah. siapkkan mushaf di kamar, ruang tamu, ruang kerja. Bila perlu buat tulisan motivasi tentang keutamaan membaca Al-Qur'an, tempelkan di tempat yang sering dilalui.Membaca bisa juga melalui aplikasi di HP.
3) Banyak berdzikir. Membaca dzikir tiada batas. Bisa memilih istighfar, sholawat, tasbih, tahmid dan tahlil.
4) Sering Meminta do'a orang lain. Ini yang jarang dilakukan orang. Dengan ikhlas meminta do'a kepada orang-orang yang dicintai, temannya atau orang-orang yang dijumpai. Semakin banyak do;a insaAllah iman kita terjaga.
Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan. hanya diri sendiri yang tahu, apa obat jiwa yang terbaik.
nasrun minallah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.