Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Achmad Humaidy

Bangkit Bareng, Indonesia Pasti Bisa

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 23:57 WIB
Bangkit dengan Semangat Baru

Dunia telah ditelanjangi pandemi. Dibalik itu ada harapan akan solidaritas menuju kebangkitan bersama. Meski tak bisa diprediksi kapan pandemi Covid-19 berakhir di negeri ini.

Hampir dekati dua tahun, pandemi mengubah hidup kita. Dimasa pandemi tentu banyak perubahan yang harus disesuaikan untuk beradaptasi. Dari yang biasanya bebas menikmati suasana luar rumah malah terkurung didalam rumah. Pandemi tak hanya mengubah perilaku hidup atau sejarah kesehatan dunia, tetapi juga menggerakkan sisi kemanusiaan dalam diri setiap individu.

Andai pandemi pergi, hanya satu hal yang akan terus kulakukan secara istikamah yakni bersyukur kepada Allah SWT. Seperti sains yang pernah ku pelajari bahwa rasa syukur terbukti mengaktifkan daerah batang otak yang memproduksi dopamin. Dopamin itu neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk mentransfer sinyal antara sel-sel syaraf di otak. Bersyukur disebut salah satu cara melepaskan dopamine karena memberi efek mendalam pada kesehatan dan kebahagiaan.

Aku lebih memilih bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup. Bulan Juni lalu, aku dan sekeluarga divonis positif Covid-19. Tentu para penyintas hanya ingin sembuh dari virus itu. Takdir berkata lain, papaku tak mampu bertahan hidup sejak terjangkit virus tersebut. Ia menghembuskan nafas terakhir pada hari Jum’at tanggal 25 Juni 2021 di ICU RSUD. Cengkareng.

Kemarin, abang tertua dari keluarga mama atau yang biasa aku panggil ‘uwak’ juga mengalami hal sama. Hanya saja, kondisinya meninggal saat isoman. Betapa hatiku hancur untuk yang kedua kalinya. Aku merasa gagal tak bisa melindungi keluarga yang dicintai. Bagai perpisahan yang tak pernah diharapkan.

Meski belum siap untuk kehilangan, aku tak mau larut dalam kesedihan. Aku tak ingin lagi mendengar berita sedih akibat Covid-19. I have to maintain my feelings karena keadaan memang mengharuskan kita seperti ini.

Aku yakin selalu ada hikmah yang tersemat dibalik kematian orang-orang terdekat. Aku mengintip masih ada celah untuk bersyukur. Aku masih diberi kesempatan hidup untuk bertaubat dari ragam dosa dan kesalahan serta memperbanyak bekal untuk menghadapi ajal yang pasti terjadi.

Berikut aktivitas-aktivitas bersyukur yang bisa diamalkan setelah pandemi berlalu, seperti:

1. Berpikir jernih

Pandemi telah membuat pikiran kacau. Hal-hal kecil mungkin dipikirkan secara berlebihan. Berpikir ragu untuk memulai sesuatu atau tidak fokus yang menyebabkan ketakutan kuasai diri.

Selama pandemi, pemikiran kita terbatas hanya untuk bertahan hidup saja. Kondisi demikian kadang menghambat kreativitas dan mempengaruhi motivasi yang berakibat pada penurunan produktivitas. Maka, kita harus memiliki perasaan tenang dan pikiran jernih yang pasti untuk bisa membantu lebih produktif lagi.

2. Menata ulang target hidup

Rapikan mimpi kita agar lebih segar dalam menjalani hidup. Bawa energi semangat untuk terus belajar atau bekerja demi meraih itu semua. Uraikan target hidup kita dan susun kembali mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu. Kelola langkah-langkahnya supaya kita paham apa yang harus dilakukan selanjutnya.

3. Jaga kesehatan

Dimasa pandemi Covid-19, kita diimbau untuk selalu menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh agar tak mudah tertular virus. Tanpa kita sadari, banyak hal yang telah dilakukan dan kita konsumsi selama pandemi. Selalu pakai masker dan cuci tangan dengan sabun serta air mengalir bakal menjadi pola hidup sehat sederhana yang wajib ada bila pandemi pergi.

4. Tetap peduli

Sejak awal pandemi, kita dituntut untuk peduli tak hanya demi diri sendiri. Inisiatif dan gerak membantu sesama bisa dilakukan dengan banyak cara. Pengumpulan donasi, berbagi makanan atau alat kesehatan, jadi relawan, tahan laju informasi yang simpang siur, sampai berdiam diri #DiRumahSaja sebagai bagian dari pemutus mata rantai Covid-19. Inisiasi baik dengan tetap peduli harus tetap dilakukan terhadap sesama meski masa krisis pandemi berlalu nanti.

5. Manfaatkan teknologi

Era setelah pandemi akan berbeda dengan era yang kini dihadapi. Digitalisasi menjadi kunci hidup bersama covid-19 sebagai endemi. Hal-hal yang masih bisa dilakukan secara konsisten dengan bantuan teknologi tetap harus dijalankan karena masa kehidupan sudah menuntut pada dimensi serba digital.

Ujung pandemi masih belum terlihat hilalnya. Semangat untuk bangkit tidak boleh habis. Harapan demi harapan harus tetap digantungkan.

Andai pandemi pergi, jangan lupa juga untuk rajut silaturahmi. Perbanyak beribadah di tempat-tempat ibadah agar terus mendekat pada Ilahi. Biar bagaimanapun aku, kamu, dan kita terus bangkit untuk segera melewati masa pandemi yang sulit.

Yuk, bangkit bareng! Sudahi pandemi ini dengan mengubah energi sedih menjadi sesuatu yang positif dan produktif. Indonesia pasti bisa!!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image