Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bahar Sungkowo SPd MPd

GARUDAKU : Konsep Blended/Hybrid Learning yang ASIK-CIAMIK

Guru Menulis | Sunday, 19 Sep 2021, 06:22 WIB
Dokumentasi GARUDAKU dalam penerapan Blended/Hybrid Learning PJJ PTM Terbatas di SMP Internat AlKausar Kabupaten Sukabumi

Pernahkah kita bernyanyi “ Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku. Ku yakin hari ini kita menang.” Tentunya dengan menyanyi lagu ini, semangat Nasionalisme berkobar dan membakar semangat mendukung tim kesebelasan kebanggaan Indonesia yaa. Tapi pernahkan anda semua tahu, bahwa dengan sedikit kreativitas Garuda menjadi inspirasi mencipta strategi pembelajaran di masa pandemi Covid-19.GARUDAKU adalah inovasi yang tercipta dalam menerapkan konsep Blended/Hybrid Learning yang ASIK-CIAMIK.

Ada apa dengan Blended/Hybrid Learning?. Mengapa diterapkan Blended/Hybrid Learning?. Oke dua pertanyaan ini akan dibahas dengan penerapan GARUDAKU dalam aktivitas belajar PJJ dan PTM Terbatas. Menurut Garner dan Oke (2015) Blended/Hybrid learning adalah sebuah lingkungan pembelajaran yang dirancang dengan menyatukan pembelajaran Face to face (tatap muka) dengan pembelajaran online yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penerapan Blended/Hybrid Learning sangat tepat dimasa pandemi Covid-19 dengan sedikit modifikasi pada tatap muka secara terbatas.

Ilustrasi pembelajaran Blended/Hybrid Learning. Sumber Swift Learning Service

Penulis menerapkan Blended/Hybrid Learning dengan platform Google Classroom dengan aplikasi Google meet untuk tatap muka online dengan sinkron serta penugasan dengan asinkron. Saat tatap muka terbatas, guru tetap menggunakan konsep online dalam pengerjaan tugas berkreasi dalam konsep literasi digital. Untuk menjelaskan bagaimana blended/hybrid learning diaplikasikan dengan strategi GARUDAKU dalam pembelajaran IPS PPKn. Berikut penulis akan paparkan strategi GARUDAKU dalam pembelajaran PPKn pada materi Norma dan Keadilan di kelas VII.

1. Penerapan Sub Strategi GA atau Google App dengan konsep Daring atau pembelajaran jarak jauh daring. Guru dan siswa menggunakan aplikasi Google App yakni Google meet. Pada sub strategi ini guru dan siswa menggunakan Google meet untuk sinkron menjelaskan materi Norma dan Keadilan. Siswa mengikuti pembelajaran PPKn dengan PJJ. Guru juga menjelaskan strategi GARUDAKU dalam pembelajaran.PPKn dengan Google site dan evaluasi menggunakan Google Form (Quiz Form).

2. Penerapan Sub strategi RU atau Realitas Ulartangga dengan media ulartangga mengasah pendapat yang berkaitan dengan ralita norma dan keadilan dimasa sekatang dengan pandemi Covid-19. Dalam realitas ular tangga diberikan tantangan kartu-kartu seperti Pesing (pendapat singkat, BDR Bicara dapat hadiah dan lain-lainnya). Temanya sekitar Norma dan keadilan yakni : Glorifikasi artis, tawuran, hedonisme dan lain-lain.

3. Penerapan sub strategi DA atau Dadu Argumen dengan media dadu yang ditempelkan gambar-gambar berkait dengan norma dan keadilan, untuk bahan argument siswa terhadap permasalahan norma dan keadilan. Caranya dengan melempar dadu argument yang berkasus positif dan dadu argument yang berkasus negative. Begitu siswa melihat gambarnya, siswa berargumen.

4. Penerapan sub strategi KU atau Kartu ulasanku menggunakan konsep daring dengan bantuan media roda rolet untuk mengundi kartu dan media Powerpoint untuk wujud kartu digitalnya. Caranya siswa memutar aplikasi roda rolett dalam asinkron google classroom setelah tahu nomor kartu maka siswa membaca isi masalah kartu dan mengomentarinya dibawah kartu pada aplikasi PPTnya.

Adapun penejasan blended/hybrid learningnya adalah : Sub strategi GAKU diterapkan dalam PJJ atau pembelajaran jarak jauh dan RUDA digunakan dalam tatap muka terbatas. Konsep Blended/hybrid learning ini memadukan antara berpikir kritis, berinteraksi dalam bermain dan tentunya gagasan dan ulasan berkait dengan permasalahan norma dan keadilan yang terjadi di masyarakat kita.

Dokumentasi pribadi berkait dengan sub strategi Dadu Argumen yang dimaninkan dalam pembelajaran tatap muka terbatas. Siswa dan guru melakukan prokes ketat dan sudah di vaksin ke 2.

Lalu bagauman dengan akronim ASIK-CIAMIK?. Yaa ASIK-CIAMIK adalah indikator dari strategi GARUDAKU dapat efektif dan efisien dalam pembelajaran PJJ dan TMT, sebagai berikut :

a. Indikator A yakni aktif : siswa aktif dalam melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi GARIDAKU.

b. Indikator S yakni Senang : siswa senang dalam belajar Online ataupun offline dalam PJJ ataupun PTM terbatas.

c. Indikator I yakni inspiratif : siswa terinspirasi dengan berbagai media yang digunakan dan akan mengamalkan ilmu atau informasi yang diberikan.

d. Indikator K yakni Kebangsaan : siswa memiliki jiwa kebangsaan yang kuat dan bangga terhadap negara dan bangsanya.

Sedangkan CIAMIK , untuk mengukur indikator dalam aspek penguasaan strategi GARUDAKU terhadap diri guru yang menimplementasikannya. Adapun indikatornya sebagai berikut :

1. Indikator CI : Cerdas Informatika, dimana guru harus menguasai Cerdas Informasi dengan indikasi aktif browsing informasi, mengetahui tautan atau link dalam mencari informasi dan seorang literat.

2. Indikator AM : Aktif Menulis dimana guru yang menerapkan GARUDAKU memiliki talenta suka menulis dan aktif menulis berbagai artikel hasil pembelajarannya.

3. Indilator IK : Inovatif Kreatif dimana guru harus inovasi dan kreasi dalam Menyusun pembelajaran. Tanpa inovasi dan kreasi dalam pembelajaran maka strategi GARUDAKU tidak akan banyak manfaat. ATM kan Dadu Argumen, Realitas Ulartangga dan Kartu ulasanku sehingga lebih menarik dan menyenangkan.

Setelah diterapkan pembelajaran PPKn dengan materi Norma dan Keadilan dikelas VII, maka didapatkan hasil prestasi belajar siswa diatas KKM dan respon siswa terhadap strategi GARUDAKU sangat positif yang menyatakan pembelajaran PPKn dengan GARUDAKU positif dan ASIK-CIAMIK sebesar 100%

Namun tak ada gading yang tak retak, tak ada strategi pembelajaran yang sempurna. Beberapa kekurangan ditemukan dalam strategi GARUDAKU, yakni sebagai berikut:

1. Saat online dengan Pembelajaran jarak jauh, masih ada saja siswa yang tidak mau menghidupkan kameranya, atau hanya sebentar kemudian mematikan kamera hingga pembelajaran selesai.

2. Saat online dalam PJJ pun, penyelesaikan tugas masih terlambat penyelesaiannya dikarenakan tidak fokus terhadap tugasnya.

3. Dalam pembelajaran tatap muka terbatas, siswa masih kurang serius namun masih bisa diingatkan karena pembelajaran yang terbatas siswa, sehingga guru mudah mengaturnya.

4. Ada beberapa siswa dalam memberikan argument, pendapat realistis dan gagasan masih mengalami kesulitan karena kendala Bahasa (lama di Vietnam) dan kurang bisa menyampaikan pendapat karena malu dan pendiam. Ini diatasi guru dengan memotivasi dan memberi reward.

Demikian pengalaman saya MENCIPTA, menerapkan dan menilai pembelajaran PPKN materi Norma dan Keadilan di kelas VII di semester ganjil 2021-2022. Sebagai guru, penulis merasa puas dan senang dapat berinovasi dan berkreasi untuk pendidikan Indonesia Tangguh dimasa pandemi Covid-19. Wallahu Alam.

Sukabumi 19 September 2021

Bahar Sungkowo SPd MPd

Guru IPS PPKn dan Kewirausahaan SMP Internat AlKausar Kab Sukabumi

Jawa-Barat

HP/WA : 087820994093

#GuruHebatBangsaKuat

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image