5 Cara Mengatasi Anxiety
Eduaksi | 2022-05-12 19:49:01(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag guru SKI di MTsN 2 Garut)
Pernahkah anda merasakan tidak karuan saat mengingat sesuatu atau seseorang?. Pernahkah anda mengalami kekacauan emosi yang membingungkan?. Yang terlintas di kepala dengan yang ada di dalam hati tidak selaras, tidak harmonis, bahkan berbenturan. Bukan kemarahan, bukan pula kesedihan, melainkan sesuatu yang terpendam yang tidak bisa diluapkan kepada siappapun. Perasaan khawatir berlebih, tegang, takut terhadap sesuatu.
Berbicara salah, diam pun salah. Lantas apakah perasaan yang mengganggu itu perlu dibawa ke psikiater?. Atau cukupkah berbicara dengan Tuhan saat kita sedang beribadah?. Bukankah kita sebagai manusia tidak disarankan untuk terlalu percaya atau bersandar pada manusia?.
“Bicarakanlah dengan orang yang anda percaya”, kalimat ini salah satu saran agar beban rasa yang kita miliki menjadi lebih ringan. Namun, pada akhirnya sesuatu yang sangat privacy dan aib ternyata tidak bisa sembarangan dibicarakan dengan manusia. Pernahkah anda mendapatkan masalah seperti ini?
Berikut ini 5 Cara untuk Mengatasi Anxiety:
1. Tarik Nafas
Tarik napas dalam-dalam 10 kali. Brian Knutson, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Stanford University, mengatakan pernapasan sebenarnya dapat membantu Anda mengembalikan keseimbangan antara sistem saraf parasimpatis (atau restoratif) dan parasimpatis (pertempuran) saat ada pada situasi stres.
Bernapas secara teratur telah terbukti menurunkan tekanan darah. Dengan bernapas dalam-dalam, tubuh melepaskan endorfin. Ini adalah stimulan dan pereda nyeri alami. Hormon ini juga bisa membuat otot lebih rileks.
2. Sebut Nama Tuhan
Ingatlah selalu kepada Allah SWT. Berdoa dan meminta kepada Sang Pencipta. Selain itu, bisa juga dengan membaca doa di bawah ini yang terkandung dalam Al-Qur'an Surah Ar Rad, ayat 28 yang artinya “Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
Dzikir juga merupakan cara menghilangkan perasaan yang mengganggu menurut Islam. Dzikir adalah kegiatan umat Islam untuk menyebut nama Allah SWT. Setiap muslim harus selalu mengingat Allah dalam berdzikir. Selain memuja kebesaran Allah SWT, dzikir juga bisa menenangkan hati dan pikiran.
Dzikir adalah salah satu psikoterapi yang paling efektif diterapkan pada jiwa manusia. Dengan membaca dzikir, hati akan lebih tenang dan depresi akan terhindar.
3. Cari Tempat Sunyi
Menurut psikolog kognitif Pierce Howard dalam bukunya “The owner’s Manual of The Brain”, pergilah ke suatu tempat di mana anda memiliki privasi dapat menjadi cara terbaik untuk menenangkan pikiran anda. Pierce Howard menyarankan untuk pergi ke kamar mandi dan tinggal di sana sendirian selama beberapa menit. Jika anda di rumah, pergilah ke kamar tidur anda atau ke tempat di mana anda merasa nyaman.
Berada di tempat yang sunyi dan tenang ternyata bisa berdampak pada kesehatan fisik karena bisa menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh. Selain itu, diam juga bisa melepaskan ketegangan di otak sehingga membuat tubuh lebih nyaman. Dalam keheningan, otak akan lebih mampu menurunkan pertahanan sensoriknya dan memulihkan beberapa sel otak yang rusak karena bekerja dengan suara berfrekuensi tinggi.
4. Menangislah
Meski terlihat lemah, ternyata menangis memiliki manfaat bagi kesehatan. Sebaliknya, pria yang menahan diri untuk tidak menangis dalam situasi tertentu lebih cenderung menarik perasaan terhadap orang yang mereka cintai. Mereka juga berusaha melampiaskan emosinya dengan alkohol dan obat-obatan. Lantas bagaimana dengan perempuan?
Menangis bermanfaat untuk membuat perasaan menjadi lebih tenang, mengeluarkan perasaan yang tidak bisa diungkapkan, mengeluarkan emosi yang terpendam, membantu melalui proses berduka, meredakan rasa sakit, melindungi kornea mata, membersihkan bulu mata, membantu membersihkan hidung, dan mengeluarkan racun dalam tubuh.
5. Tersenyumlah
Tersenyum dapat meningkatkan imun, menenangkan pikiran, meningkatkan aktivitas mental, menyehatkan jantung, membuat anda awet muda. Saat tersenyum anda terlihat lebih bahagia. Orang yang sering tersenyum disukai dan dianggap lebih menarik daripada mereka yang tidak sering tersenyum. Ini adalah cara mudah untuk memulai dan membangun hubungan dengan orang lain.
Tersenyum dapat memicu berbagai hormon di otak. Seperti dopamin, endorfin, dan serotonin. Hormon ini juga dikenal sebagai hormon bahagia karena dapat menenangkan sistem saraf, menurunkan detak jantung, dan menurunkan tekanan darah. Dopamin memberikan energi dan motivasi, endorfin menghilangkan rasa sakit dan menciptakan perasaan euforia, dan serotonin dapat meningkatkan mood.
Daftar Pustaka
Kartini Kartono dan Dali Galo, kamus Psikologi Cet, I; Bandung : CV. Pionir Jaya, 2000.
Aidh Al-Qarni, Tsalasuna Sababah Li As-Sa’dah diterjemahkan oleh Muhammad bin Qusry dengan judul, Tips Bahagia Dunia Akhirat Cet. III; Solo: Pustaka Arafah, 2005.
Amin An-Najr, Mengobati Ganguan Jiwa Cet. I; Jakarta: PT. Mizan Publika, 2004
Biodata
Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 1 buku solo, 18 buku antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 45 artikel (Oktober 2021 - Mei 2022). Blog : http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email : [email protected]. Whatsapp : 081322292789.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.