Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

3 Giat yang Asyik saat Hardiknas

Eduaksi | Friday, 13 May 2022, 11:09 WIB
Usai Hardiknas 2022 guru-guru SMP Negeri 230 Jakarta berpose (sumber:dokpri)

Setiap kegiatan Hardiknas –apalagi masa prapandemi—selalu riuh dengan ragam giat. Peringatan Hardiknas yang bertujuan merefleksi perjalanan pendidikan hingga kiwari, hendaknya disikapi lebih kreatif.

Berikut tiga giat asyik dalam Hardiknas, yang dapat menginspirasi dilakukan.

1. Upacara Hardiknas

Upacara Hardiknas 2022, tergolong khas. Upacara dilaksanakan dalam dua helat: luring dan daring. Sekolah dan kampus yang dapat melaksanakan upacara Hardiknas secara luring dapat memanfaatkan dengan melanjutkan ke acara Halalbihalal.

Sekolah dan kampus yang memperingati Hardiknas melalui daring, dapat membacakan pidato Mendikbudristek sebagaimana bagian dari tata acara upacara Hardiknas 2002.

Masyarakat luas yang ingin mengapresiasi peringatan Hardiknas bertema: “Pimpin pemulihan, bergerak utuk merdeka belajar” dapat dipirsa melalui kanal youtube Kemendikbud RI https://www.youtube.com/watch?v=PWFH3Yeua3E peringatan Hardiknas dapat diikuti semua pemirsa di belahan mana pun.

2. Debat via virtual

Debat santai dapat dilaksanakan melibatkan banyak guru (foto: dokpri)

Sekolah yang melaksanakan upacara daring melalui Google meet atau zoom meeting dapat mengemas acara ini dengan acara “Debat”. Acara ini tentu akan sangat bermanfaat bagi peserta didik dan mahasiswa dalam mengasah kompetensi nalar kritisnya menyikapi geliat pendidikan terutama sejak Pandemi Covid-19.

Berbagai topik dapat dilontarkan untuk dijadikan ajang debat. Misalnya: “menggali pemikiran Ki Hajar Dewantoro”, “pendidikan demi bangsa yang bermartabat,” dan “merdeka belajar dengan Kuka (Kurikulum Merdeka):

Lomba debat ini pun bisa diadakan oleh lembaga atauinstansi terkait pendidikan atau non-pendidikan, tidak hanya dalam rangka seremnonial.Namun, sebuah pembiasaanbagi ibu dan bapakguru berliterasi.

3. Lomba menulis

Hampir setiap peringatan, semua jenjang sekolah biasanya menggelar kegiatan lomba yang bersifat fisik. Maka, entah apa hubungannya merdeka belajar dengan makan kerupuk, tarik tambang, balap karung yang digantung dengan tangan terikat pula, atau menangkap belut?

Alangkah bijak apabila sekolah membudayakan menulis sebagai hasil peradaban berpikir dan berkomunikasi secara tulisan. Demikian pula aktvitas peserta didik dalam berliterasi. Kelak, para peserta didik saat memasuki bangku kuliah budaya menulis ini akan memartabatkan dirinya sebagai insan akademis.

Flyer Lomba Menulis (sumber: kemendikbud.go.id)

Guru dapat pula dilibatkan dalam lomba menulis. Dengan berlomba, akan terukur kompetensi guru dalam menulis sekaligus pembiasaannya dalam berliterasi. Menulis dan membaca memang sepaket dan itu harus dibudayakan di kalangan guru.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image