Andai Pandemi Pergi
Lomba | 2021-09-22 09:46:01Belum usai disana polemik virus ini terus jadi perbincangan di media sosial perdebatan pro dan kontra terus menjadi pembincangan yang tidak pernah usai. Ditambah lagi banyak tersebar berita hoak yang menjadikan perpecahan di kalangan masyarakat luas.
Ini hanya beberapa dampak yang dirasakan sebagian pelaku usaha, belum lagi kita melihat kehidupan di beberapa daerah lainya peningkatan penganguran pun terus bertambah yang mengakibatkan banyaknya tindakan kriminal.
Tetapi tidak seharusnya kita putus asa pada keadaan ini dimana semua duniapun merasakan dampak COVID-19. Pembatasan kegiatan diluar rumah yang di terapkan oleh pemerintah membuat kebiasaan masyarakat dalam mengerjakan tugas kantor, sekolah dan memenuhi kebutuhan rumah jadi serba digital. Era digitalisasi di masa pandemi ini juga menjadi tolak ukur kesiapan Indonesia di masa yang akan datang, seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo 2019 saat pemilu â dalam indrusti 4.0 ini kita tahu ada proses industi dengan kecepatan yang sangat tinggi, artifisial intelegensi, big data, advance rorbitic semuanya. saya yakin dengan kesiapan pembangunan SDM kita akan bisa mempersipakan bangsa kita menuju industri 4.0.â Pelaku usaha yang tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan digitalisasi akan kesusahan dalam mengembangkan UMKM nya, tapi tidak berlaku pada Tanto Tranggono. Tanto melihat perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin tinggi di dunia digital. dengan penjualan secara online bisa lebih aman terhindar dari COVID-19 dibandingkan dengan penjulan konvensional. ini hanya 1 dari sekian banyak pelaku usaha yang terus mencari solusi ditengah banyaknya pelaku usaha yang gulung tikar dan beralih profesi.
Digitalisasi UMKM juga didukung penuh oleh Kemenparektaf Sandiaga Uno. menurutnya â Digitalisasi merupakan pergeseran kebutuhan yang perlu di adopsi oleh pelaku usaha khususnya UMKM. Untuk itu perlu uluran tangan, adaptasi, kolaborasi, dan inovasi menjadi bagian tidak terpishkan.â
Semua ini hanya sedikit kisah nyata dari dampak virus COVID-19 yang sampai saat ini belum usai. Tapi bagaimana jika pandemi ini usai? atau pandemi tidak pernah ada?.
Sebuah kenyataan jika pandemi ini akan usai, nyatanya semua negara di dunia terus berusaha mencari vaksin untuk menghentikan penularan virus ini. Bahkan beberapa pemerintah di negara menerapkan lockdown, Pembatasan kegiatan diluar rumah termasuk pekerjaan dan pendidikan, pembatasan jam malam dan pembatasan berskala kecil yang saat ini di Indonesia terus di terapkan. Semua ini cara untuk menghentikan laju penularan COVID-19, namun kita tidak bisa menolak pandemi ini tidak pernah ada karena nyatanya sudah terjadi. Hanya sebuah harapan yang mustahil untuk COVID-19 tidak pernah ada.
Andai semua ini telah usai ada bayak kegiatan yang dirindukan, sekolah tatap muka dengan jam pelajaran lebih lama, liburan tidak terhambat mau pergi kemanapun, dimanapun akan sangat indah, hajatan tidak lagi dikawal Satgas COVID-19, apalagi kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Semua orang pasti di seluruh dunia menginginkan pandemi ini usai dan ingin segera melakukan kegiatan seperti dulu.
Jika pandemi ini berlalu kita akan punya kebiasaan baru yang sebelumnya sering dilakukan, seperti : mencuci tangan dan menggunakan masker kemanapun kita pergi keluar rumah. Supaya pandemi ini cepat usai kita harus menerapkan Iman, Imun dan Aman. Iman ialah kita harus senantiasa berdoa kepada Tuhan supaya menghilangkan pandemi dimuka bumi ini, Imun kita harus memperkuat daya tahan tubuh dengan makanan sehat, olahraga dan vaksin. dan yang terakhir ialah aman dengan cara tidak berkumpul yang meghadirkan banyak orang dan selalu memakai masker. Karena pandemi ini tidak akan usai hanya dengan berandai-andai kita harus tetap bisa menyesuaikan diri dan terus berusaha menjaga protokol kesehatan, supaya bisa melakukan kegiatan yang banyak dirindukan oleh semua orang sampai saat ini juga.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.