Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Nurun Alanur

Andai Pandemi Pergi : Kita Harus Apa???

Lomba | Wednesday, 22 Sep 2021, 09:57 WIB
Sumber gambar ilustrasi: www.republika.co.id

Pandemi covid merupakan suatu peristiwa yang mengejutkan seluruh umat manusia di tengah arus perkembangan zaman dimana setiap orang berlomba dan bersaing untuk mempersiapkan diri mereka, anak mereka, keluarga mereka, dan yang lainnya untuk bisa mengikuti arus perkembangan zaman saat ini. Para anak-anak pada masa sekarang dituntut bersekolah sampai dengan sore atau yang biasa disebut dengan full day school, berangkat pagi hingga kemudian pulang sore, malam mereka belajar lagi kemudian tidur. Orang tua pun demikian, mereka bekerja siang dan malam demi memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga. Tidak terasa waktu terlewati begitu cepat karena kesibukan setiap orang di dunia bahkan mengakibatkan interaksi yang terjadi di dalam lingkup keluarga sudah sangat jarang sehigga dapat dikatakan sangat berbeda jauh jika kita bandingkan dengan kondisi pada sepuluh tahun terakhir.

Sumber gambar: www.republika.co.id

Cepatnya waktu berganti hari demi hari rupanya membuat kita sampai lupa atas apa yang selama ini kita cari di dunia ini. Definisi bahagia seakan mulai beralih dari definisi utamanya. Semua orang berlomba-lomba untuk mewujudkan cita-cita dan harapannya untuk menemukan kebahagiaannya, namun ketika telah mencapai titik tersebut kita semua selalu masih berpikir bahwa apa yang kita capai masih kurang dan belum cukup. Segala upaya dilakukan demi mengejar cita-cita dan juga harapan kita sehingga usaha-usaha yang menyimpang pun turut dilakukan demi hasrat untuk memenuhi keinginan kita untuk sampai di suatu titik yang kita harapkan tadi. Meningkatnya kasus korupsi yang terjadi dimana-mana dalam kurun waktu beberapa tahun ini selain karena adanya upaya pemberantasan korupsi yang bekerja dengan baik, justru di sisi yang lain kita dapat melihat bersama tentang begitu ngototnya setiap orang untuk menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Korupsi sekarang bukan hal yang tabu lagi di dalam kurun waktu beberapa tahun ini, tidak hanya terjadi di kalangan atas namun juga sampai ke yang paling bawah sehingga di dalam setiap apa yang berkaitan dengan pengelolaan dana akan selalu ada potensi korupsi.

Sumber gambar: www.republika.co.id

Ketika kita masih disibukkan dengan semua rutinitas padat kita, kemudian secara tiba-tiba hadirlah pandemi covid-19 di Wuhan, China. Semua orang melihat hal tersebut sebagai suatu wabah biasa pada awalnya dan setiap orang memiliki tanggapannya masing-masing terkait gaya hidup orang disana. Wabah ini merupakan wabah menular yang awalnya belum diketahui pasti penyebabnya namun tanpa disadari wabah ini hadir di segala penjuru dunia tanpa diduga, tanpa disadari, dan tanpa terpikirkan. Semua orang ketakutan dengan virus ini sehingga semua aktivitas dihentikan baik itu kegiatan di sekolah, kegiatan perekonomian, dan segala kegiatan lainnya yang berpotensi adanya kerumunan.

Sumber gambar: www.republika.co.id

Setiap negara melalui pemerintahnya masing-masing membuat dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang mengatur segala aktivitas masyarakatnya. Salah satunya bisa kita lihat dalam bidang ekonomi, dimana pada saat pandemi kegiatan perekonomian menjadi macet, mengakibatkan setiap orang saling menyalahkan, semua orang ketakutan dan semua orang membutuhkan pertolongan. Masing-masing orang berusaha menyelamatkan dirinya dan keluarganya. Keadaan tersebut menuntut setiap orang untuk berdiam diri dan meninggalkan segala rutinitas diluar rumah.

Banyak orang merasa dirugikan akibat adanya pandemi ini bahkan tak jarang dari mereka terpaksa tetap melakukan aktivitas di luar rumah demi kebutuhan hidup keluarganya. Semua orang tak terpikirkan akan hadirnya bencana ini. Pandemi seperti ini merupakan hal yang baru karena menyebar begitu cepat dan menginfeksi seluruh orang tanpa memandang bulu yang mengakibatkan perlu adanya rasa saling menjaga antara yang satu dengan yang lainnya.

Sumber gambar: www.republika.co.id

Semua orang bertanya kenapa hal ini bisa terjadi sehingga sampai menunggu waktu yang cukup lama untuk menemukan vaksin dari virus ini. Namun tanpa kita sadari akan ada banyak hal yang bisa kita ambil sebagai hikmah atas peristiwa ini. Di satu sisi jelas tentu apa yang terjadi saat ini menghambat rencana-rencana kita. Namun di sisi yang lain kita bisa melihat bahwa hadirnya peristiwa ini adalah sebagai sebuah pelajaran penting sebagai seorang insan dan hamba yang sangat kecil di mata Allah. Kita sebagai seorang manusia diciptakan memiliki keimanan dan ketakwaan dan juga nafsu sehingga apa yang terjadi dalam diri kita sekarang bersamaan dengan kemajuan zaman berakibat adanya potensi dalm diri kita lupa akan bersyukur kepada Allah, bahkan ketika dimasa sulit ini kita masih tidak malu membicarakan tentang rugi.

Kita adalah manusia yang mudah lupa dengan yang namanya bersyukur namun sangat mudah untuk mengingat yang namanya rugi. Sebelum hadirnya pandemi ini sudah begitu bnyak kita mendapatkan untung maka mungkin saat ini lah kita diuji oleh Allah. Sebelumnya kita sangat sibuk dengan rutinitas sehari-hari kita demi mengejar yang namanya keuntungan sampai lupa kepada pencipta kita ini. Yang namanya ujian dari Allah tidak hanya dalam bentuk kesusahan namun kita perlu sadari bahwa kenikmatan juga sebenarnya merupakan suatu ujian dari Allah. Sekarang di masa pandemi semua aktivitas kita dihentikan sehingga kita kemudian hanya berdiam diri di rumah lalu apakah saat ini kita sudah mengingat pencipta kita setelah tidak adanya kesibukan? Hal ini menjadi pukulan untuk kita semua bahwa kita melupakan tujuan utama kita dalam kehidupan di dunia ini.

Sumber gambar: www.republika.co.id

Di sisi yang lainnya, hadirnya pandemi ini justru secara tidak kita sadari membuat kita juga dekat utamanya kepada pencipta kita untuk selalu memohon keselamatan dan perlindungan. Selain itu kita juga sekarang menjadi dekat dengan keluarga kita, orang tua kita, saudara kita walaupun sebagian dari kita ada yang terbatas oleh jarak, namun setidaknya kita dekat dalam arti yang lebih dalam untuk saling terus berkomunikasi mengenai keadaan kita antara yang satu dengan yang lainnya. Sekarang kita menyadari bahwa hal yang paling berharga bukanlah kesuksesan, bukan juga tentang uang, melainkan kebersamaan dengan keluarga maupun juga kaitannya dengan masalah kesehatan dan utamanya adalah kualitas diri kita untuk dekat kepada pencipta kita. Sekarang ini kita lebih memperhatikan kesehatan kita dengan baik, kita lebih menjaga dan memperhatikan kepada keluaga-keluarga kita dan kita menyadari bahwa yang namanya ajal seseorang itu dekat sehingga dari sini kita juga memperbaiki keimanan dan juga ketakwaan kita kepada Allah.

Hadirnya pandemi ini sekaligus peringatan bagi kita bahwa kita sebagai hamba sangat lah kecil dibanding kuasa Allah, jangan sampai kita berbicara untung dan juga rugi dengan apa yang diberikan Allah, karena sesungguhnya tiada tempat bagi kita untuk meminta dan memohon pertolongan kecuali hanya kepada Allah SWT. Hal ini bersesuaian dengan Q.S. Al-Baqarah ayat 153 yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah/2:153)

Sumber gambar: www.republika.co.id

Harapan kita tentunya setelah berakhirnya pandemi ini kita semua dapat saling memperbaiki diri, semua pelajaran yang kita dapat saat ini semoga akan tetap kita ingat dan akan kita amalkan setelah ini, karena kita harus ingat bahwa kebahagiaan itu adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ketika kita mengejar dunia, maka kita akan berpeluang gagal di akhirat. Namun ketika kita mengejar akhirat, maka dunia dan segala isinya akan kita dapat juga. Selalu berprasangka baik atas apa yang terjadi pada kita semua saat ini. Allah memiliki cara untuk kita dekat dengan-Nya. Pelajaran penting yang perlu kita ingat adalah Allah tidak membutuhkan kita, tetapi kitalah yang membutuhkan-Nya. Semoga Allah senantiasa melindungi kita sehingga kita dapat melaksanakan aktivitas kita seperti normal guna beribadah kepada Allah SWT.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image