Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Sultan

Menakar Kompetensi Profesional Guru Saat Pandemi Covid-19

Guru Menulis | Thursday, 23 Sep 2021, 03:26 WIB

Sejak pandemi Covid-19 hadir di tanah air, tidak sedikit topik pembahasan di kalangan orangtua siswa mengenai guru. Bahkan, tidak sedikit pula guru menjadi korban "bullying" di media sosial selama berlangsungnya pandemi Covid-19.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah seorang guru wajar jika memperoleh perlakuan demikian? Jawabannya adalah guru dinilai kurang dan bahkan cenderung tidak profesional dalam pembelajaran saat pandemi Covid-19 sehingga mengakibatkan munculnya persepsi negatif orangtua terhadap guru.

Bukankah seorang guru wajib memiliki berbagai kompetensi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai guru? Iya. Terdapat empat kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap guru menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan kompetensi sosial.

Gambar : Proses Pembelajaran Daring (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Mari kita ulas dan sekaligus menakar profesionalisme guru saat pandemi berlangsung. Ulasan objektif disertai penilaian yang bersifat independen diperlukan untuk menilai profesionalnya seorang guru, sehingga tidak memunculkan prasangka hingga berujung bullyan terhadap guru di masyarakat terutama melalui media sosial.

Seorang guru dinilai profesional jika memiliki kemampuan atau keterampilan untuk mendukungnya berkinerja optimal. Namun, sungguh sangat disayangkan jika di era teknologi informasi masih ditemukan guru yang tidak mahir memanfaatkannya. Mengapa guru harus adaptif terhadap teknologi informasi? Sebab salah satu indikator guru dikatakan profesional adalah mampu memanfaatkan teknologi informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran.

Lalu, apakah indikator tersebut mampu dibuktikan oleh seorang guru di tengah pandemi sehingga layak dinyatakan profesional? Hal ini juga perlu diulas secara objektif berdasarkan fakta. Pada kenyataannya, masih ditemukan guru yang belum menguasai pemanfaatan teknologi informasi saat pembelajaran daring dilakukan.

Bahwa pembelajaran daring sulit dihindari oleh setiap guru karena sebagian besar satuan pendidikan di Indonesia masih sangat tergantung pada metode tersebut sejak pandemi berlangsung hingga saat ini. Tidak ada alasan bagi seorang guru untuk tidak mengajar karena ketidakmampuannya mengoperasikan perangkat teknologi pembelajaran.

Ketidaksiapan seorang guru menghadapi perubahan di tengah situasi sulit seperti sekarang ini, akan mengakibatkan ketertinggalan pelajaran bagi siswanya.

Bahkan, tidak sedikit siswa menjadi bosan dan akhirnya membolos dari ruangan saat pembelajaran daring karena keterbatasan seorang guru dalam seni desain bahan belajar berbasis teknologi informasi.

Apakah hanya faktor ketidakmahiran seorang guru dalam memanfaatkan teknologi informasi sehingga siswa terkendala dalam mengakses hingga ketertinggalan pelajaran? Jawabnya tidak. Siswa juga kurang siap mental menghadapi era teknologi informasi. Terbukti, maraknya korban ataupun pelaku praktik asusila dan kriminalitas di kalangan remaja. Salah satu penyebabnya adalah kehadiran teknologi informasi tidak sepenuhnya dipergunakan untuk kepentingan pembelajaran daring.

Belum lagi orangtua siswa yang masih banyak gagap dalam memanfaatkan teknologi informasi. Bahkan, masih ditemukan orangtua siswa yang belum mampu menyediakan perangkat teknologi informasi untuk kebutuhan pendidikan anaknya terutama di masa pandemi. Lebih menyedihkannya lagi, masih ditemukan orangtua siswa yang mengerjakan tugas sekolah dibandingkan anaknya.

Setelah mengulas faktor-faktor yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, apakah bullyan dari orangtua siswa di media sosial masih tetap relevan dilayangkan terhadap guru? STOP melakukannya karena guru profesional juga tidak menjamin akan mampu menciptakan siswa yang berprestasi dan unggul. Ada determinan lain seperti faktor dari siswa sendiri dan orangtua.

Sudah saatnya seluruh komponen bangsa ini harus bahu-membahu dan tolong-menolong dengan tetap mengedepankan semangat kekeluargaan terutama di masa pandemi. Saling menyalahkan bukanlah solusi. Tantangan yang dihadapi saat ini belum berakhir dan tantangan lainnya pasti akan berganti pasca pandemi Covid-19 terutama di bidang pendidikan.

Kehadiran guru profesional tidak akan pernah dibatasi ruang dan waktu. Selalu terbuka kesempatan bagi guru untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan agar tetap profesional dimanapun dan hingga kapanpun. Wahai para guru, tetaplah hadir terdepan dalam menciptakan generasi bangsa yang unggul dan berkarakter.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image