Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Perjuangan Seorang Guru Honorer dari Timur

Eduaksi | 2025-04-08 10:41:14

Pernahkan anda mendengar tentang perjalanan terjal melewati hutan dan sungai hanya demi menempuh pendidikan? Mungkin pernyataan ini kita pernah dengar dari celetukan yang biasa diucapkan oleh orang-orang tua dalam upaya mereka supaya bisa ke sekolah dimana mereka harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter. Mungkin untuk kebanyakan generasi saat ini pernyataan itu sudah dianggap tidak relevan bahkan seringkali diremehkan dan dianggap “lebay”. Tapi tahukah kalian, ternyata realitanya hal ini masih sangat relevan dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.

sumber : Kanal Youtube BBC Indonesia

Tidak hanya murid-murid nya saja yang harus menempuh perjalanan begitu jauh demi menuntut ilmu. Bahkan para tenaga pendidik pun harus memperjuangkan hal yang sama demi bisa mentransfer ilmu yang mereka miliki. Sulitnya akses pendidikan dan minimnya perhatian dari Pemerintah untuk mereka yang tinggal jauh dari kemegahan Ibu Kota adalah kenyataan pahit yang harus ditelan oleh banyak saudara kita.

Salah satu tenaga pendidik yang tetap berjuang demi masa depan anak bangsa walaupun terdapat banyak kekurangan adalah Vinsensia Ervina Talumma (32 Tahun). Dilansir dari BBC News Indonesia beliau adalah seorang Guru honorer yang mengajar di Kampung Wairbukang, Nusa Tenggara Timur. Bukan perkara mudah bagi Ibu Guru untuk bisa sampai ke Sekolah tempat ia mengajar. Perjalanan melewati hutan dengan kondisi tanah yang terjal serta melewati Sungai. Tidak adanya akses Jalan yang bisa dilewati oleh kendaraan sehingga membuatnya harus berjalan sejauh 6 KM setiap hari untuk pergi mengajar.

Penghasilan Ibu Guru Vinsensia pun tidak bisa dikatakan besar. Sebagai guru honorer dirinya hanya mendapatkan upah Rp300.000,00 setiap bulannya, Rp150.000,00 dari komite dan Rp150.000,00 dari BOS. Sangat jauh dari kata layak apabila kita melihat pengorbanan yang dirinya lakukan demi mencerdaskan anak-anak bansa di daerahnya.

“Tapi mau bagaimana lagi, demi anak-anak tugas tetap kami jalankan seperti biasanya.” Dikutip dari wawancara eksklusifnya dengan BBC yang disiarkan di kanal youtube BBC pada tanggal 8 Maret 2025, begitulah tanggapan yang diberikan saat ditanya mengenai beratnya perjuangan beliau yang selalu bekerja secara maksimal dan dan tetap loyal akan tugasnya sebagai seorang Guru. Kelas yang diajarnya merupakan Sekolah Jarak Jauh dari SDK 064 Watulaba, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Walaupun keadaan sekolah tempatnya mengajar juga sangat mengkhawatirkan. Tidak ada bangunan permanen, hanya tiang-tiang dan atap yang dibuat seadanya dari kayu dan berlantaikan tanah yang dulu dibuatkan oleh Mahasiswa KKN di Desa tersebut. Sangat jauh dari kata layak untuk sebuah ruang kelas. Walau begitu semangat para siswa dan guru yang mengajar di sana sangat tinggi.

Walau peluh lelah perjalanan yang harus dilalui, pelayanan yang beliau berikan kepada siswanya selalu prima, layaknya implementasi nilai “berorientasi pelayanan” dalam core values ASN BerAKHLAK. Beliau sangat bertanggung jawab dan berintegritas tinggi serta disiplin dalam mengemban tugas sebagai pencerdas bangsa layaknya nilai “akuntabel” dalam core values ASN BerAKHLAK yang dedikasinya yang begitu tinggi itu sudah sepantasnya mendapatkan apresiasi yang layak dari Pemerintah.

Pada akhir wawancaranya dengan reporter BBC News Indonesia Bu Guru Vinsensia mengucapkan dengan nada penuh harap “Harapan saya terhadap pemerintah, kami mohon bantunnya, terkhusus untuk kelas jauh ini. Kalau bisa bantulah kami dengan bangunan sekolah yang layak, memperhatikan kebutuhan para murid, kalau bisa membantu menyediakan alat tulis.”

Besar sekali harapan Bu Guru Vinensia dan murid-muridnya, serta mungkin harapan Guru-guru dan murid-murid lainnya yang harus bersekolah di sekolah yang jauh dari kata layak akan perhatian serta bantuan dari Pemerintah supaya kualitas Pendidikan di Indonesia lebih diperhatikan lagi untuk saat ini dan kedepannya

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image