Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ibrahim Susbach

Pandemi tak kunjung usai, komunikasi pun ikut terbatas

Lomba | Friday, 24 Sep 2021, 11:16 WIB

Tahun pertama terasa baik-baik saja. Apa salahnya dengan beberapa bulan terjebak di rumah saja ? Membuat secangkir kopi dalgona, mencoba olahraga di rumah, tidak lagi pergi ke kampus dan melakukan panggilan Zoom sampai hal itu berlangsung lama. Sudah hampir setahun ketika vaksin muncul, masyarakat mulai memiliki secercah harapan. Kasus-kasus nya berkurang dan masyarakat sudah sedekat ini untuk mencapai titik terang di ujung goa.

Tetapi sejak varian delta datang, masyarakat kembali ke tempat mulainya, terkurung terjebak di rumah saja. Kadang-kadang jadi kepikiran sampai-sampai mengalami pasang surut depresi dan berpikir kalau virus ini memang tidak akan pernah berakhir. Masa karantina terkurung di rumah adalah sesuatu yang sangat tidak sehat juga. Tidak hanya untuk tubuh, tetapi juga pikiran dan emosi

Pandemi kemungkinan akan berkahir pada akhirnya. Mendengar bahwa tingkat vaksinasi meningkat dan rumor mengatakan bahwa varian delta akan menjadi gelombang terakhir membuat kami tidak kehilangan harapan. Tahun 2020 adalah tahun yang akan dikenang oleh masyarakat selamanya.

Perubahan yang terlihat selama ini adalah bahwa kebanyakan dari masyarakat mulai sedikit berinteraksi dengan orang lain. Sekalinya interaksi pun juga harus mengenakan masker. Masyarakat sekarang telah menghabiskan lebih banyak waktu di Zoom, Gmeet dan platform termediasi lainnya. Selama pandemi, banyak masyarakat yang bekerja dari rumah atau tanpa interaksi tatap muka, kecuali dengan keluarga mereka.

Situasi saat ini banyak layanan yang telah pindah online karena pembatasan yang membatasi interaksi langsung. Bisa dibilang komunikasi online ini memang cara yang aman dan nyaman untuk berkomunikasi saat ini. Mungkin beberapa orang akan nyaman untuk terus berkomunikasi secara online. Ada juga yang merasa tidak nyaman dengan situasi saat ini karena sulit dan tidak menyenangkan bagi orang tua yang tidak terbiasa dengan teknologi modern.

Namun dengan situasi sekarang ini, kita dapat melihat komunikasi dengan aspek yang berbeda. Ya, memang benar bahwa kita tidak bisa mengunjungi kerabat, tetapi keadaan ini cukup membantu kita untuk memahami makna ‘komunikasi’ sebenarnya. Mungkin sebagian dari kita menyadari bahwa sebelum pandemi kita jarang berinteraksi dengan hal-hal kecil di rumah.

Sudah lama rasanya tak menyentuh gagang sapu yang biasanya digunakan oleh ibu. Pandemi ini memang membuat kita jadi terkurung. Namun dengan situasi saat ini sebenarnya membantu kita untuk kembali berkomunikasi dengan perkara-perkara kecil dalam kehidupan ini. Komunikasi saat ini lebih menyatukan hubungan yang penuh semangat dengan orang yang kita sayangi dan kita juga.

Memang benar komunikasi online itu merupakan cara yang asyik dan efektif. Namun dengan perubahan komunikasi yang terjadi, tetap saja manusia sebagai mahluk sosial butuh yang namanya interaksi tatap langsung dengan orang lain. Karena interaksi tatap muka akan beda rasanya dengan interaksi lewat WhatsApp, zoom maupun Instagram. Interaksi tidak selalu dibangun di atas teks pesan.

Interaksi langsung membuat kita menciptakan koneksi yang tidak dapat diganti dengan metode lain. Interaksi tatap muka akan lebih mengarah pada rasa kebaikan yang mengarah pada hubungan satu sama lain yang lebih kuat dalam jangka panjang. Interaksi bukan hanya sekedar berbicara saja. Ada dimensi penting lainnya dari komunikasi itu sendiri yaitu bahasa tubuh. Isyarat non-verbal dapat memberi tahu kita banyak hal tentang seseorang, dan hal itu adalah informasi yang tidak dapat diperoleh melalui obrolan video.

Karena tak bisa dipungkiri bahwa dalam interaksi langsung dengan bahasa tubuh akan lebih bermakna daripada interaksi via zoom meeting ini. Interaksi langsung dapat memberi tahu kita bagaimana perasaan seseorang dan bagaimana perasaaan mereka tentang apa yang kita bicarakan. Masyarakat berharap semoga situasi saat ini cepat pulih dan kembali normal. Kembali normal mungkin akan menjadi proses yang lambat. Memang, media sosial dan digital pasti akan tetap penting di masa mendatang. Tapi mereka juga tidak akan menggantikan peran interaksi tatap muka.

#LombaMenulisOpini

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image