Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur faida nadiratul Ulla

Andai Pandemi Pergi: Liburan Untuk Menyegarkan Pikiran

Lomba | Thursday, 23 Sep 2021, 09:41 WIB

Rasa bosan dan suntuk menjalani isolasi diri di rumah mungkin membuat pikiran menjadi penat.Untuk itu, menyegarkan pikiran dengan jalan-jalan atau liburan adalah pilihan yang baik.Datangi lokasi liburan favorit dan habiskan waktu luang Anda secara bijak.Anda bisa berkumpul dengan orang-orang- orang yang disayang,menghabiskan waktu bersama dengan gurauan dan lelucon yang bisa membuat anda bangkit kembali untuk bangkit dari 1 tahun lebih terpuruk karena covid-19.

Banner Infografis Libur Panjang dan Potensi Klaster Covid-19 (Liputan6.com/Trieyasni).

Pandemi covid-19 bermula dari kota Wuhan di Tiongkok, jenis virus baru ini menyebar ke berbagai belahan dunia di dunia yang menyebabkan timbulnya penyakit Coronavirus di Sease 2019 atau yang disebut juga dengan Covid-19.Tentunya, kondisi ini tidak boleh dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja.World Health Organization (WHO) pun sudah menetapkan Pandemi covid-19 sejak 11 Maret 2020 yang lalu.
Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di Kota Wuhan. Dilaporkan kemudian bahwa banyak pasien yang menderita virus ini dan ternyata terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Orang yang pertama jatuh sakit akibat virus ini juga diketahui merupakan para pedagang di pasar itu.
Dikutip dari Kemenkes.go.id pada 21 Januari 2020 sudah ada 218 warga Tiongkok yang tertular virus corona dan 4 orang meninggal.jumlah korban terus bertambah hingga pada 23 Januari 2020, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk menutup kota Wuhan yang menjadi pusat munculnya virus corona.Keputusan ini diambil setelah jumlah korban tewas mencapai 17 jiwa dan kurang lebih 600 orang terinfeksi.
Organisasi kesehatan dunia(WHO) menyebutkan,virus Corona telah menyebar ke-18 negara.Menurut WHO jumlah penyebaran ini telah meningkat per tanggal 30 Januari 2020,yang sebelumnya hanya 15 negara bertambah 3 negara yang melaporkan kasus virus ini yaitu Finlandia, India,dan Filipina.Setelah hampir 2 bulan virus ini mewabah, akhirnya pada 30 Januari 2020,WHO menyatakan darurat global terhadap virus Corona.Kepa WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan situasi darurat bukan karena penyebaran virus nya di Tiongkok,melainkan karena sudah menyebar luas ke banyak negara.
"Alasan utama kami menyatakan dalam deklarasi ini bukan karena apa yang terjadi di Tiongkok melainkan penyebaran yang terjadi di negara lain."ujar Ghebreyesus seperti dikutip dari stasiun berita BBC,Jum'at (31/1).
Hingga saat ini,kasus terpapar covid-19 terus bertambah hingga ribuan bahkan jutaan orang di seluruh dunia,Termasuk di Indonesia,sejak virus Corona melanda Indonesia ini pada akhir Maret 2020 hingga pertengahan September 2021,terdapat 4,15 juta kasus terpapar covid-19. 138 ribu orang diantaranya meninggal dunia.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus.Mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB)hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)dengan berbagai levelnya.Bahkan percepatan vaksinasi jangka panjang secara gradual pun terus dilakukan,Elegi pandemi dirasakan hampir semua sektor baik ekonomi, transportasi, pariwisata, pendidikan,pangan sosial maupun agama.
Sejak mulainya Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB) membuat ruang gerak masyarakat mengerucut.Mall dan restoran tutup,pasar lebih sepi dari biasanya dan pertokoan memilki jam operasional yang singkat.Padahal menurut studi dari Cornell University pada 2014 lalu ditemukan,merencanakan bepergian dapat meningkatkan kebahagiaan lebih tinggi daripada membeli barang.Pun dikatakan oleh psikolog Irene Raflesia MPSI bahwa jalan-jalan dapat menawarkan sejumlah manfaat bagi perkembangan diri.
"Melalui traveling,kita dapat memberikan waktu bagi tubuh dan benak kita untuk beristirahat dari kesibukan sehari-hari.Selain itu,traveling memungkinkan kita untuk mempelajari budaya baru serta berinteraksi dengan orang dari ragam latarbelakang budaya yang berbeda.Hal ini juga membantu kita untuk berpikiran lebih terbuka dan fleksibel terhadap berbagai situasi.Berbagi pengalaman traveling kepada teman-teman dan kerabat pun juga memberikan kita kesempatan untuk mengakrabkan diri dengan orang sekitar kita.Tentunya hal ini juga membawa efek positif bagi kesehatan mental kita."kata Irene kepada Suara.com beberapa waktu lalu.
Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia ini sangat berdampak negatif terhadap perekonomian,terutama sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf)nasional.
Jumlah kunjungan wisatawan menurun signifikan, baik wisatawan mancanegara maupun domestik. menghasilkan devisa negara hingga 30 persen. Pun dengan lapangan kerja yang ikut tergerus 6,7 persen.
"Wisatawan mancanegara maupun domestik menurun secara signifikan yang berimbas menyusutnya devisa hingga 30 persen dan tergerusnya lapangan kerja sebesar 6,7 persen," ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno dalam dies natalis ke-40 Universitas PGRI Semarang, Jumat (23 /7).
Meski dalam kondisi resesi, Sandiaga menyebut masih ada tiga sub sektor ekonomi kreatif yang menjadi andalan. Sektor kuliner, kriya dan fesyen masih bertahan.
Sandiaga mengatakan, selama pandemi berlangsung sektor ekonomi kreatif hanya turun sebesar 2,5 persen. Begitu juga dengan tenaga kerja yang ikut berkurang sebanyak 2,5 persen. Namun, nilai ekspor turun lebih signifikan, yakni sebesar minus 12,93 persen.
"Ekonomi kreatif turun sebesar 2,5 persen dan tenaga kerja berkurang sebanyak 2,5 persen," kata dia.
Semenjak Pandemi covid-19 mewabah ke berbagai penjuru di Indonesia,banyak tempat wisata ditutup karena semakin melonjaknya kasus terpapar covid-19.Oleh Karena itu,tempat wisata ditutup untuk mengurangi kelonjakan kasus terpapar covid-19 tersebut.Tetapi ada juga tempat wisata yang dibuka dengan cara sudah mematuhi protokol yang ada seperti memakai masker, menjaga jarak,mencuci tangan,menjauhi,hingga mengurangi mobilitas,dan yang terpenting sudah memiliki fasilitas vaksinasi.
Pandemi covid-19 memang membuat ruang gerak menjadi,sehingga rasa bosan dan suntuk karena terlalu lama di rumah membuat sebagian orang memutar otak,karena tidak bisa dipungkiri rasa stres pun akan dialaminya.Sehingga,semua orang berharap agar Pandemi ini cepat pergi sehingga mereka bisa pergi nikmati hari-hari mereka dengan semangat yang menggebu ,untuk bangkit dari 1 tahun lebih terpuruk karena Pandemi covid-19 ini.Dan semoga di tahun yang akan datang Pandemi ini tinggal hanya kenangan.
#LombaMenulisOpini #LombaMenulisOpini

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image