Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Febrianti Amalia

Andai Pandemi Pergi : Menjadikan Pribadi Lebih Bersyukur

Lomba | 2021-09-22 18:57:02
https://republika.co.id/

Teringat sekali saat pandemi pertama kali melanda dunia. Dimulai pada bulan Desember 2019 lalu wabah yang dikaitkan dengan Negara Wuhan itu mulai merebak ke seluruh dunia. Saat itu, Negara Indonesia masih belum terkena dampak dari pandemi disebabkan oleh penyebaran virus belum sampai ke Negara Indonesia. Namun, diawal tahun 2020 mulai dipenuhi oleh rasa kekhawatiran dan ketakutan. Penyebaran virus sudah sampai ke belahan dunia lainnya. Berita-berita mulai bermunculan mengenai virus yang sungguh mematikan yang dapat membunuh populasi manusia di hampir seluruh dunia. Banyak pertanyaan yang bermunculan, darimanakah virus ini berasal?. Penelitian-penelitian mulai dilakukan terkait virus ini yang kemudian disebut Virus Covid 19.

Virus ini mampu membunuh jutaan populasi manusia dengan cepat. Seiring berjalannya waktu, Covid 19 semakin bermutasi, berevolusi dan semakin mematikan. Seluruh dunia mulai terkena dampak dari pandemi baik dari segala aspek. Kesulitan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat dunia semakin mencekam. Ketika terjadi penurunan pendapatan bahkan banyak karyawan yang diPHK berujung tidak memiliki pekerjaan semakin membuat masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan primer dan banyak masyarakat yang kelaparan. Masyarakat menangis tidak tahu lagi harus berbuat apa. Namun, dengan kejadian adanya pandemi ini menjadikan kita pribadi yang lebih baik dan dapat lebih bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mengubah pola pikir dan perspektif kita dalam segala hal.

Dulu kesehatan tidak terlalu diprioritaskan, namun semenjak adanya pandemi kesehatan menjadi harta yang sangat berharga. Menjaga kesehatan dan asupan gizi menjadi prioritas penting untuk menghindari diri dan menjaga imunitas dari virus Covid 19. Tidak hanya kesehatan fisik saja, melainkan kesehatan mental pun juga perlu dijaga. Kesehatan mental yang dulu sebelum pandemi tidak terlalu diperhatikan, namun semenjak adanya pandemi menjaga kesehatan mental sangat diperlukan untuk menjadikan kita selalu berfikir positif dan bahagia. Pikiran yang positif dan hati yang bahagia tentunya dapat meningkatkan imunitas sehingga menjadikan tubuh lebih sehat dan bugar.

Dulu kebersihan tidak terlalu dihiraukan, namun semenjak pandemi melanda mengubah kita untuk selalu menjaga kebersihan dengan menjaga protokol kesehatan ke mana kita pergi dan di manapun kita berada. Dari aspek pendidikan dan teknologi perubahan pun telah terjadi, kita harus mampu beradaptasi dengan kegiatan serba daring. Pendidikan dan pekerjaan dapat dilakukan dengan metode jarak jauh serta teknologi pun semakin canggih demi memenuhi kebutuhan kegiatan tersebut. Pandemi telah memberikan hikmah positif kepada kita semua, walau hanya di rumah saja namun mampu membuka cakrawala dan jendela dunia baru dengan tetap produktif dalam bekerja, tetap dapat berkarya dan tetap dapat menuntut ilmu. Dilihat dari segi waktu dan tenaga, tentunya daring merupakan kegiatan yang sangat efektif dan efisien selain itu mengajarkan kita untuk bekerja lebih tepat waktu.

Pandemi sungguh telah mengubah perspektif dan pola pikir semua orang. Mengajarkan untuk lebih menghargai alam, menghargai waktu, menghargai kehidupan, menghargai sesama dan lebih bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bersandar hanya kepada Tuhan dan percaya bahwa berdoa hanya Kepada-Nyalah kita dapat dijauhkan dari hal-hal buruk. Seiring waktu yang terus berjalan tanpa adanya aktivitas manusia, membuat alam dan ekosistemnya kembali pulih dari kerusakan dan pencemaran. Sungguh dibuat takjub dengan adanya fenomena-fenomena alam yang unik disaat pandemi.

Pandemi memberikan arti penting dalam menghargai kehidupan dengan lebih bersyukur atas apa yang kita miliki dikala banyak orang kesulitan dan kelaparan. Menghargai sesama dimana ketika tetangga dan sanak saudara kesulitan, empati akan tumbuh di dalam hati dan mendorong untuk saling tolong-menolong. Pandemi telah mengajarkan arti pentingnya sebuah keluarga, begitu berharganya keluarga disaat seperti ini. Biasanya kita dapat mudik dan berkumpul bersama keluarga disaat Lebaran. Namun, disaat pandemi kita bahkan tidak dapat bertemu dan berkumpul bersama keluarga melainkan hanya secara online. Bahkan toko-toko online pun menjamur seiring adanya pandemi mengubah metode marketing produk dan jasa menjadi serba mudah dan cepat, padahal dulu toko online tidak sebooming seperti ini.

Andai pandemi ini pergi, dapatkah kita terus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nilai-nilai yang telah diajarkan dikala pandemi datang?. Andai pandemi ini pergi, dapatkah kita tetap terus menghargai alam dengan selalu menjaga keseimbangan alam dari kerusakan. Andai pandemi ini pergi, dapatkah kita lebih menghargai kehidupan dengan lebih menyayangi diri kita sendiri?. Andai pandemi ini pergi, dapatkah kita lebih menghargai waktu dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan terus produktif dalam berkarya?. Andai pandemi ini pergi, dapatkah kita lebih menyayangi sesama dan keluarga melalui cinta dan kasih?. Tentunya ini adalah hikmah luar biasa yang mampu mengubah diri menjadi lebih baik melalui pembelajaran, kesadaran dan pengalaman hidup.

#andaipandemipergi #lombamenulisopini #kompetisibangkitbareng

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image