Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kristina Jessica

Kotak Impian Ketika Pandemi Hilang

Lomba | Friday, 10 Sep 2021, 20:55 WIB

Dari berbagai dampak pandemi yang seringkali diberitakan seperti aspek ekonomi, pendidikan, dan kesehatan fisik, ada dampak yang sering terlupakan oleh banyak kalangan, yaitu kesehatan mental. Permasalahan kesehatan mental ini dipicu oleh perubahan aktivitas dimana tidak semua orang dengan mudah beradaptasi dengan keadaan. Selain kesulitan beradaptasi, terus menerus mendengar berita orang yang meninggal menyebabkan dampak psikologis seperti rasa kehilangan maupun kecemasan bahwa diri sendiri atau orang terdekat bisa saja meninggal karena covid. Lebih parahnya lagi keadaan tersebut dapat menyebabkan paranoid. Kondisi psikologis yang menurun dapat menyebabkan orang lebih sensitif terhadap lingkungan sekitar. Yang terburuknya adalah terjadinya kekerasan baik secara langsung maupun online. Akibat dari kekerasan itu sendiri adalah trauma dan permasalahan mental lainnya.

Kesehatan Mental Selama Pandemi, Ilustrasi. Sumber : Republika.co.id

Salah satu cara penghilangan trauma memanglah pergi ke jasa pelayanan kesehatan mental. Tetapi, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengunjunginya, salah satunya takut tertular atau menularkan virus ke orang lain saat ke rumah sakit ataupun klinik. Ada opsi jasa pelayanan kesehatan mental berbasis online, namun untuk sebagian orang konsultasi secara online bukanlah solusi terbaik. Faktor penyebabnya adalah masalah sinyal, atau kurangnya koneksi antara pasien dan fasilitator. Muncullah pertanyaan dari berbagai pihak, apakah yang akan terjadi apabila pandemi ini hilang dari muka bumi? Apa saja yang akan dilakukan?

1. Konsultasi Menggunakan Jasa Pelayanan Kesehatan Mental

Konsultasi Psikologi, Ilustrasi. Sumber : Republika.co.id

Salah satu hal yang akan terjadi ketika pandemi telah pergi adalah orang-orang akan semakin berani untuk datang ke fasilitas kesehatan mental secara langsung. Ketika mereka sudah sangat lelah dengan kondisi mentalnya akibat pandemi yang terus menerus menguras energi secara fisik dan psikis, mereka akan langsung konsultasi untuk mendapat penanganan terbaik. Semua aktivitas akan terasa ringan apabila aktor yang menjalaninya mengalami tekanan yang rendah. Karena itu, konsultasi ke fasilitas kesehatan mental akan menjadi prioritas pertama setelah pandemi berakhir.

2. Bertemu teman secara tatap muka

Teman Pria, Ilustrasi. Sumber : Republika.co.id

Secanggih apapun teknologi, tetap tidak akan bisa menggantikan rasanya bertemu langsung dengan kawan. Bagi sebagian orang, bertemu dengan seseorang bukan hanya sekedar berbincang-bincang dan tertawa, tetapi mengamati perilaku seseorang secara langsung lewat gestur tubuh secara keseluruhan dan suasananya. Ketika berbincang lewat telepon atau video call, kita hanya bisa menangkap nada suara dan mimik wajah, kemungkinannya kecil untuk melihat gestur tubuh. Hal-hal sederhana seperti menepuk pundak atau berjabat tangan tidak mungkin dilakukan secara daring. Teruntuk teman yang hanya berbincang lewat sosial media dan/atau media pertemuan daring lainnya, mereka lebih bisa mengenal sifat dan personalnya secara langsung, yaitu ketika mereka berbincang secara tatap muka. Karena itu, bertemu langsung merupakan solusi terbaik untuk berkomunikasi secara lebih dekat dengan teman-teman.

3. Memperbaiki hubungan dengan pasangan

Pasangan, Ilustrasi. Sumber: Republika.co.id

Bagi orang yang memiliki kekasih jarak jauh, bertemu dengan kekasih juga menjadi agenda utama. Menjalani hubungan jarak jauh bukanlah hal yang mudah, terutama ketika terpisah juga oleh zona waktu yang ekstrim. Kesibukan pasangan di tempat yang berbeda tanpa sempat memberi kabar rawan menjadi miskomunikasi. Apalagi ketika bahasa cinta kedua pasangan mengharuskan mereka harus bertemu secara langsung, hal itu tentu sangat menyulitkan ketika harus berhubungan jarak jauh. Dengan bertemu langsung, pasangan bisa lebih memperbaiki hubungan dan menikmati momen bersama secara langsung.

4. Berwisata

Pantai, Ilustrasi. Sumber : Republika.co.id

Berwisata ke luar kota menjadi salah satu hal yang akan dilakukan ketika pandemi usai. Seperti yang diketahui bahwa semenjak pandemi, transportasi umum antar kota memiliki regulasi yang cukup ketat. Selain itu, tempat wisata juga tutup semenjak pandemi demi menghindari kerumunan. Orang-orang tidak bisa berlibur untuk melepas penat, terutama untuk orang yang senang berwisata ke luar kota. Bagi mereka, wisata ke luar kota akan menjadi rencana prioritas setelah pandemi berakhir.

Pandemi memang merubah segala tatanan kehidupan, dan tidak semua orang siap dengan itu. Ada opsi seperti konsultasi dengan jasa pelayanan kesehatan mental secara online, namun bagi sebagian orang cara itu kurang efektif. Jadi, hal yang akan dilakukan apabila pandemi berakhir adalah melakukan konsultasi ke fasilitas kesehatan mental secara langsung, bertemu teman atau pasangan secara langsung, serta berwisata. Hal tersebut dilakukan demi memperbaiki dampak kesehatan mental selama pandemi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image