Mimpi-Mimpi Besar setelah Pandemi Pergi
Curhat | 2021-09-23 20:46:27Hari ini aku terbangun dengan penuh semangat. Sebelum matahari malu-malu mengintip di pagi hari, aku telah terlebih dahulu meninggalkan kasur dan selimut hangat yang tergeletak di kamarku. Walau rasanya ingin sekali melanjutkan tidur lelapku, namun ingatan akan serangkaian tugas mulia yang harus kutunaikan berhasil membangunkanku dengan cepat. Tugas-tugas mulia itu adalah menjadi seorang istri dan ibu bagi suami dan kedua putri kecilku.
Ah, andai saja pandemi COVID-19 pergi dari bumi ini, pasti ada banyak hal yang dapat aku lakukan selain mengerjakan tugas-tugas mulia itu. Sama seperti yang lainnya, tentu saja aku ingin mengejar mimpi-mimpi besarku yang sempat tertunda karena pandemi COVID-19. Salah satunya adalah membawa komunitas sosial yang kudirikan di Yogyakarta pada 5 September 2015 silam menjadi sebuah yayasan dengan nama Yasara Indonesia Foundation (YIF). Selain lima program yang sudah ada yakni Yasara Bergerak (YB), Sahabat Pendidikan Indonesia (SPI), Berbagi Bahagia (BB), Santunan Anak Yatim/Piatu Non Panti (SANY) dan Yasara Menginspirasi (YM), aku ingin membuat program baru yang kunamai Wirausaha Muda Yasara yang disingkat menjadi WMY.
Singkatnya, YIF akan memberikan sejumlah dana hibah untuk generasi muda terpilih yang ingin membuka usaha. Sebenarnya program ini sudah kurancang sejak lama dan kini semakin ingin kurealisasikan semenjak aku melihat banyak sekali orang yang terkena PHK maupun mengalami kebangkrutan karena pandemi COVID-19.
Selain itu, alasanku ingin membuat program WMY adalah karena melihat âpesan berhargaâ dibalik pandemi COVID-19, yakni umat manusia di seluruh dunia diajak untuk gemar tolong-menolong tanpa mengenal batasan suku, waktu dan jarak. Apalagi dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat, menjadikan kita dapat membantu orang lain yang jaraknya berpuluh hingga beratus-ratus kilometer dalam hitungan beberapa detik saja hanya dengan bermodalkan the power of scroll, click, dan swipe.
Atas dasar semangat tolong-menolong itulah yang akhirnya menggerakan dan menginspirasiku untuk membuat program WMY. Aku ingin mengurangi jumlah pengangguran dan menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif di kalangan generasi muda. Nantinya, program ini diharapkan dapat berjalan seirama dengan program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) maupun kampanye ekonomi kreatif yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia.
Selain program yang berfokus pada bidang ekonomi, aku juga ingin membuat program lain yang berfokus pada bidang kesehatan. Hal ini dilatar belakangi oleh virus corona yang telah menyadarkan kita semua bahwa betapa berharganya sebuah tarikan nafas dan tubuh serta mental yang sehat.
Seketika aku pun jadi teringat dengan sebuah kata-kata yang menempel di sebuah tembok rumah yang hangus diterjang ganasnya wedus gembel letusan gunung Merapi di tahun 2011 silam. Kata-kata lengkapnya sudah hilang dari ingatan namun intinya berbunyi seperti ini, âDalam keselamatan ada kesehatan dan dalam kesehatan ada kesempatan untuk bekerja, belajar dan berkaryaâ. Ajaib sekali bukan kata-kata ini?
Kita menjadi semakin sadar bahwa selamat dari virus corona adalah rezeki yang luar biasa dan rezeki ini harus membuat kita lebih bersemangat dalam berkarya maupun berkontribusi untuk orang lain. Atas motivasi itulah, aku pun mulai membangun mimpi besarku yang lain yakni membuat program dibidang kesehatan khususnya yang ditujukkan untuk masyarakat pedesaan. Kunamai program ini dengan nama Indonesia Sehat Bersama Yasara (ISBY). Dalam pelaksanaannya nanti, YIF akan bekerja sama dengan dokter, tenaga, relawan medis maupun stakeholder lainnya untuk mengadakan berbagai program-program kesehatan di berbagai desa di Indonesia.
Lebih jauh lagi, aku berharap dengan langkah kecil yang sedang dan akan aku lakukan bersama YIF nanti dapat mendukung agenda masyarakat dunia yang termuat dalam TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) atau SDGs (Sustainable Development Goals). Khususnya pada tujuan no.1 (mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk), tujuan no.3 (memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia), dan tujuan no.4 (menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua).
Di sisi lain, jika boleh aku bercerita, aku pun memiliki mimpi besar untuk diriku sendiri. Bila pandemi COVID-19 pergi suatu saat nanti, aku ingin terus belajar dan berkolaborasi dengan mereka-mereka yang juga ingin belajar, berbagi cerita dan menyebarkan kebaikan lewat sebuah buku. Aku ingin menggunakan akal, hati dan tubuh yang sehat ini sebaik mungkin untuk berkarya dan menebar manfaat. Salah satunya dengan menulis dan menerbitkan buku.
Aku paham bahwa tak selamanya kita hidup, kemampuan kita untuk berbicara kepada orang banyak terbatas. Pun tidak ada yang menjamin seberapa jauh dan kuatnya jiwa dan raga kita untuk menjelajah berbagai pelosok bumi. Maka, dengan menulis dan menerbitkan buku, aku harap dapat merekam sejarah, memperpanjang usia, menjelajah lebih jauh lagi dan tentunya menginspirasi dan memberikan manfaat kepada lebih banyak orang.
Setali tiga uang, melalui tulisan ini pula aku ingin mengajak teman-teman Retizen untuk menggunakan karunia kesehatan yang kita dapatkan dengan sebaik mungkin. Momen setelah pandemi usai haruslah menjadi momentum yang harus kita jadikan sebagai penyemangat diri untuk lebih bersyukur, berani berkarya maupun berani memasuki pintu-pintu darurat yang terbuka di berbagai penjuru bumi untuk memberikan kontribusi. Sekecil dan sesederhana apapun bentuknya.
Aku yakin dan percaya, melalui langkah sederhana yang diawali dengan keberanian untuk berkarya dan berkontribusi untuk orang lain, maka akan ada banyak orang yang dapat memetik inspirasi, terbantu penghidupannya hingga kembali menemukan semangat untuk bangkit dan meraih mimpi-mimpinya di masa depan.
Yogyakarta, 23 September 2021
#IndonesiaSehat #IndonesiaKuat #LombaMenulisOpini
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.