Andai Pandemi Pergi, Yang Pasti...
Lomba | 2021-09-22 19:57:03Senin, 2 Maret 2020 virus corona terdeteksi masuk ke Indonesia dengan 2 penduduk Indonesia yang positif terjangkit virus ini. Penyebaran virus ini sangat cepat dengan efek yang sangat menggemparkan yaitu mampu menyebabkan kematian. Bukan hanya itu, virus ini dengan mudah menyebar, hanya dengan terkena bersin atau batuk dari si penderita, maka orang di sekelilingnya bisa saja terinfeksi virus yang sama.
Betapa banyak dampak negatif yang di timbulkan dengan adanya virus ini, tapi kali ini kita tidak akan membahas kerugian itu, bagaimana jika kali ini kita membahas sesuatu yang di impikan banyak orang bahkan mungkin seluruh orang di Indonesia bahkan dunia, yaitu andai pandemi pergi.
Apakah pernah terbayangkan di pikiran kalian bagaimana jika pandemi pergi, apa hal pertama yang akan kalian lakukan jika kalian mendapatkan informasi baik itu di internet atau televisi bahwa sudah di konfirmasi virus ini tidak ada lagi di negara kita Indonesia bahkan dunia, siapa orang pertama kali yang ingin sekali kalian temui setelah pandemi berakhir, atau tempat apa yang paling pertama kali akan kalian kunjungi setelah pandemi pergi.
Saya sebagai penulis memiliki 4 hal yang pastinya akan terjadi menurut saya andai pandemi pergi.
1. Tidak akan ada gelar "Lulusan Corona"
Seperti kita tahu virus corona benar-benar berefek pada perubahan hidup penduduk secara drastis. Mulai dari menjaga jarak, menutup mall, tempat ibadah dan rekreasi, hingga yang paling berpengaruh adalah kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan secara daring. Tidak hanya dalam jangka waktu sebulan atau dua bulan, bahkan jika di hitung sampai saat ini sudah hampir memasuki usia 2 tahun pandemi ini di Indonesia. Ada yang lebih menyakitkan dari pembelajaran daring, ada yang lebih menyedihkan dari tidak bisa bertemu dan bermain bersama teman di sekolah, yaitu ketika puncak dari pencapaian yang seharusnya di bayar dengan perayaan dan kenangan yang di abadikan, kini hanya bisa di lakukan melalui layar yang tidak asing, layar monitor dengan aplikasi setia salah satunya aplikasi zoom. Bahkan hari kelulusan pun tidak bisa di rayakan seperti biasanya, bagaimana tidak? Semenjak pandemi ini ada, semenjak itu pula adanya larangan melakukan kegiatan yang mengumpulkan banyak masa. Hingga seseorang pun lulus, di masa pandemi, mendapat gelar yang tidak baik dari teman-teman yang merasakan indahnya farewell yang dilakukan secara langsung. Timbul lah gelar baru "Lulusan Corona".
2. Tidak akan ada lagi minimal jarak 1 meter.
Saat kita berpergian keluar tentunya kita akan menemukan lambang silang baik itu di kursi tempat menunggu atau pun di tempat antrian ketika ingin mengantri. Yang jelas jika kita berpergian kesuatu tempat yang tempat itu juga menjadi keperluan orang banyak pasti akan di temukan tanda silang baik itu di buat dari selotip atau sengaja di tulis dilarang duduk atau berdiri disini. Andai pandemi pergi tentunya orang-orang tak perlu lagi menjaga jarak bukan?
3. Makser tidak akan lagi jadi kebutuhan premier.
Berpergian di kala pandemi tidak akan bisa berjalan mulus jika tanpa item yang sudah menjadi kebutuhan dan kaharusan ini. Makser medis wajib dipakai saat ingin beraktivitas di luar rumah. Razia yang dilakukan kepolisian saat ini pun tidak hanya perkara pajak atau pun karena tidak menggunakan helm, tetapi masker pun menjadi agenda yang harus di periksa di jalanan. Andai pandemi pergi, setiap orang akan bebas berpergian tanpa harus menggunakan penutup hidung dan mulut yang bagi sebagian orang ini membuat mengganggu bahkan bisa membuat sesak. Belum lagi biaya tambahan yang harus di keluarkan untuk membeli masker medis ini.
4. Acara besar-besaran tidak akan lagi menjadi persoalan.
Pernikahan diadakan dengan sederhana. Cukup wali dari kedua belah pihak dan beberapa keluarga intim saja. Beginilah pernikahan yang diadakan di masa pandemi. Jangan bermimpi untuk duduk di atas pelaminan nan megah sambil mengenakan gaun pengantin senada dengan jas mempelai pria di tambah aksesoris dan riasan make up yang menambah kesan mewah. Karena di masa pandemi ini itu semua hanyalah mimpi. Pernikahan tetap boleh di laksanakan dengan protokol yang sudah ditentukan.
Andai pandemi pergi, tentunya yang melaksanakan pernikahan benar-benar bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi ratu dan raja di hari yang istimewa. Semua orang tentunya menginginkan pandemi cepat usai. Tak ada lagi jaga jarak, tak ada lagi program pembatasan kegiatan masyarakat, tak ada lagi pembubaran pedagang yang memaksa tetap berjualan hanya untuk bertahan hidup di hari itu saja. Siapa yang tidak menginginkan kondisi kembali seperti semula saat setiap orang bisa saling bercengkrama tanpa harus was-was dan khawatir dengan virus yang bisa menjangkit dimanapun kita berada.
Untuk itu mari sama-sama kita mematuhi protokol kesehatan yang sudah di himbau oleh pemerintah, mulai dari rajin cuci tangan, jangan jarak, gunakan masker, berpergian jika perlu, menahan diri keluar rumah jika keadaan tubuh sedang tidak fit dan protokol kesehatan lainnya. Semoga pandemi ini bisa lekas berlalu dan kita bisa beraktivitas seperti setia kala.
#lombamenulisopini
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.